54. Final [Private]

44.5K 2.4K 818
                                    

AUTHOR POV

Kim Jungkook tersenyum miring ketika mendengar suara pelatuk pistol tertarik dari dalam gedung. Ia menyenderkan tubuhnya dengan santai ke kursi mobil sedannya, melipat tangannya. Sedangkan supirnya hanya bisa meremas setir dengan was-was, mulai menyadari dimana ia berada. Di tempat dimana satu nyawa tidak lagi berharga. Aura dingin yang kental khas bosnya mendominasi atmosfer, bahkan ketika sosok Mr. Choi datang dari dalam gedung diikuti Ren, anaknya. Hanya mereka berdua, yang berjalan ke samping mobil Jungkook, mengetuk kaca belakang mobil sebelum memberi hormat sedalam sembilan puluh derajat.

Jungkook mendesah pelan dan membuka pintu mobil, keluar dari sedan dan berdiri didepan Mr. Choi dan anaknya. Ketua mafia itu berdiri tegak di depannya dengan wajah datar, namun wajah anaknya berkata lain. Ekspresi Ren seperti ekspresi orang yang baru saja melihat kematian, dan Jungkook kembali mengembangkan senyum dinginnya.

"Sudah kau lakukan?"

Mr. Choi mengangguk pelan dua kali.

"Katakan dengan benar."

"Y-Ya. Sudah kulakukan."

Tepat setelahnya, sebuah ujung pistol dari tangan Jungkook mendarat di pelipis kiri Mr. Choi. Itu membuat Ren tersentak dan menutup mulutnya horor. Sedangkan ayahnya hanya memejamkan matanya, tidak melakukan apapun selain mengepalkan tangannya.

"Bodoh. Kau pikir kau bisa membodohiku?" Jungkook mengeraskan rahangnya. "Aku bisa membedakan mana suara pistol tanpa peluru dan mana yang tidak!"

Sepersekian detik kemudian, terdengar bunyi pelatuk yang ditarik dan sebuah peluru meluncur dari ujung pistol tersebut. Mr. Choi memejamkan matanya kuat, namun tidak ada yang datang. Tidak ada rasa sakit, hanya suara tubuh yang ambruk di belakangnya. Hal itu selesai diproses otaknya satu detik kemudian, ia membuka matanya cepat dan menoleh ke belakang... menemukan tubuh Ren yang tergeletak ditanah, mata masih terbuka lebar namun disekitar kepalanya terdapat genangan darah yang mengucur dari kepalanya. Ren tertembak.

Sebelum ia bergerak, ujung pistol itu kembali tertanam di pelipis kirinya. Dengan mata merah membara ia membalas tatapan Kim Jungkook, kepalan tangannya bergetar begitu juga rahangnya yang mengeras hebat. Untuk apa ia hidup jika tidak ada Ren? Anak itu adalah satu-satunya alasan dirinya untuk bertahan. Jika tidak ada Ren, ini semua benar-benar tidak ada gunanya.

Jadi ia melakukan apa yang seharusnya ia lakukan. mengayunkan tangannya kebelakang dan menyelupkan itu ke sakunya, meraih benda yang seharusnya ia raih, dan menanamkan ujungnya di pelipis kiri Kim Jungkook. Posisi yang imbang kini dialami keduanya, saling berhadapan dan saling menanamkan ujung pistol satu sama lain. Mereka saling menatap tajam sebelum sebuah senyuman terkejam nampak dari bibir Mr. Choi.

"Kita yang memulainya, kalau begitu mari kita akhiri."

Setelah terdengar bunyi pelatuk yang tertarik, hanya supir Kim Jungkook lah yang menjadi saksi semuanya. Pegawai yang bergetar itu menatap horor pada pemandangan didepannya. Baik bosnya maupun Mr. Choi dan anaknya sama-sama terbaring di tanah yang dingin dan basah, tiga buah genangan darah terbentuk dari tiga kepala yang ada, enam mata itu tidak tertutup dan satu-satunya nafas disana adalah nafas sang supir. Hanya satu nafas... dari empat orang.

.

Mereka berenam berlari sekuat tenaga mereka. Tidak ada gedung, tidak ada jalan maupun aspal. Yang ada hanya hutan, pepohonan dan batu. Kegelapan malam sama sekali tidak membantu. Namun kaki-kaki mereka terus mengayuh, saling berpegangan tangan dan menarik satu sama lain untuk berlari lebih cepat. Entah sudah berapa batu yang mereka sandung, berapa goresan luka yang mereka dapat dari dedaunan yang tajam, untuk kali ini semua hal itu mereka kesampingkan.

[ChanBaek] Take You HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang