AUTHOR POV
Di suatu pagi yang sangat normal bagi Baekhyun, ia tersedak susu putihnya sendiri ketika Chanyeol keluar dari kamarnya memakai seragam lengkap dengan sepatu dan tas yang mereka beli dua hari yang lalu. Bukan apa-apa, namun Chanyeol tampak seperti sosok yang sama sekali berbeda dengan setelan seragam musim dingin itu. ia tampak sangat... pintar.
"Sudah kubilang aku akan membuatkanmu roti bakar. Kenapa hanya meminum susu?" Celoteh Chanyeol. Sekarang ia bingung siapa yang lebih tua dan siapa yang lebih muda. Pemuda itu melempar tasnya ke sofa dan berjalan ke dapur untuk berkutat dengan alat-alat dapur.
Baekhyun hanya diam seperti biasa, tidak melakukan apapun selain menonton. Sebelumnya, hanya Sehun yang memakai alat-alat dapurnya. Namun semenjak ada Chanyeol, ia selalu membiasakan diri untuk membeli bahan mentah sayuran maupun daging dari supermarket untuk di olah Chanyeol keesokan paginya. Secara ajaib, namja itu pintar memasak.
"Coklat atau strawberry?" Chanyeol mengangkat dua selai di masing-masing tangannya. Baekhyun memerhatikan badan Chanyeol yang sekarang tertutupi apron, dan ia malah menelan ludah. "Cokelat." Jawabnya singkat.
"Jam berapa kau pulang dari sekolah?"
"Memangnya kenapa?" Chanyeol tidak memandangnya sedikitpun. Ia masih berkutat dengan roti dan selainya.
"Bukankah aku harusnya menjemput dan mengantarmu?"
"Bus dan kereta api masih belum pensiun. Lagipula kenapa aku harus merepotkanmu ketika kau sudah sangat repot mengurusiku?" Chanyeol meletakkan dua roti bakar diatas sebuah piring, lalu menyodorkannya di depan Baekhyun.
"Kau tidak makan?"
Chanyeol menggeleng, "Kau saja yang makan."
"Tapi kau juga pasti lapar?"
"Sudah, makan saja." Chanyeol menyumpalkan satu roti ke bibir Baekhyun, mau tak mau namja tinggi itu menggigit dan mengunyahnya. "Melihatmu memakan roti buatanku saja aku sudah merasa senang."
Baekhyun terhenti sejenak dari kegiatan mengunyahnya. Ia menatap Chanyeol sedangkan namja itu sudah kembali memakai jaketnya dan berdiri. Ia tersenyum ke arah Baekhyun dan berlalu untuk mengambil tasnya. Baekhyun berusaha menghatur nafasnya ketika Chanyeol mengucapkan salam perpisahan dan keluar dari rumah.
Sesuatu jelas berbeda, pikir Baekhyun. Ia tidak biasanya merasa senang hanya karena kata-kata. Baekhyun melirik roti buatan Chanyeol yang masih tersisa satu di piringnya dan mulai mencerna rasanya. Ia tak tah mengapa ketika Chanyeol berada di depannya, lidahnya seakan kelu dan kehilangan kemampuannya untuk mengecap rasa.
Ia tersadar kalau roti Chanyeol rasanya sangat enak. Ia menoleh kearah kulkasnya dimana Chanyeol menempelkan beberapa note di pintunya. Semenjak Chanyeol datang, pola hidup Baekhyun menjadi jauh lebih teratur di bandingkan sebelumnya, meskipun tak banyak yang berubah selain makanan rumah yang khas buatan Chanyeol.
Ia bangkit dari kursinya dan mulai membersihkan sisa-sisa pemakaian dapur. Setelah itu ia memakai jas dan beranjak keluar dari rumah untuk berangkat ke kantornya.
.
Chanyeol sedang merenung di atap sekolah dengan posisi kaki tertekuk. Ia merasa sangat konyol karena sudah membolos di hari pertama. Namun, ia benar-benar tidak suka berbaur dengan banyak orang meskipun kepribadiannya sangat mendukung untuk itu.
Entah bagaimana dan entah kapan, isi otaknya mulai di dominasi oleh Baekhyun. Namja kecil itu tidak memprotes ketika Chanyeol tidak memanggilnya 'hyung' karena ia tampak jauh lebih muda di bandingkan dirinya. Baekhyun pun mengakuinya dan ia berkata pada Chanyeol untuk memanggilnya apapun sesuka hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ChanBaek] Take You Home
Hayran KurguBaekhyun adalah CEO perusahaan design muda berumur 23 tahun, Chanyeol adalah murid berumur 18 tahun dengan IQ tertinggi disekolahnya namun sangat suka membolos. Karena sesuatu terjadi pada keluarga Chanyeol, ayah Baekhyun memutuskan untuk menerima C...