Al sedang kritis dan sekarang tengah dalam perawatan medis dokter. Jantung yang bersemayam di tubuhnya sepertinya sedang menolak. Al terbaring tak berdaya. Ayahnya tengah berkutat dengan permohonannya kepada Tuhan untuk tak mengambil satu- satunya kebahagiaanya kini. Dokter yang menanganinya akhirnya keluar dari kamar Al. Dokter senior itu hanya menggeleng pasrah melihat raut wajah cemas ayah Al.
"Semoga ada keajaiban Pak." Dokter itu menepuk pundak ayah Al kemudian berlalu.
Ayah Al hanya terduduk lemas. Tangisnya pecah. Ia tak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika Al tak bisa bertahan dan harus meninggalkannya seperti almarhumah istrinya. Ia sudah merasakan sedikit ketenangan setelah selama lima tahun Al semakin membaik karena transplantasi jantung itu. Tapi kini, ayah Al menyadari semuanya. Apa yang tengah ia lakukan lima tahun lalu yang membuat pemuda itu kehilangan nyawanya demi menyelamatkan Al adalah kesalahan besar. Ia melakukan hal yang di luar jalur yang Tuhan rahmati, dan lihatlah Al kembali menjadi tersiksa di balik ruangan serba putih itu. Bahwasanya ketika ia menghalalkan segala cara, maka Tuhan akan menunjukkan kekuasaannya .
Verrel menatap lirih gadis yang tengah terbaring tak berdaya di depannya. Verrel menggenggam tangan gadis itu. Ia hanya memohon agar Ajeng bisa bangkit kembali.
"Ajeng, plis bangun. Gue belum menebus semua kesalahan gue yang udah bikin lo sakit hati selama ini. Ajeng, gue bahkan rela jadi Yuda selamanya, asal lo bisa hidup. Plis maafin gue Ajeng. Maafin gue yang terlalu cinta sama lo. Plis bangun Ajeng. Plis buka mata lo. Gue mohon." Verrel terisak menciumi tangan Ajeng.
Nina memeluk Brandon, menenggelamkan wajahnya yang sudah banjir air mata. Brandon berkali- kali menatap langit- langit rumah sakit, berusaha menyembunyikan air matanya yang membuat kaca matanya kini berembun. Verrel bangkit dari kursinya, ia melangkahkan kakinya keluar. Ia tak sanggup melihat Ajeng begitu lemah. Ia kalah. Kalah pada ketidakberdayaannya mencintai gadis itu.
Nina duduk di kursi di dekat Ajeng, menggantikan posisi Verrel tadi. Ia menggenggam tangan sahabatnya erat. Menangis sambil mengusap lembut wajah Ajeng.
"Ajeng, sahabat gue, adik gue. Plis bangun Ajeng. Gue nggak bisa kehilangan semua sahabat gue lagi. Yuda, Kevin, dan Chika yang mulai berubah. Jeng, lo masih ingat kan masa- masa indah kita waktu SMA. Kita punya genk yang kompak. Punya persahabatan yang sangat indah membuat semua orang iri pada kita. Plis bangun Ajeng. Gue janji akan menjadi sahabat lo yang lebih baik. Plis bangun Ajeng. Hiks hiks."
Nina menangis, dan Brandon menghampirinya memeluknya. Nina menghapus air mata di pipinya dan memutuskan keluar mengikuti Verrel. Nina, sahabat Ajeng yang selalu bersama Ajeng melalui semua suka duka selama ini. Nina, gadis lembut yang selalu memberikan ketenangan bagi Ajeng. Nina tak mampu tenang kini, ia tak bisa membayangkan bagaimana jika ia kembali kehilangan sahabat- sahabatnya yang lain.
Brandon menahan tangisnya. Ia lelaki kuat yang tak pernah menangis untuk apapun. Brandon mulai memegangi tangan lembut gadis yang pernah membuatnya jatuh cinta itu.
"Hey Ajeng. Lo itu bener- bener yah. Lo sahabat yang jahat banget. Lo lupain gue Ajeng, padahal gue yang selalu ada buat lo selama ini. Ajeng, gue lelaki keren yang nggak bakalan pernah nangis di depan cewek, apalagi cewek yang gue suka. Yah, lo tau kan tapi selama ini lo cuma pura- pura nggak tahu. Gue suka sama lo Ajeng. Gue jatuh cinta sama cewek sederhana kayak lo. Ajeng, plis bangun. Gue rela lo bakalan ngelupain gue selama ini. Gue rela. Gue akan berusaha mencoba berkenalan dengan lo kembali dan masuk ke dalam kehidupan lo lagi. Gue rela Ajeng. Lihatlah, dua mahluk manja itu sedang menangis di luar. Lo nggak mau kan liat mereka menjadi menyedihkan. Oh God Ajeng, gue udah terbiasa dengan sikap galak Nina dan kelakuan angkuh Verrel. Gue nggak mau mereka jadi menyedihkan. Jadi lo harus bangun Ajeng. Bidadari hati gue. Nggak ada lagi yang akan nyebut nama gue dengan benar selain lo. Hanya lo Ajeng. Gue Brandon, sahabat lo."

KAMU SEDANG MEMBACA
Arti sahabat ( Arti Cinta)
Любовные романыini kisah tentang PERSAHABATAN DAN CINTA. dua kata yang berbeda namun memiliki makna yang sama besarnya. SAHABAT DAN CINTA, di dalamnya sama-sama ada sayang, namun dengan racikan yang berbeda. Bagaimana ketika hidup mengaruskan kita memilih, antara...