13. Ren?

29.8K 2.8K 211
                                    

CHANYEOL POV

"Semua dimulai dari aku yang tidak sengaja melihat Ren menangis di lorong loker empat tahun lalu..."

Aku benci menceritakan ini, namun aku harus. "Ren menangis karena ia tidak mempunyai teman pada saat itu. Kami semua tahu ia adalah anak dari seorang mafia terkenal yang amat sangat kejam, namun hanya sebatas itu. kami menilai Ren hanya dengan itu. Meskipun tampak kejam pada awalnya, namun ternyata keputusan kami untuk berbuat demikian bukan tidak berdasar."

"Aku adalah satu-satunya orang yang berani berbicara pada Ren, dan tidak kusangka ia sangat tergantung kepadaku bulan-bulan selanjutnya. Ia memperlakukanku sangat spesial, ia adalah anak yang baik dan tidak berdosa, sungguh."

"Perasaan nyamannya berubah menjadi perasaan suka padaku, aku tidak tahu apa yang harus kulakukan pada saat itu. Disatu sisi, aku menghargainya sebagai seorang teman, namun jika aku berkata jujur padanya mengenai perasaanku, bahaya pun takkan terhindari. Aku tahu Ren menyukaiku dengan tulus, namun tidak dengan orang-orang suruhan ayahnya."

"Ketika ada seorang gadis yang mendekatiku, Ren akan menangis dan memberitahuku untuk menolaknya. Dan aku melakukannya. Namun entah mengapa, gadis-gadis yang menyatakan perasaannya padaku selalu menghilang seminggu kemudian entah kemana. Aku yakin ini adalah perbuatan ayah Ren, dan itu mulai menghantuiku. Semua orang enggan mendekatiku, seakan tubuhku ter-cap sebagai milik Ren."

"Jadi, karena semua hal buruk yang terjadi, aku akhirnya berkata jujur pada Ren. Ia tentu terpukul, namun ia tidak berani menjauhiku lantaran takut sendirian lagi. Ia pun akhirnya berkata pada semua orang untuk tidak menjauhi kami, namun tetap saja semua orang ketakutan. Pada suatu hari Ren membuat aksi di lapangan sekolah, ia membentak semua suruhan ayahnya yang mengikutinya untuk tidak menjaganya seperti bayi dalam kurungan, aksi itu cukup memukau, bahkan setelah itu ia benar-benar tidak diikuti lagi."

"Sejak itulah Ren akhirnya mempunyai banyak teman dan tidak lagi di takuti. Bahkan ia mempunyai beberapa anak buah yang setia mengikutinya kemanapun. Tapi aku tahu perasaannya padaku tidak berubah, karena ia selalu mengikutiku kemanapun aku pergi. Kupikir dengan pergi ke Seoul akan membuatku terlepas darinya, namun tak kusangka, ia sangat gigih."

Aku menarik nafas dalam ketika beban di bahuku sedikit terangkat, Baekhyun memandang lantai dengan tatapan kosong. Sepertinya ia berusaha merancang skenario yang tadi kuceritakan di otaknya dengan benar.

"Karena itu, maafkanlah aksi anehku tadi, oke?"

Baekhyun mengangguk pelan, lalu memasang senyum tipis. Sesuai rencana, akhirnya kami mulai membenahi barang-barang di atas meja dan memanaskan air panas. Seperti yang kuduga Baekhyun tidak melakukan banyak hal, ia hanya melakukan apa yang kuperintahkan dan ia melakukannya dengan benar.

Ketika aku hendak mengambil gula, tiba-tiba tanganku menyenggol bahu Baekhyun membuat panci berisi air panas di tangannya jatuh dan menimpa kakinya. Baekhyun mengaduh keras, dan aku melebarkan mataku kaget.

"K-Kau tak apa?"

Air itu sangat panas. Dan kaki Baekhyun sangat memerah. Aku berlutut tepat di depannya, memeriksa kakinya jikalau ia mendapatkan luka lain. "Kau bisa berjalan?"

Baekhyun mengangguk. Ia berdiri perlahan dan berjalan dengan pincang menuju ruang tamu. Tak lupa mematikan kompor sebelumnya, aku menyusulnya dengan sebuah kotak obat di tanganku.

"Maafkan aku," Kataku tulus, melihat wajahnya yang tampak kesakitan membuatku merasa sangat bersalah. "Ini salahku. Astaga, bodoh. Bagaimana bisa aku menumpahkan air ke kakimu? Maafkan aku, Baekhyun." Kataku panik, berusaha mencari obat yang tepat.

"Tak apa." Baekhyun terkekeh. "Jangan panik begitu."

"Bagaimana bisa aku tidak panik? Kakimu tersiram air panas, karenaku! Dan ini bisa berakibat fatal, Baekhyun, bagaimana kalau kakimu harus di amputasi?"

[ChanBaek] Take You HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang