AUTHOR POV
Ternyata, dugaan Luhan sangat salah. Tak ia sangka, dirinya tertidur lelap dua menit setelah ia mencoba memejamkan mata. Ketika ia bangun, seluruh tubuhnya meriang selama beberapa detik sebelum akhirnya benar-benar sadar. Ia merentangkan tubuhnya kuat, memuji matras empuk yang menyambut keadaan sadarnya pertama kali.
Hal kedua yang Luhan rasakan adalah aroma cokelat manis yang merebak ke hidungnya. Ia membuka mata, merasa cukup dengan tidur manisnya. Ia pun teringat pada seseorang, yang membuatnya seketika terkejut. Ia mendudukkan diri terlampau cepat, lalu mengerang setelahnya.
Tak ada sosok Sehun di manapun. Kamar itu kosong, tidak ada siapapun selain dirinya. Luhan menoleh ke nakas dimana disana terletak sebuah cangkir cokelat manis dan sebuah note yang tertempel di badan cangkir.
Kuharap tidurmu baik. Maaf, aku harus pergi bekerja. Jika kau sudah bangun, turunlah ke bawah untuk memakan sesuatu. Taemin sudah mempersiapkan sesuatu untukmu. -Sehun
Pipi Luhan memanas mengetahui fakta bahwa Sehun bahkan menyiapkan sesuatu untuknya. Meski pun bukan ia sendiri yang turun tangan. Ia juga terfokus selama beberapa detik terhadap tulisan tangan Sehun, yang baginya sangat indah.
Luhan mengusir imajinasi di otaknya sebelum itu berjalan lebih jauh. Ia menyibak selimut yang menutupi setengah badannya (berusaha keras untuk tidak mengingat bahwa Sehun lah yang memasangkan selimut itu ke badannya) lalu berjalan dengan pelan menuju lantai bawah.
Luhan tidak menemukan siapapun di lantai bawah selain seorang namja denga rambut pirang yang asik berkutat dengan gelas-gelas di balik minibar. Lelaki itu menyadari kehadiran Luhan, dan melambai ke arahnya, mempersilahkan Luhan untuk duduk di salah satu kursi.
"Lee Taemin." Lelaki itu tersenyum. "Siapa namamu, manis?"
Luhan nyaris menjatuhkan rahangnya. Lelaki di depannya ini bahkan jauh lebih 'manis' di bandingkan dirinya. "Xi Luhan."
"Rusa." Taemin tersenyum manis menampakkan giginya. "Rupanya ada seorang rusa yang sedang lapar. Kau ingin kubuatkan sesuatu?"
"Uh... kupikir kau sudah mempersiapkannya? Itu tertulis di note." Luhan memeriksa kembali note Sehun, dan itu membuat Taemin tertawa.
"Kudengar dari Sehun, kau adalah orang yang penuh kecurigaan. Jadi aku tidak berani memasak apapun, atau menyiapkan apapun. Aku ingin mempersiapkannya di depanmu secara langsung, karena aku ingin kau percaya pada kami."
Perkataan Taemin membuat Luhan tersenyum miris. Entah mengapa ia merasa sedikit menyesal karena bertingkah terlalu tegas dan ketat. Padahal, sejauh ini, tidak ada hal membahayakan yang Sehun lalukan.
"Kalau begitu, aku ingin sandwich." Luhan tersenyum tipis. "Jangan ada acar."
Taemin mengangguk pelan dan merunduk dalam, mungkin mengambil peralatan. Dalam beberapa menit, semua bahan sudah terjajar rapi di atas meja dan Taemin mulai menggulungkan bajunya sebatas siku. Luhan mengamati gerakan Taemin yang entah bagaimana terlihat sangat teratur dan admirable, apalagi ketika Taemin mengoleskan margarin dengan manisnya ke seluruh permukaan panci datar.
"Kau pasti orang yang sangat penting bagi Sehun." Ujar Taemin tiba-tiba.
"Y-Ya? Ah... kupikir tidak begitu."
"Ia bahkan tidak pernah membawa Baekhyun ke kamar pribadinya. Atau lebih tepatnya, kamar yang kau tiduri dengannya semalam." Taemin berkata datar seolah itu bukan hal yang salah. Ia mulai merebus daging, membuat bunyi ribut karena perpaduan antara daging dan margarin panas.
"...siapa?"
"Baekhyun. Byun Baekhyun. Kekasih Sehun."
Sekali lagi nada datar Taemin membuat Luhan ingin memundurkan langkah ke belakang. Sempat terbesit sebuah perasaan kecewa di hati Luhan ketika ia mengetahui bahwa ternyata Sehun mempunyai kekasih. Dan itu membuatnya memikirkan namja itu lebih jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ChanBaek] Take You Home
FanfictionBaekhyun adalah CEO perusahaan design muda berumur 23 tahun, Chanyeol adalah murid berumur 18 tahun dengan IQ tertinggi disekolahnya namun sangat suka membolos. Karena sesuatu terjadi pada keluarga Chanyeol, ayah Baekhyun memutuskan untuk menerima C...