AUTHOR POV
"Kau yakin kau akan pulang sekarang?" tanya Kyungsoo ragu. Ia berdiri dibelakang Baekhyun yang sedang berkemas-kemas, menolak bantuan dari siapapun termasuk Jongin dan lain-lain. Well, meskipun sekarang pergerakan Kyungsoo terbatas karena sosok Jongin yang memeluknya dari belakang dan mencumbui telinganya dengan lidah. Kyungsoo hanya terlalu lelah untuk mengusir kekasihnya itu. Demi Tuhan, ini masih pagi namun Jongin sudah menempel dengannya bak lem super.
"Ya, aku yakin. Dan-astaga, Jongin! Hentikan itu!" Baekhyun mendecakkan lidahnya ketika mendapati Jongin yang semakin menjadi-jadi, menyelipkan tangannya ke bawah kaos Kyungsoo.
"Kenapa? Apa aku tidak boleh mencium kekasihku sendiri?" Jongin mengadu, bibir bawahnya mencuat. "Kau tidak tahu betapa aku merindukan Kyungsoo. Sudah lama sekali sejak aku terakhir melihatnya."
Kyungsoo memutar bola matanya. "Jongin, kau menginap dirumahku tadi malam dan kita tidur diatas satu ranjang, juga tadi pagi kita sarapan bersama dan seingatku kita juga berangkat kesini bersama-sama."
Baekhyun terkikik. Pipi Jongin memerah. "T-Tetap saja," celetuknya.
"Nah, sekarang ayo antarkan aku pulang." Baekhyun menurunkan tas berisi barang-barangnya. "Setelah itu, kalian kuberikan izin penuh untuk meliburkan diri karena usaha keras kalian yang menjaga presiden perusahaan dirumah sakit. Dan kuharap ketika kalian bekerja lagi, kau, Kim Jongin, bisa menahan diri untuk tidak memakan sekretarisku di kantor."
Jongin hendak berkata sesuatu tapi Baekhyun memotongnya sebelum suaranya terdengar. "Dan tidak ada sesi bercinta diatas meja kantor. Ingat itu."
Pipi Kyungsoo memerah keras, sebelum menusuk perut Jongin kuat dengan sikunya dan membuat namja tan itu mengaduh berlebihan, mengatakan aku akan mati karena jantungku berhenti bekerja dan Kyungsoo akan membunuhku dengan siku imutnya.
.
"Sehun?"
Sehun merenung menatap rumput dibawahnya. Tatapannya kosong, bahunya merosot. Ia sedang menikmati jam istirahat kantor di taman belakang bersama Luhan sekarang. Tapi meski begitu, kepalanya sangat penuh dengan beberapa hal, sehingga sedikit sesak dan ia tidak bisa mendengar apapun sekarang. Salah satu hal yang paling mengganggunya sejujurnya adalah Baekhyun.
"Sehun? Kau mendengarku?"
Tentu saja, ia menyukai Luhan. Seharusnya memang begitu, 'kan? Cincin itu sudah terpasang di jari manisnya. Ia melewatkan malam-malam yang menakjubkan akhir-akhir ini bersama Luhan. Ia berbagi kecupan manis dengan namja China itu hampir setiap tiga puluh menit sekali. Bohong jika ia berkata ia tidak memiliki perasaan menggelitik di perutnya setiap kali ia bersama Luhan. Tapi hatinya tidak menemukan alasan yang tepat mengapa hatinya seakan menerima beban yang berat melihat Baekhyun nyaris hancur seperti itu. Entah ini karena ia tidak pernah melihat Baekhyun seperti itu atau memang ada alasan lain yang mungkin dapat melukai hati Luhan, Sehun mendadak takut. Bagaimana jika benar? Alasan sesungguhnya dapat melukai Luhan?
Tidak, ia tidak boleh mengecewakan dan melukai Luhan. Tidak setelah ia mengatakan semua rayuan dan bujukan pada Luhan yang membuatnya mendapatkan Luhan sepenuhnya. Ia tidak boleh menghancurkan hubungan ini.
"Sehun!"
Saat itulah akhirnya pupil Sehun membesar dan bahunya tersentak naik. Ia menoleh dan mendapatkan wajah sebal Luhan yang jelas tertuju padanya. Ia menelan ludah gugup, kenapa Luhan berteriak padanya?
"Apa yang kau pikirkan, huh?" Luhan mencicit, meski begitu masih terselip nada khawatir di kata-katanya. "Aku memanggilmu nyaris sebanyak semut yang ada di gedung kantor." Luhan mengadu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ChanBaek] Take You Home
FanfictionBaekhyun adalah CEO perusahaan design muda berumur 23 tahun, Chanyeol adalah murid berumur 18 tahun dengan IQ tertinggi disekolahnya namun sangat suka membolos. Karena sesuatu terjadi pada keluarga Chanyeol, ayah Baekhyun memutuskan untuk menerima C...