AUTHOR POV
Luhan tidak menyangka kalau ia akan terbangun di sebuah sofa penjang dekat perapian. Menghirup udara harum sekaligus memekik itu pun ia tahu di bawah alam sadar bahwa Natal telah datang. Luhan menggeliat, mengutuk karena sofa mendadak terasa sempit. Ia bertanya-tanya aroma khas apa yang sampai di indra penciumannya ketika ia menghirup udara dalam-dalam.
"Selamat hari Natal."
Suara itu membangunkan Luhan dengan baik. Tidak seperti Kyungsoo yang lebih suka berteriak padanya di pagi hari dan memecahkan gendang telinganya.
"Selamat Natal." Luhan tersenyum manis tanpa membuka mata, namun ketika menyadari siapa yang baru saja mengucapkan itu padanya, matanya terbuka lebar-lebar.
Detik selanjutnya ia rasakan bokongnya sendiri menubruk karpet bulu yang cukup empuk-tapi tetap sakit ketika itu menabrak bokongnya. Luhan mengelus tulang ekornya yang berdenyut, mencoba mencerna keadaan ketika ia melihat sebuah album foto terbuka lebar begitu saja beberapa meter di dekat kakinya.
"Auch, pasti sakit." Namja itu tersenyum geli. Luhan tidak bermaksud membuka mulut dan membuatnya terlihat seperti orang bodoh, tapi kenyataannya kata-kata itulah yang paling tepat untuk mendeskripsikan keadaan Luhan sekarang.
"Kau butuh bantuan, princess?"
Tangan Sehun terulur padanya, menarik pergelangan tangannya sebelum ia sempat menolak atau mengatakan 'aku bisa berdiri sendiri.'
"Bagaimana aku bisa disini?" Tanya Luhan setelah cukup sadar untuk mengenali bahwa ini bukan rumahnya maupun rumah Kyungsoo.
"Simpel saja, princess, temanmu Kyungsoo sepertinya terlibat dalam masalah yang cukup serius dan menyuruhmu untuk tinggal disini sejenak."
Luhan mengangguk-angguk paham dan reflek mengelus lengannya. Ia mencerna keadaan sekitar dan tersadar kalau rumah Sehun sudah benar-benar terhias layaknya rumah Natal. Luhan tersenyum ketika melihat pohon Natal lengkap dengan sebuncah kado di bawahnya.
"Cari milikmu."
Luhan menoleh terlalu bersemangat ke arah Sehun. "Kau menyiapkan satu untukku?" Senyumnya mengembang.
Sehun mengangkat bahunya dan tersenyum sedikit miring. "Entahlah, tidak. Mungkin Santa Claus."
Luhan menghiraukan Sehun dan berjalan semangat menuju pohon natal dan berjongkok untuk melihat sederet kado-kado yang terbungkus serupa. Bisa ia lihat milik Jongin, Kyungsoo, Taemin, orang-orang lainnya yang mungkin mempunyai hubungan dekat dengan Sehun.
Luhan nyaris memekik ketika meliihat sebuah kado berbungkus sederhana, dengan nama Luhan yang tertulis di nametag. Tulisan luhan yang di buat dengan sangat datar membuatnya ingin tertawa. Ia yakin ini adalah tulisan Sehun.
"Terima kasih..."
Sehun tersenyum dan mengamati dalam-dalam raut wajah Luhan yang sumrigah padahal hanya menggenggam sebuah kotak sederhana. Ia akan merasa sangat bersalah kalau nantinya benda di dalam kotak itu mengecewakan Luhan.
Sehun menyambar kotak itu dari tangan Luhan dan menyingkirkannya, mendapat pemandangan Luhan menekuk bibirnya ke bawah sebagai balasan.
"Sarapan lebih penting. Dan ini sudah jam sepuluh."
"Memangnya ada apa setelah jam sepuluh?"
"Aku harus pergi bekerja, princess."
Luhan menekuk alisnya. "Pada hari Natal?"
Sehun, yang tertawa gemas lantaran melihat Luhan dengan cepat menyentil dahi Luhan jahil. "Kau bahkan percaya?"
Luhan mengelus dahinya yang nyeri akibat sentilan Sehun. Meski sedetik meudian ia rasakan perasaan hangat menggulung di dadanya akibat pemandangan Sehun tertawa tulus hingga matanya membentuk dua buah garis yang menyenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ChanBaek] Take You Home
FanfictionBaekhyun adalah CEO perusahaan design muda berumur 23 tahun, Chanyeol adalah murid berumur 18 tahun dengan IQ tertinggi disekolahnya namun sangat suka membolos. Karena sesuatu terjadi pada keluarga Chanyeol, ayah Baekhyun memutuskan untuk menerima C...