AUTHOR POV
"Yeol!" Baekhyun menyeka air matanya dan melepaskan diri dari rengkuhan Kris. Ia berlari ke seorang anak kecil jangkung yang berumur lima tahun lebih muda darinya. Chanyeol kecil berbalik, tidak bersiap menerima pelukan Baekhyun sehingga keduanya terjatuh dengan posisi Baekhyun menimpa Chanyeol.
"Jangan pergi..."
Chanyeol melempar kedua tangannya dan memeluk leher Baekhyun kuat. Ia benci meninggalkan Korea, ia tidak mau meninggalkan Kris dan juga Baekkie hyung-nya. Ia tidak siap, mungkin tidak akan pernah siap. Namun apa daya seorang anak berumur 12 tahun seperti dirinya?
"Dua tahun. Aku akan kembali dua tahun lagi, sampai saat itu, kau akan tetap menungguku, bukan?" Chanyeol berusaha untuk tidak menangis melihat Baekhyun. Ia sudah berjanji pada dirinya semalaman untuk tegar dan tidak terlihat menyedihkan. "Nah, sekarang kaitkan kelingkingmu dan kelingkingku."
Baekhyun menatap jari termungil Chanyeol itu cukup lama sampai-sampai bisa ia rasakan pelupuk matanya kembali penuh dengan air hangat. Dengan satu tangan menutupi matanya, tangan lainnya menyambut jari kelingking Chanyeol, mengaitkan jari mereka cukup keras berharap itu akan membatalkan kepergian Chanyeol.
"Mereka bilang kau akan kehilangan jari kelingkingmu jika kau mengingkari janji. Jadi kau harus kembali!" Baekhyun terisak. "Harus! Kau harus kembali! Dan bawakan aku banyak sushi!"
Chanyeol tertawa kecil. Oh, betapa ia ingin membawa Baekhyun bersamanya. Kris juga. Ia tidak akan melupakan sekawan tiga perempat mati nya itu. Omong-omong, sekawan berambut pirangnya itu masih setia berdiri tak jauh dari mereka berdua dengan wajah sendu. Chanyeol menatapnya penuh arti.
"Kemari, Kris."
Kris tidak merespon pada awalnya, namun ayahnya menepuk bahunya pertanda ia harus menghampiri Chanyeol. Tidak, bukan Kris tidak ingin mengirim Chanyeol pergi seperti yang Baekhyun lakukan. Hanya saja ia ketakutan jika ia memeluk Chanyeol, pertahanannya selama berjam-jam akan runtuh dan ia akan menangis di depan Chanyeol. Hal terakhir yang ia inginkan.
Kris merasa dirinya tertarik kedua tangan Chanyeol dan detik berikutnya mereka bertiga berpelukan erat seperti tidak akan melihat satu sama lain lagi. Kris memeluk kedua orang lainnya erat, menenggelamkan wajahnya di bahu Chanyeol dan berdoa dalam-dalam agar diberi kekuatan untuk tidak menangis.
"Kalian berdua akan menungguku. Ketika aku pulang, aku akan membawa banyak sekali mainan. Sampai saat itu, kalian harus selalu berdua, dan jangan melupakan satu sama lain. Meski aku akan sedikit terlambat, kalian akan ada ketika aku pulang, janji?"
Kris dan Baekhyun mengangguk keras-keras. Ketiganya sudah bersama sejak dulu sekali, dan itu tandanya perpisahan ini merupakan hal yang cukup berat bagi semua orang. Ibu Chanyeol tidak bisa menahan air matanya ketika melihat putra semata wayangnya berlutut bersama kedua temannya yang sangat ia sayangi.
"Yeol, kita harus pergi sekarang." Ayahnya berinisiatif. Ia dengan berat hati menarik tangan Chanyeol menjauh dari kedua temannya dan itu membuat Baekhyun menjerit histeris ketika lengan Chanyeol tak lagi tergapai olehnya. Meski ia merupakan yang paling tertua dari ketiganya, ialah yang paling kekanakan dan cengeng jika sesuatu yang menyedihkan terjadi.
"Kris! Ingat janjimu!" Chanyeol berteriak seiring tubuhnya semakin menjauh, "Berikan padanya di waktu yang tepat! Jangan sampai lupa! Aku akan mengingatkanmu!"
Lalu tubuh Chanyeol menghilang dibalik pintu keberangkatan. Kris merasa dadanya tertekan dan ia mengelus kepala belakang Baekhyun yang kini bersandar di dadanya. Chanyeol membawa setengah hatinya bersamanya, menuju Tokyo. Dan ia bersumpah rasanya sakit sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ChanBaek] Take You Home
FanfictionBaekhyun adalah CEO perusahaan design muda berumur 23 tahun, Chanyeol adalah murid berumur 18 tahun dengan IQ tertinggi disekolahnya namun sangat suka membolos. Karena sesuatu terjadi pada keluarga Chanyeol, ayah Baekhyun memutuskan untuk menerima C...