Ajeng semakin mengeratkan pelukannya. Dia tidak ingin kehilangan pangeran kodoknya lagi. Air matanya yang jatuh telah membasahi baju pria yang dipeluknya. Entah sudah berapa lama pria itu dan Ajeng tak mengeluarkan sepatah katapun. Ajeng hanya terisak dan pria itu akhirnya memeluknya balik, memelai rambut kecoklatan Ajeng. Ajeng melepaskan pelukannya, membuka matanya yang sudah sembab karena telah mengeluarkan terlalu banyak air mata. Ia mendongak, mencoba memandang sosok yang sudah sangat lama ia rindukan.
" Pangeran kodok...", lirihnya.
Belum sempat pria itu mengeluarkan kata- kata, kini tubuh Ajeng ambruk dipelukannya. Tubuh mungil gadis itu lemah tak berdaya. Entah karena hujan yang telah mengguyurnya atau kenangan tentang Pangeran kodoknya. Pria itu refleks menggendongnya, membawanya menuju mobil yang ia parkir tak jauh dari taman. Meletakkan gadis itu dengan hati-hati di jok belakang kemudian berlalu mengemudiikan mobilnya.
Kevin yang baru tiba di taman itu mengutuk dirinya sendiri.
" Agh...Ini salah gue, kenapa gue harus terlalu sibuk sampai gue nggak punya waktu untuk menghibur Ajeng. Maafin gue Jeng. Gue emang gak becus jagain lu. Gue udah janji sama almarhum ibu lo untuk jagain lo dan juga gue udah janji sama Yuda..."
Kevin tertunduk mengacak rambutnya. pandangannya tiba-tiba tertuju pada sebuah tas wanita yang tergeletak di kursi taman itu.
"Ajeng ...ini punya Ajeng. Ajeng...Ajeng...lo dimana Jeng?" Kevin berteriak sekencang-kencangnya mencari kesana kemari sipemilik tas yang tak lain adalah Ajeng. "Ajeng.................."
Pemuda itu membopong gadis itu masuk ke dalam apartemennya. membaringkannya di kasur kemudian menutup badan gadis itu dengan selimut. terlihat jelas gadis itu kedinginan, bajunya basah kuyup. Pemuda itu mendekati gagang telpon, mencoba menghubungi seseorang untuk membantunya. Bagaimanapun, ia tak mungkin membiarkan gadis itu basah kuyup dan kedinginan. di sisi lain, ia tak bisa memungkiri nalurinya sebagai laki-laki. gadis itu sangat cantik dan menarik. Tubuhnya ramping, kulitnya putih mulus dan wajahnya sungguh bisa membius dan membuat jantungny berdebar tak karuan. Beberapa menit kemudian, seorang wanita muda berseragam masuk ke apartemennya.
"Tolong gantikan bajunya dengan ini." Pemuda itu menyerahkan kemeja putih yang ia keluarkan dari lemarinya. Sang wanita melangkah mendekati sang gadis hendak membuka baju gadis yang sedang tak berdaya di kasur itu.
" Tunggu...Tugggu dulu." Pemuda itu menghentikan gerakan wanita itu, wanita itu menoleh.
"Saya akan ke kamar mandi, silahkan dilanjutkan. Jika sudah selesai, anda bisa mengetok pintu kamar mandi saya".
Pemuda itu melangkah menuju kamar mandinya. Mencoba merutuki dirinya sendiri.
"Kenapa jantungku begitu berdebar? Ayolah, ini bukan pertama kalinya aku melihat gadis cantik, bahkan banyak gadis cantik yang mengejar dan rela melakukan apa saja untukku. meski semua itu kutolak dengan alasan aku ini pria bertanggung jawab". Pemuda itu terus berargumen dengan dirinya sendiri.
"Chik...Chika..."
Chika bangkit dari tempat duduknya. Sedari tadi ia memang tengah sibuk di depan laptop. Ada masalah dengan butiknya, sampai ia sendiri absen masuk kuliah hari ini.
"Kevin.." Chika membuka pintu, tiba-tiba Kevin menjatuhkan kepalanya di pundah Chika. Chika membimbing Kevin masuk ke apartemennya.
" Vin...Lo kenapa? Kenapa lo basah kuyup gini?"
Chika melepaskan pelukan Kevin, mencoba menyelidiki apa yang tengah terjadi pada Kekasih yang sangat dicintainya itu. Chika memegang kedua pipi Kevin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Arti sahabat ( Arti Cinta)
Romanceini kisah tentang PERSAHABATAN DAN CINTA. dua kata yang berbeda namun memiliki makna yang sama besarnya. SAHABAT DAN CINTA, di dalamnya sama-sama ada sayang, namun dengan racikan yang berbeda. Bagaimana ketika hidup mengaruskan kita memilih, antara...