Ekstra Chap

2.2K 145 28
                                    

Ajeng memakai gaun pengantinnya, menatap wajahnya di cermin. Chika dan Nina terus saja memuji kecantikan sahabatnya. Ajeng kembali meneteskan air matanya, bahagia menyambut hari bersejarah dalam hidupnya. Hari dimana pemuda yang selalu menolongnya, si tampan mempesona Al akan menyuntingnya menjadi kekasihnya selamanya. Kekasih suci dalam ikatan halal pernikahan.

"Aduh, gadis lama banget sih. Tuh pangeran kamu udah nunggu dari tadi, bahkan penghulunya udah mau kabur tuh. Coba si Nina mau, gue aja dulu yang dikawinin." Brandon menghampiri ketiga gadis yang masih asyik di depan cermin rias.

"Enak aja lo. Lo pikir gue kucing, main kawin- kawin aja. Sono pergi, mana ada cowok muncul di kamar perempuan. Kasi tau tuh si Al, suruh sabar. Bentar juga puas tuh milikin Ajeng kita. Awas aja kalo Ajeng disekap nggak boleh main sama kita." Ucap Nina kesal menatap wajah Brandon.

"Oke, oke. Lelaki memang nggak pernah benar deh di mata perempuan."

Brandon melangkah keluar. Nina dan Chika merapikan gaun Ajeng.

"Lo pengantin tercantik Ajeng." Chika memeluk erat Ajeng.

"Gue bersyukur, meskipun gue nggak punya orangtua, gue punya kalian di saat sedih maupun bahagia gue." Ajeng memandangi kedua sahabatnya.

"Kita juga bersyukur punya sahabat yang sangat hebat kayak lo Jeng." Nina mencium Ajeng.

"Ehem..."

Ketiganya sontak menoleh ke arah pintu. Kali ini berbeda, Chika dan Nina tidak marah dan kesal. Lelaki itu adalah Verrel.

"Nina, Chika, gue mau ngomong bentar yah sama Verrel." Ajeng menatap Chika dan Nina. Keduanya akhirnya memutuskan keluar, meninggalkan Ajeng dan Verrel.

Verrel melangkah mendekati Ajeng. Menatap gadis itu yang teramat cantik di hari pernikahannya. Ajeng memang meminta Verrel mendampinginya saat keluar nanti. Ajeng sudah menganggap Verrel sebagai kakaknya, mengingat perjuangan Verrel yang berkorban banyak untuknya selama ini. Ajeng tersenyum manis saat Verrel menatap wajahnya di balik cermin.

"Kamu sangat cantik Ajeng." Puji Verrel, Ajeng hanya tersenyum.

"Terimakasih Verrel. Kelak kamu akan menemukan pengantin yang jauh lebih cantik." Ucap Ajeng sambil menatap wajah Verrel.

"Kamu janji yah, harus bahagia. Forever." Lanjut Verrel.

"Sure. Aku janji."


" Saya terima nikah dan kawinnya Rahayuki Ajeng binti Primus Yustisio dengan emas kawin seperangkat alat shalat dibayar tunai."

Al mengucapkan ijab qabul dengan fasih dan lancar meski sedikit deg- degan. Ajeng yang memang mendengarnya dari jauh, tak bisa menahan haru tangisnya. Untuk pertama kalinya, Ajeng kembali sangat bahagia. Cinta tulus Al dan sahabat- sahabatnya yang selalu mendampinginya berhasil membawa kembali senyum bahagia di bibir Ajeng.

"Sah..." Ucap semua orang di ruangan kompak.

Ajeng berjalan anggun memasuki ruangan untuk dipertemukan dengan suaminya, setelah beberapa hari dipingit. Sebenarnya, tak ada proses pingitan. Hanya saja, Nina dan Chika meminta waktu untuk menghabiskan sisa- sisa masa kesendirian Ajeng bersama mereka sebelum menjadi istri AL. Begitupun dengan Al yag sibuk dikasi petuah, atau lebih tepatnya ultimatum dan ancaman dari Bandon, Joshua dan juga Verrel untuk selalu membahagiakan Ajeng.

Al tersenyum manis, menatap wajah gadis yang sangat dicintainya, yang kini telah resmi menjadi istrinya. Wajah yang selalu bertambah cantik setiap detik, terlebih untuk hari ini. Al dan Ajeng saling berdekatan. Ajeng masih menunduk malu, bahkan kini meneteskan air matanya. Al dengan sigap membelai lembut pipi istrinya, menghapus air mata yang kini membasahi pipi cantik wanita di depannya.

Arti sahabat ( Arti Cinta)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang