AUTHOR POV
Pemandangan seorang Chanyeol dengan kacamata besar yang tergantung begitu saja di hidungnya sedang tertidur lelap diatas meja makan adalah hal kedua yang paling memilukan hati Baekhyun hari itu. Dibawah kepala namja itu terdapat beberapa buku yang terbentang, dan dua gelas kopi kosong yang ia yakini sebagai penahan kantuk.
Baekhyun mendekat sepelan mungkin, duduk di depan Chanyeol dan memandangi sebuah buku tulis yang tampaknya Chanyeol tulisi sejak tadi. Ia membalik lembar demi lembar, terpana dengan tulisan rapi Chanyeol yang tidak wajar untuk seukuran lelaki. Semua rumus dan soal diselesaikannya dengan rapi, teratur tanpa coretan sedikit pun, dan menggunakan ingatannya sekilas, cara yang Chanyeol pakai termasuk cukup simpel dibandingkan dengan cara lainnya.
Ia kembali melirik Chanyeol, berdebat dengan dirinya sendiri mengenai apa ia harus membangunkan Chanyeol atau menyelimutinya saja. Kalau ia membiarkan Chanyeol tidur disana, besok ia pasti akan kesakitan, bukan?
Baekhyun menutup buku di tangannya dan termenung menatap sosok Chanyeol yang tertidur lelap dengan kacamata yang tertahan diujung hidungnya dan bibir yang tertekuk ke bawah. Namja itu pasti sudah belajar keras, pikirnya. Baekhyun tersenyum kecil, helai-helai rambut lurus Chanyeol menutupi sebagian mata besarnya, Baekhyun untuk yang kesekian kalinya terpana.
Lalu jari-jari Chanyeol berkedut di dekat kepalanya. Baekhyun tetap diam ketika Chanyeol mulai melenguh dengan alis berkerut. Namja itu menggeliat, lalu bunyi 'krak' jelas terdengar dari tulang-tulangnya. Chanyeol memegangi leher belakangnya dan mengangkat tubuhnya agar kembali duduk, tampaknya masih belum menyadari kehadiran Baekhyun.
"Auh."
Baekhyun tertawa, kali ini membangunkan Chanyeol sepenuhnya. Itu membuat Chanyeol terkejut melihat sosok Baekhyun didepannya. "Baek, kau sudah pulang?"
Baekhyun mengangguk, "Sekitar dua jam lalu."
Seketika, raut dan gerak-gerik Chanyeol berubah gusar. "Benarkah?"
Chanyeol terlihat sedikit kelabakan ketika buku-buku di depannya terlihat begitu banyak dan berantakan, ia merapikannya sedikit demi sedikit hingga beberapa buku terjatuh di samping meja. Ia menaikkan kacamatanya sedikit dan tersenyum kikuk, jika begini, Baekhyun mau tak mau membandingkannya dengan sosok Chanyeol yang mengajaknya bercinta pada malam tahun baru. Bagaimana mereka bisa sangat berbeda?
"Chanyeol," Baekhyun meraih tangan Chanyeol, itu membuat yang lainnya terhenti dari aktifitas serangkainya. "Bagaimana kau bisa melakukannya padaku?"
"Apa... maksudmu?"
"Membuatku seperti ini," Baekhyun mengambil satu tangan Chanyeol lainnya, lalu meletakkannya masing-masing di dadanya dan di pipinya. Chanyeol terlonjak sedikit namun tidak menyingkirkan tangan pada akhirnya. "Tidak ada yang bisa membuatku seperti ini. Memerah berlebihan, berhenti bernafas, berfikir tidak rasional, dan bahkan mengamuk. Tidak ada, Chanyeol. Kau membuatku berbeda. Apa kau mempunyai trik-trik tertentu? Apa mungkin sebenarnya kau bukanlah Yeollie, tapi merupakan orang yang mirip dengan Yeollie dan berusaha menjatuhkanku dengan cara membuatku jatuh cinta?"
Chanyeol mengerutkan dahinya, "Baekhyun, itu tidak masuk akal."
"Sudah kubilang aku tidak bisa berfikir rasional." Baekhyun melepaskan kedua tangan Chanyeol. "Sepertinya aku sangat menyukai Yeollie dulu."
Chanyeol tertawa sekilas, lalu menghela nafas. Tubuh dan otaknya terasa lelah sejak tadi, tak biasanya ia mengambil buku dan belajar namun entah mengapa kali ini ia merasa ia harus. Meskipun sebenarnya kepercayaan diri itu masih ada dalam diri Chanyeol, yaitu mendapat peringkat satu di daftar hasil Ujian Nasional. Well, sejak dulu memang begitu, bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
[ChanBaek] Take You Home
FanfictionBaekhyun adalah CEO perusahaan design muda berumur 23 tahun, Chanyeol adalah murid berumur 18 tahun dengan IQ tertinggi disekolahnya namun sangat suka membolos. Karena sesuatu terjadi pada keluarga Chanyeol, ayah Baekhyun memutuskan untuk menerima C...