38. Are We One?

18.1K 1.7K 166
                                    

AUTHOR POV

"Dia benar-benar menyeramkan," Ren mengeratkan pelukannya pada jaketnya sendiri. "Baekhyun sangat menakutkan, kenapa ia bisa berkata seperti itu pada orang yang baru saja ia lukai? Terlebih lagi, kenapa ia tega berbuat seperti itu pada orang yang sedang terluka seperti aku?"

Chanyeol hanya menatap tanah sepanjang mereka berjalan. Ren terus saja berkata-kata, namun baginya itu semua hanyalah angin lalu. Satu orang yang jelas kalian tahu siapa kini memenuhi ruang otaknya.

Satu jam lalu, Ren tiba-tiba menggedor pintu rumahnya (rumah Baekhyun, lebih tepatnya) dan memintanya untuk menemaninya karena ia merasa cemas jikalau suruhan ayahnya datang mencarinya. Chanyeol sedang memasak pada saat itu hanya bisa menyuruh Ren masuk dan menunggu di sofa. Ia ingin setidaknya mencoba meluluhkan hati Baekhyun dengan cara memasak makan malam spesial untuk mereka berdua, namun berhubung Ren datang ia berencana untuk membeli lilin ke minimarket terdekat dan meminta Ren untuk menemaninya.

Dan sialnya, Baekhyun datang di waktu yang sangat tidak tepat. Ia bahkan belum sempat berkata kalau ia ingin berbaikan dengan namja itu, namun yang kekasihnya lihat hanyalah pemandangan yang tidak mengenakkan. Chanyeol mengutuk dirinya sendiri yang membiarkan Ren memegang tangannya sepanjang mereka berjalan di lorong gedung.

"Chanyeol?"

"Uh?" Chanyeol memfokuskan tatapannya ke arah Ren.

"Kau baik saja?"

Chanyeol menatap ren cukup lama. Lama sekali sampai lelaki cantik itu memeriksa dirinya sendiri, apakah ada yang salah pada dirinya atau tidak. Namun tidak peduli berapa kali ia memikirkannya, jawabannya bukan 'ya, aku baik-baik saja'. Jawabannya mungkin berada diantara 'tidak, aku tidak baik-baik saja' atau-

"Ren, kurasa sebaiknya kita pulang saja." Chanyeol merasa dadanya bergemuruh. "Aku harus memeriksa keadaan Baekhyun."

"Tapi dia terlihat baik-baik saja tadi." Ren mendesak. "Bukankah kau ingin membeli lilin?"

"Kau tahu alasan mengapa aku membeli lilin?"

"Tidak," Jujur, Ren memang tidak tahu.

"Aku ingin berbaikan dengannya. Dengan Baekhyun. Aku memasak untuk kita berdua. Dan baru saja aku menghancurkan rencanaku sendiri, jadi kita harus pulang sekarang," Chanyeol menunggu jawaban Ren yang tak kunjung datang. "Atau aku akan pulang sendiri."

.

Chanyeol terkejut ketika ia membuka pintu, rak sepatu kosong yang terbaring menghambatnya. Ia segera membulatkan matanya ketika ia melihat lebih jauh, pecahan kaca nyaris menghiasi seluruh lantai. Dengan cepat ia memasuki apartemen, dadanya semakin bergemuruh ketika tak ia lihat sosok Baekhyun dimanapun.

"Baekhyun?!"

Hati Chanyeol mencelos ketika tidak mendapati Baekhyun termasuk di kamarnya sendiri. Ia menggapai-gapai kantong jaketnya untuk mencari ponsel, hendak menghubungi namja kecil itu ketika ia dengar bunyi pintu yang terbuka, dan itu berasal dari kamar mandi.

Sosok Baekhyun yang berpakaian kaos putih polos serta celana pendek santai datang ke pandangannya. Tangan Baekhyun terbalut perban, sekarang sedang menggosok-gosok rambutnya sendiri dengan handuk. Chanyeol terdiam, tidak yakin harus berkata apa ketika pada akhirnya Baekhyun menyadari kalau ia sudah pulang.

"Oh, kau sudah pulang?" tanya Baekhyun datar.

Chanyeol mengabaikan pertanyaan Baekhyun dan berjalan mendekat untuk memeriksa tangan Baekhyun. "Apa yang terjadi dengan tanganmu?"

Baekhyun hanya menatap Chanyeol datar persis ketika pertama kali mereka bertemu. "Kau memang ingin tahu atau kau sedang mencari kemungkinan kalau bukan aku yang meninju cermin?"

[ChanBaek] Take You HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang