Keheningan menyeruak ketika Chanyeol dan Baekhyun kembali menaiki bis untuk perjalanan pulang. Masih di balut seragam, keduanya tampak sedikit mencolok di kerumunan orang-orang berjas hitam dan baju seragam kerja. Chanyeol melirik Baekhyun, namja kecil itu masih menatap ke luar jendela semenjak mereka menaiki bis.
Chanyeol memutar badannya sedikit sehingga ia bisa melihat sisi samping wajah Baekhyun. Ia tersenyum dan menopang kepalanya pada sandaran kursi. Baekhyun menoleh pelan, lalu terheran ketika mendapati namja tinggi itu menatapnya.
"Kenapa kau menatapku?"
"Hanya ingin." Jawab Chanyeol.
"Tsk," Baekhyun memalingkan wajahnya sembari menyembunyikan wajah merahnya. "Hentikan."
"Tidak mau. Kau cantik sekali."
Baekhyun mendelik, "Aku bukan bahkan yeoja!"
"Aku ingin menciummu."
"Yak!" Baekhyun mendesis. Chanyeol mengeluarkan kekehan menyebalkannya dan menjulurkan lidahnya ke arah Baekhyun. Meski terkadang, Baekhyun terlihat sangat muram dan pendiam, ia akui namja itu sangatlah lucu jika digoda.
"Sudah sampai. Ayo turun." Baekhyun menyelip di antara lutut Chanyeol dan berjalan menuju pintu. Chanyeol masih tersenyum dan mengikuti langkah Baekhyun. Namja kecil itu berjalan dua meter lebih dahulu di banding dirinya.
Chanyeol tetap mengikuti Baekhyun dari belakang selama beberapa saat. Di tengah kerumunan orang-orang, Chanyeol bertanya-tanya apa yang membuat Baekhyun masih sangat berbeda di matanya. Bahkan ketika Baekhyun tidak menoleh ke belakang sekalipun, ia tetap terlihat berbeda.
Baekhyun terhenti, lalu membalik badannya. Chanyeol menatapnya bingung sebelum namja kecil itu membuka suara.
"Aku lupa mengembalikannya." Baekhyun menunjuk seragamnya. "Pemiliknya pasti kebingungan."
"Tak apa. Kau boleh mengembalikannya besok, kan?"
Baekhyun tersenyum, mengangguk setelahnya. Sekarang mereka berjalan berdampingan, dengan keduanya berusaha menatap ke arah lain dan diam-diam tersenyum.
Di balik tiang sponsor beberapa meter di depan mereka berjalan, seorang pria melirik keduanya dengan mulut dan hidung yang tertutup masker. Tangannya menyelinap kedalam saku untuk meraih sesuatu yang berbau tajam. Lalu tangan satunya mengeluarkan selembar foto, tersenyum miring ketika melihat targetnya. Dengan sekali gerakan tenang, ia berjalan menuju Baekhyun dan Chanyeol.
Ia menggenggam erat pisau lipat di tangannya, sebelum mengambil ancang-ancang dan berlari dengan cepat melewati Baekhyun. Tak lupa, sebelumnya ia menggoreskan pisau tersebut ke lengan Baekhyun membuat namja kecil tersebut mengaduh. Ia berlari menjauhi keduanya dan menoleh untuk memastikan Baekhyun benar-benar terluka.
"Ah!" Baekhyun menggenggam erat bagian lengannya yang terluka. Chanyeol terbelalak, segera merampas lengan Baekhyun. Ia menatapnya selama satu detik lalu mengeraskan rahangnya. Ia melihat ke arah belakang, arah lelaki itu berlari dan bersiap untuk mengejarnya sampai ia rasakan Baekhyun menahannya.
"Tidak usah," Baekhyun bergidik ketika darahnya kini menetes hingga ke pergelangan tangannya. "Aku tak apa."
"Dia melukaimu!" Teriak Chanyeol. Chanyeol bisa merasakan sebuncah perasaan panas yang kini menyelimuti dadanya. Tangannya masih tergenggam erat tangan Baekhyun, dan wajah namja kecil itu tampak kesakitan. "Ayo kita lapor pada polisi."
"Tidak perlu. Ini hanya goresan."
"Lalu kalau dia menusukmu, kau akan tetap diam? Kau akan tetap diam sampai ia membunuhmu?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[ChanBaek] Take You Home
FanfictionBaekhyun adalah CEO perusahaan design muda berumur 23 tahun, Chanyeol adalah murid berumur 18 tahun dengan IQ tertinggi disekolahnya namun sangat suka membolos. Karena sesuatu terjadi pada keluarga Chanyeol, ayah Baekhyun memutuskan untuk menerima C...