[This is a long chapter. Ussually I wrote about 2.000words in a chapter, but from now on, I'll wrote 5.000words per chapter. Enjoy!]
AUTHOR POV
Kyungsoo berhasil membuat dua panggilan sebelum ambulan datang. Pertama pada Jongin, entah mengapa ia sangat ingin menghubungi lelaki yang kini kembali resmi menjadi pemilik hatinya itu. Kedua pada Sehun, yang secara kebetulan baru saja pulang dari Hawai bersama Luhan, memberitahu mereka mengenai keadaan Baekhyun denan suara bergetar dan kata terputus-putus. Kedua orang yang ia hubungi pada awalnya kebingungan namun mengerti beberapa saat setelah menutup panggilan.
Kyungsoo tidak melepaskan tangan Baekhyun satu detikpun ketika ambulan yang mereka tumpangi melaju pesat. Darah dari hidung Baekhyun sudah berhenti namun pemandangan Baekhyun terbaring lemas tidak sadarkan diri dengan baju yang terseimbah darah sama sekali tidak bisa menenangkan hati Kyungsoo. Bahkan Kyungsoo sendiri yang mempunyai darah di bajunya.
Darah Baekhyun berhenti, namun air mata Kyungsoo tidak berhenti.
Sekretaris itu bersyukur mereka tiba di rumah sakit sebelum ia juga ikut kehilangan kesadaran karena tekanan yang begitu besar menyelimuti otak dan batinnya. Kemarahannya pada Park Chanyeol masih belum mereda, ia tidak tahu mana yang harus ia lakukan terlebih dahulu ketika bertemu namja tinggi itu nanti. Membunuhnya atau meneriakinya, Kyungsoo memikirkan kedua hal tersebut dengan bibir bergetar. Para perawat dan dokter dengan sigap membuka pintu ambulan dan menarik kasur lipat Baekhyun sebelum membuka rodanya dan mendorong Baekhyun ke dalam Unit Gawat Darurat. Kyungsoo berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak melepaskan tangan Baekhyun dan ia benar-benar menepatinya hingga depan kamar pemeriksaan. Ia terpaksa harus memisahkan kontak dirinya dan Baekhyun karena perawat menghentikannya.
Dada Kyungsoo bergerak cepat naik dan turun. Ia menatap nanar pada pintu ruang pemeriksaan dimana Baekhyun baru saja dimasukkan ke dalamnya. Ia sesenggukan, dan ia berharap siapa saja menangkap tubuhnya sekarang karena ia merasa seperti akan terperosot.
Tapi sebelum ia terperosot, seseorang benar menyentuh bahunya dan memutar balik tubuhnya.
"Hei,"
Jongin. Kyungsoo tidak pernah merasa sesenang ini ketika bertemu lelaki itu. Tidak ada yang lebih baik untuk menemaninya saat ini selain Jongin. Kyungsoo berdiri di depan Jongin dengan bahu turun, mata nanar dan bibir yang terlipat menjadi garis lurus, berusaha tidak menangis sesenggukan terlalu keras.
"Kyungsoo- kau-"
Jongin tidak bisa melanjutkan kata-katanya karena Kyungsoo mendadak melingkarkan kedua tangannya di pinggang Jongin dan menenggelamkan wajah sembapnya di dada bidang Jongin. Jongin belum sempat membalas pelukan Kyungsoo ketik suara tangis namja itu terdengar mengeras dan mengeras.
"B-Baekhyun... Baekhyun... Baek...hyun..."
Kyungsoo merasa seperti pekerja terburuk di dunia. Mendadak ia teringat di setiap waktu Baekhyun bersamanya. Mulai dari cara bosnya itu mengeluh karena acara red carpet yang dilaksanakan ditengah siang hari, ketika ia juga memeluk Kyungsoo saking gembiranya karena projek kerjasama yang mereka rencakan diterima oleh perusahaan mitra, hingga Baekhyun yang terkadang tertidur lelap di mejanya karena bekerja terlalu keras dan Kyungsoo akan datang mendecakkan lidah namun tetap menyelimutinya.
Baekhyun boleh mengeluh, ia juga boleh tertidur setiap hari di meja kerjanya dan menyusahkan Kyungsoo dengan cara menyuruh namja kecil itu untuk memalsukan tanda tangannya. Tapi Baekhyun tidak boleh terluka dan hancur seperti ini.
Jongin membalas pelukan Kyungsoo jauh lebih erat. Berharap dengan begitu rasa sedih dan takut Kyungsoo bisa berpindah padanya. Hatinya teriris karena dua hal. Pertama karena bos sekaligus teman perjuangannya yang entah bagaimana di ruang itu, kedua karena Kyungsoo, orang yang akhir-akhir ini menyita seluruh ruang pikirnya menangis tidak terkendali seperti ini. Itu menyakiti Jongin. Sangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ChanBaek] Take You Home
FanfictionBaekhyun adalah CEO perusahaan design muda berumur 23 tahun, Chanyeol adalah murid berumur 18 tahun dengan IQ tertinggi disekolahnya namun sangat suka membolos. Karena sesuatu terjadi pada keluarga Chanyeol, ayah Baekhyun memutuskan untuk menerima C...