4. The Start

38.6K 4K 263
                                    

CHANYEOL POV

Aku tiba di depan sebuah pintu apartement. Aku menunduk untuk memeriksa tulisan di atas kertas yang ada di tanganku untuk memastikan alamatnya sekali lagi. Setelah melalui perjalanan yang cukup sulit, akhirnya aku bisa sampai di kediaman putra tuan Byun. Setelah memastikan alamat, aku memencet bel untuk menunggu seseorang membukanya.

Namun setelah beberapa kali memencet bel, aku tidak mendapat respon apapun dari dalam. Apa mungkin ia sedang tertidur? Tapi rasanya mustahil jika orang tertidur pada jam enam sore. Aku memandang sekitarku bingung, sangat sepi karena gedung apartement ini termasuk gedung aparement yang mahal.

Aku mendudukkan diri di depan pintu lalu mengeluh lelah. Pandanganku kembali turun ke ponsel di tanganku, ponsel entah siapa. Yang jelas pemilik ponsel ini juga membawa ponselku. Aku bisa membayangkan wajah marah ibu yang sedang mengomel karena aku tak kunjung menelponnya.

Beberapa menit kemudian pintu lift terbuka, menampilkan sosok familiar yang berjalan ke arahku dengan wajah tertekuk. Aku menatapnya, berusaha mengingatnya dan aku tersadar ialah namja kecil yang tadi menabrakku. Dan ketika aku kembali ke pikiran sadarku, tahu-tahu namja itu sudah berdiri di depanku.

"Sedang apa kau disini?" Tanyanya dingin. Aku menoleh, dan saat itu juga ia sama terkejutnya sepertiku. Aku buru-buru bangun sebelum ia bisa berkata-kata.

"Halo, aku Park Chanyeol,"

Bibir namja kecil itu menggantung terbuka, lalu memandangiku dari ujung kepala hingga kaki. Aku hanya menunggunya menyelesaikan deteksi singkatnya, sebelum akhirnya ia buru-buru menutup mulutnya gugup.

"Aku Byun Baekhyun." Ia mengulurkan tangannya, dan aku segera menyambutnya. Begitu kulit kami bersentuhan, kami terperanjat satu sama lain karena perbedaan suhu tubuh kami yang drastis. Aku yang bersuhu hangat dan ia yang bersuhu nyaris sepuluh derajat celcius.

"Jadi kau, anak delapan belas tahun yang akan tinggal bersamaku sebentar lagi?" Tanyanya, namun tidak dengan nada yang ramah. Ia membuatku menyingkir untuk menekan pin apartementnya, aku tidak menyahut sampai ia mempersilahkanku masuk.

"Ya, kuharap kita bisa berteman baik."

"Atau semoga kau tidak menghancurkan rutinitasku." Balasnya sinis. Baekhyun melepas sepatunya dan masuk ke dalam tanpa menungguku. Namun aku hanya mengikutinya lalu menyeret koper. Aku terperanjat ketika kami berdua sampai di dalam, karena ternyata apartement ini jauh lebih besar dari yang kukira. Baekhyun membuka jas kerjanya, masuk ke dapur untuk meminum air tanpa memandangku.

Dan aku? Hanya berdiri di samping rak buku dengan canggung. Aku tidak bahkan berani melepaskan pegangan pada koperku. Entah kenapa namja kecil itu memberikanku aura yang menakutkan. Padahal jika di lihat, ia tidak nampak seperti namja berumur dua puluh tiga.

"Kamarmu disitu, disebelahnya adalah kamarku. Kau bisa menggunakan apapun disini dan berusahalah untuk tidak mengacaukan tatanan barang-barangku. Satu peraturan yang harus kau penuhi; turuti kata-kataku." Baekhyun berbicara sambil melipat tangannya. Aku tidak tahu kapan ia menyelesaikan acara minumnya, namun aku hanya mengangguk tanda setuju.

Baekhyun baru saja hendak masuk ke kamarnya ketika ponsel di sakuku berdering hebat, sejujurnya aku juga di buat kaget, namun Baekhyun sekarang memandangku dengan tatapan sinis. Aku buru-buru mengambil ponsel di sakuku dan melihat nama pengirim.

Sehunnie?

Aku mengangkat telepon, berkata halo dengan pelan. Aku bisa melihat Baekhyun masih menatapku dengan tatapan curiga, entah apa maksudnya.

"Siapa kau? Kenapa kau membawa ponsel Baekhyun?" Sahut sebuah suara di seberang sana.

"B-Baekhyun?" Tanyaku bingung, dan saat itu juga Baekhyun berjalan mendekatiku dengan cepat. Ia menyambar ponsel di tanganku, melihat nama pengirim lalu melotot horor. Ia menelan ludahnya sebelum menempelkan ponsel ke telinganya.

[ChanBaek] Take You HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang