AUTHOR POV
Chanyeol membuka matanya perlahan. Ia berbaring ke samping, menatap wajah tenang sekaligus lelah Baekhyun. Bibirnya terangkat sedikit sambil menarik helaian selimut di dekatnya, menyelimuti Baekhyun hingga bahu. Tubuh keduanya masih terekspos tanpa batas dibawah selimut, tapi tidak masalah selama Baekhyun merasa hangat. Jari-jari Chanyeol menyentuh pipi Baekhyun, terlepas dari kulitnya yang amat bagus, Chanyeol bertanya-tanya sudah berapa kali ia membuat Baekhyun menangis. Ia bukanlah kekasih yang baik, banyak sekali hal yang ia ingin lakukan bersama namja kecil itu. Tapi ia hanya... harus pulang. Ia harus pulang. Ia tidak bisa berdiam disini dan membuat semuanya lebih sulit bagi Baekhyun.
Chanyeol tidak bermaksud untuk meninggalkan Baekhyun disaat namja kecil itu tertidur seperti ini. Ia benar-benar tidak ingin. Tapi membayangkan sosok Baekhyun yang menatapnya nanar ketika ia menutup pintu apartemen juga bukan sesuatu yang bisa ia tahan. Baekhyun akan ada disana membuatnya tertahan, tidak bisa terlepas dan pada akhirnya kembali memeluk namja itu, dan itu adalah hal terakhir yang ingin Chanyeol lakukan. Jadi dengan jari-jari bergetar dan bibir bawah yang tergigit, Chanyeol melepaskan cengkraman Baekhyun di punggungnya. Bahkan dalam tidurnya, Baekhyun seolah melarangnya untuk pergi.
Chanyeol berhasil turun dari ranjang, membungkuk untuk memunguti satu persatu pakaiannya dan pakaian Baekhyun yang tersebar di lantai. Ia memakai pakaiannya sendiri sebelum melipat semua pakaian Baekhyun dengan rapi, meletakkannya diatas ranjang dan terpaku. Kekasihnya itu masih tertidur tenang sekali, tanpa suara... damai. Chanyeol bersyukur wajah seperti itulah yang ia lihat sebelum pergi, karena jika tidak, ia mungkin akan jatuh di tanah sebelum bisa melangkah keluar gedung.
Baekhyun sudah memasukkan semua pakaian Chanyeol ke koper, fakta itu membuatnya tersenyum miris. Baekhyun, mungkin aku bukanlah aku lagi disana nanti. Tapi setelah itu semua berakhir, aku janji akan kembali, pulang ke pelukanmu. Menjadi milikmu seutuhnya, sampai saat itu, kumohon jaga dirimu baik-baik, jangan biarkan satu milimeter pun kulitmu tergores atau terluka. Jangan menangis. Jangan lupakan aku.
Chanyeol kembali mendekat ke arah Baekhyun setelah mengancingkan jaketnya, menyingkirkan helaian rambut Baekhyun yang menutupi wajahnya. Mengamati sosok damai Baekhyun sekali lagi. Sekali lagi... Chanyeol tidak menghapus airmatanya yang jatuh, karena ia yakin dirinya akan kembali. Ia merunduk untuk mengecup dahi Baekhyun lama, lama sekali, tidak mau cepat-cepat berpisah dengan kehangatan dibawahnya. Tapi sekali lagi, Chanyeol menarik dirinya dari Baekhyun dan menatapnya hangat. Setelah itu ia benar-benar berdiri tegap dan berbalik, tidak lagi melirik Baekhyun. Jari-jarinya meremas pegangan kopernya, menarik nafas dalam-dalam sebelum membuka kenop pintu apartemen.
Sampai jumpa lagi, Baekhyun.
.
Pagi itu, Baekhyun membuka matanya perlahan-lahan. Jarinya berkedut dibawah kepalanya, lalu ia memicingkan matanya lantaran sinar matahari yang dengan ganas menyerang pupilnya. Namja kecil itu terbangun, merasa kedinginan. Ketika ia duduk, selimut dibadannya meleset turun, dan saat itulah ia menyadari kalau badannya belum terbalut apapun. Namun begitu, ia tersenyum kecil, mulai menggosok kedua lengannya untuk menghangatkan tubuhnya.
Tapi, senyuman kecil itu luntur beberapa detik setelahnya, karena ia tersadar, kalau ia sedang kedinginan.
Ia tidak pernah merasa kedinginan. Tidak bahkan ketika Chanyeol berada di dapur. Tidak bahkan ketika Chanyeol pergi ke minimarket untuk membeli bahan sarapan. Tidak bahkan ketika Chanyeol sudah pergi ke sekolah. Akan selalu ada kehangatan yang tersisa.
Tapi pagi itu, yang bisa ia raih hanya udara kosong dan dingin. Dititik itulah Baekhyun mulai memucat, matanya turun menuju setumpuk pakaiannya tadi malam, yang terlipat rapi disengaja. Matanya turun ke arah sudut kamar, dimana koper Chanyeol seharusnya ada. Matanya turun ke arah tangannya sendiri, yang kemarin malam terbalut disela helai rambut Chanyeol. Matanya turun ke arah badannya sendiri, yang kemarin tidak memiliki jarak sedikit pun dengan badan Chanyeol. Terakhir, Baekhyun tidak menatap kemanapun, tapi ia bisa merasakan satu-satunya sisa yang ditinggalkan Chanyeol.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ChanBaek] Take You Home
FanfictionBaekhyun adalah CEO perusahaan design muda berumur 23 tahun, Chanyeol adalah murid berumur 18 tahun dengan IQ tertinggi disekolahnya namun sangat suka membolos. Karena sesuatu terjadi pada keluarga Chanyeol, ayah Baekhyun memutuskan untuk menerima C...