9. Lips

30.6K 2.8K 607
                                    

BAEKHYUN POV

"Apa pentingnya bagimu?"

Aku terdiam menatap Chanyeol yang balik menatapku datar. Nada bicaranya sama sekali tidak mengisyaratkan bahwa ia bersalah. Jelas-jelas ia bersalah. Ia tidak seharusnya pulang selarut ini.

"Kau pulang larut, Chanyeol."

"Aku bertanya apa hal itu bahkan penting bagimu." Chanyeol menghela nafas berat, "Baekhyun, aku lelah. Dan aku ingin tidur."

"Tidak sebelum kau menjelaskannya padaku."

Aku jelas bisa melihat raut kusamnya dan entah mengapa perasaanku berubah tidak nyaman. Bagaimanapun aku bertanggung jawab atas dirinya selama ia berada disini. Namun berlum sampai sebulan, ia sudah pulang larut dua kali, dan aku tidak tahu kemana ia pergi.

"Kalau begitu setidaknya hubungi aku ketika kau berada di luar bersamanya. Kenapa kau hanya peduli ketika aku pergi, bukannya aku hanya seorang pengganggu di hubungan kalian?"

"Chanyeol,"

"Aku mungkin tidak dewasa, atau lebih tepatnya belum. Aku sengaja berkata jujur padamu tentang perasaan aneh yang kualami ketika mabuk, tapi, Baekhyun, kau berpura-pura tidak mendengarnya. Katakan aku gila, tapi jika aku terus menunggumu seperti ini mungkin aku akan semakin, semakin menyukaimu."

Mata Chanyeol memerah, tapi dia berusaha mengalihkan pandangannya agar tidak bertemu dengan mataku. Ia menunduk dalam, entah kemana pikirannya melayang. Dan saat itu aku benar-benar tidak tahu apa yang harus kukatakan, bahkan satu kata pun tidak terpikirkan.

"Selamat malam, Baekhyun." Tutupnya sebelum masuk ke dalam kamarnya dan meninggalkanku terpaku di depan kamarnya dengan sejuta pikiran di kepalaku. Yang jelas, aku sangat ingin menggedor pintu di depanku dan berhambur masuk ke dalamnya. Entah apa yang akan kulakukan, aku tidak suka mengetahui fakta bahwa ia terluka.

Terlebih karenaku.

.

AUTHOR POV

Hari ini hari minggu. Chanyeol mengerang di ranjangnya sendiri lantaran melampiaskan aura paginya yang merebak. Ia merentangkan kedua tangannya dan bangkit dari ranjangnya.

Baekhyun sedang membaca buku ditemani secangkir kopi ketika Chanyeol melangkah keluar dari kamarnya. Mata mereka berdua bertemu sebelum Chanyeol buru-buru beralih ke dapur untuk mengambil air. Seketika Chanyeol teringat dengan perdebatan kecilnya dengan Baekhyun semalam, dan saat itu juga pipinya memerah.

"Punyamu."

Chanyeol berbalik dan tiba-tiba saja sudah melihat Baekhyun berdiri di radius setengah meter di depannya. Ia tersentak dan mundur selangkah lantaran kaget. Di tangan Baekhyun terdapat sebuah ponsel, dan ada sebuah panggilan masuk dari Yifan. Chanyeol mengambil ponsel tersebut dan mengangkat telepon.

"Halo?"

"..."

"Aku tidak sibuk." Chanyeol meneguk airnya lantaran gugup. Pasalnya, Baekhyun tidak beranjak dari tempatnya meski ponsel itu sudah berada di dekat telinga Chanyeol.

"Aku akan menemuimu. Kau dimana?"

Chanyeol nyaris menyemburkan air di bibirnya ketika Baekhyun merebut ponselnya paksa dan mematikan sambungan secara tiba-tiba. Mata bulatnya semakin melebar, menuntut penjelasan.

"Temani aku di rumah." Kata Baekhyun, "Seharian."

Dan Chanyeol bersyukur karena saat itu tidak ada makanan di mulutnya. Jika ia, mungkin tubuhnya sudah berbaring di ranjang ambulan lantaran tersedak. Baekhyun memasukkan ponselnya ke saku celananya dan berbalik meninggalkan Chanyeol di dapur.

[ChanBaek] Take You HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang