24. What About My Feeling?

23.8K 2.2K 183
                                    

AUTHOR POV

Luhan tersenyum pada Sehun ketika ia sudah berada di depan pintu, hendak meninggalkan rumah Sehun. Sang pemilik rumah mengikutinya dari belakang dan rautnya sedikit muram, atau mungkin hanya perasaan Luhan saja, ia tidak tahu.

“Aku pulang, Sehun.”

Sehun mengangguk dengan enggan. “Kau tidak bisa tinggal lebih lama?”

Luhan tertawa kecil, “Tidak. Kyungsoo akan mengkhawatirkanku.”

Sehun terdiam ketika Luhan memakai kembali sepatunya, sedikit kesusahan ketika syal yang ia pakai sesekali jatuh menghalangi penglihatannya.

“Aku akan mengantarmu.” Sehun hendak berbalik untuk mengambil kunci mobilnya, namun di tahan oleh Luhan.

“Aku bisa pulang sendiri, Sehun.”

“Aku ingin mengantarmu. Apa itu juga tidak boleh?” Sehun memaksa. Luhan tampak berfikir sejenak, bukan ia tidak mau menerima bantuan Sehun, hanya saja ia tidak ingin merepotkan namja di depannya. Namun, jika Sehun memaksa seperti ini, apa boleh buat?

Luhan menghela nafas panjang sebelum mengangguk. “Baiklah.”

Luhan berbalik sebelum melihat ekspresi cerah Sehun yang sekarang mengekorinya menuju teras. Saat Sehun berjalan ke garasi, ponsel Luhan tiba-tiba berdering dan mata Luhan berbinar ketika melihat nama pemanggil.

“Kyungsoo!” Jeritnya senang. Ia lalu tersadar menjerit terlalu keras dan merutuk dirinya sendiri. Ia bukanlah anak kecil lagi, dan berteriak seperti itu pada sepupunya pasti akan membuatnya tampak kekanakan.

“Hei, Luhan,” Kyungsoo terdengar sedikit kesusahan di sana, sesekali Kyungsoo mengerang dan itu membuat Luhan menegang. “Kau sedang apa, Kyung?”

“Ceritanya panjang.” Lalu terdengar bunyi ‘bang’ cukup keras membuat Luhan semakin mengkerutkan dahinya. “Hei, Luhan, aku tidak akan pulang hingga malam, oke?”

“A-apa? Kenapa?”

Luhan mendengar suara tidak mengenakkan dari seberang sana, lalu ia mendengar Kyungsoo mengumpat dengan suara cukup keras. Luhan berasumsi bahwa Kyungsoo menjatuhkan ponselnya, jadi ia menunggu lebih lama.

“Aku akan... ugh, bercerita nanti.”

Dan sambungan terputus begitu saja. Luhan termenung kaget menatap layar ponselnya, sampai ia rasakan sentuhan Sehun di bahunya. Ia reflek menoleh.

Sehun menatapnya dengan tatapan penuh tanda tanya, namun pikirannya masih di penuhi oleh Kyungsoo. Luhan benar-benar benci berjauhan dengan Kyungsoo, apalagi jika Kyungsoo tidak berada di sekitarnya. Luhan takut terjadi apa-apa padanya selama Kyungsoo pergi.

“Hei, Sehun,”

Luhan menelan ludahnya. “Boleh aku tinggal hingga malam?”

.

Luhan tidak tahu kapan dan bagaimana waktu bisa berlalu begitu cepat ketika ia bersama Sehun. Ia bersumpah ia merasa mengangkat telepon darurat dari Kyungsoo sejam yang lalu, tapi sekarang waktu menunjukkan pukul delapan malam dan jelas-jelas ia berbicara dengan Kyungsoo empat jam yang lalu.

Tidak ada tanda-tanda Kyungsoo menelpon, dan ia sudah berada di ambang lelah merasa gugup seharian. Berada di dekat Sehun seharian membuat jantungnya lelah secara fisikal lantaran aura namja itu yang menurutnya terlalu kental hingga membuatnya merasa panik namun di campur sensasi aneh yang baru ia rasakan akhir-akhir ini.

Luhan menoleh ke samping dan menemukan Sehun terduduk di atas lantai dengan album foto yang ia pangku. Sehun tampak serius membalik halaman album foto tersebut dengan senyum yang sesekali terbentuk di bibirnya. Luhan mendekat, lalu duduk di samping Sehun.

[ChanBaek] Take You HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang