AUTHOR POV
Sehun berdiri di depan sebuah pintu. Kakinya menepuk-nepuk lantai gemas, tangannya meremas jarinya sendiri. Ia sudah menekan bel pintu rumah Luhan empat kali, namun tidak ada jawaban yang berarti dari sang pemilik rumah. Ia tidak tahu mengapa ia berkeringat, dan sedari tadi ia terus menghela nafas keras.
Sekali lagi, ucapnya meyakinkan. Sehun menekan bel sekali lagi, memastikan bahwa ia sudah memencet bel dengan benar dan menimbulkan suara nyaring di dalam, ia menunggu beberapa menit.
Sehun yakin jantungnya bisa melompat ketika pintu di depannya terbuka dan Sehun reflek memegangi dadanya. Rahangnya terbuka ketika sosok Luhan dengan keadaan tidak begitu baik menyembulkan kepalanya dari balik pintu. Sehun merasakan jantungnya berdetak cepat tanpa alasan yang jelas.
“H-Hai.” Sapa Sehun pelan. Ketika ia tidak mendapat jawaban apapun dari Luhan, ia tahu semuanya tidak se simpel yang ia pikirkan. Luhan hanya menatapnya dengan tatapan tidak normal sama sekali, sebelum membuka pintu lebar-lebar mempersilahkan Sehun masuk.
Sehun bersumpah dirinya tidak pernah segugup ini ketika memasuki rumah seseorang. Suasana sunyi dan rumah yang terlampau rapi ini membuatnya sedikit canggung. Sehun sedikit tercekat melihat tatanan dekorasi rumah Luhan yang terkesan... klasik dan glamor. Berbeda dari rumah-rumah modern kebanyakan.
Dan sangat besar. Sehun bisa mengadakan pesta dan mengundang satu angkatan SMA nya ika memiliki rumah sebesar ini. Dan ini membuatnya semakin penasaran, orang macam apakah Luhan? Segalanya tentang dirinya sangat berbeda dari orang lain. Sikapnya yang selalu berhati-hati, gaya bicara yang terkesan sangat halus dan tata geraknya yang amat tertata. Sehun baru menyadari itu ketika ia melihat Luhan yang menyiapkan minuman di minibar khusus.
Luhan bahkan tidak mempunyai teman satupun selain Kyungsoo. Sehun mengerti ia lahir dan besar di China, namun mengapa ia tidak berusaha berbaur dengan siapapun? Apa hubungan Kyungsoo dan Luhan? Setahunya, Kyungsoo tidak pernah pergi ke China.
“Apa air cukup?”
Sehun terlonjak dan tersadar bahwa Luhan sudah berdiri di sampingnya dengan nampan. “E-Eh?”
“Apa air cukup? Atau kau ingin minuman lain?”
“Air cukup.” Jawab Sehun cepat. Luhan meletakkan nampan di atas meja lalu duduk di samping Sehun. Keduanya terjebak dalam keheningan yang sedikit tidak mengenakkan. Luhan terlalu tenang, pikir Sehun.
“Jadi, kenapa kau datang kemari?” Tanya Luhan membuka percakapan. Itu membuat Sehun tanpa sadar mencekat nafasnya sendiri. Ia tidak mempersiapkan kalimat pembuka sama sekali.
“Uh...”
“Perihal malam Natal?”
Sehun tersenyum masam, “Ya.”
Luhan mengalihkan tatapannya, Sehun tidak sebodoh itu untuk melewatkan tatapan luka Luhan yang sekarang terpajang di kedua maniknya. “Aku tak apa.” Jawabnya pelan, dan seakan mempunyai naluri khusus, Sehun tahu namja kecil itu berbohong.
“Luhan... aku... aku minta maaf.” Sehun memijat lututnya sendiri dengan gugup. “Apa itu yang pertama bagimu?”
Luhan terdiam, ia kembali menatap Sehun namun kali ini tatapannya jauh lebih menyakitkan dibandingkan tatapan sebelumnya. Itu membuat Sehun ingin memukul dirinya sendiri. “Ya.”
Beban seberat 200 kilogram terasa jatuh tepat diatas kepala Sehun. Ditambah lagi kurangnya informasi tentang Luhan di dirinya, ia merasa seprti membuat kesalahan besar.
“Maaf, maafkan aku.” Sehun tidak menyadari nadanya berubah panik, “Apa ada sesuatu yang bisa kulakukan?”
“Ya,” Luhan memberi jeda. “Kuharap kau tidak lagi datang menemuiku, Sehun.”
KAMU SEDANG MEMBACA
[ChanBaek] Take You Home
FanfictionBaekhyun adalah CEO perusahaan design muda berumur 23 tahun, Chanyeol adalah murid berumur 18 tahun dengan IQ tertinggi disekolahnya namun sangat suka membolos. Karena sesuatu terjadi pada keluarga Chanyeol, ayah Baekhyun memutuskan untuk menerima C...