Chap 28

1.1K 115 16
                                    

Al dan Ajeng tiba di apartemen AL. Ajeng masuk dengan ragu namun Al segera menghilangkan keraguan Ajeng.

"Kamu nggak punya tujuan kan Ajeng? Ini sudah tengah malam, untuk sementara tinggallah di sini sampai aku menemukan tempat untukmu. Tenang saja, aku bisa tidur di sofa." Al mengusap pipi Ajeng lembut.

Ajeng segera menuju kamar Al, Al mengikutinya dengan membawa koper Ajeng. AL menyuruh Ajeng untuk berbaring di kasur. Gadis itu terlihat semakin pucat. Al menyelimuti tubuh Ajeng, tersenyum manis kemudian menggenggam tangan Ajeng.

"Aku akan disini sampai kamu tidur. Istirahatlah Ajeng. Anggap semua ini hanya mimpi, dan besok ketika kamu membuka mata, semua yang menyedihkan akan hilang dari hidupmu."Al tersenyum manis padanya. Wajah tampan mempesona itu tak pernah bosan untuk dipandangi olehnya.

Ajeng sudah terlelap. Al keluar dari kamarnya, segera menuju sofa di ruang tamunya. Mencoba untuk mengistirahatkan tubuhnya. Hari yang sangat berat dan melelahkan dilalui oleh Al. Tapi ia bersyukur bisa dengan cepat menemui AJeng jika tidak ia mungkin akan melewati kehidupannya dengan rasa bersalah seumur hidupnya karena tak bisa melindungi gadis itu.


Kevin terbangun dari tidurnya. Ia  mengusap wajahnya. Kevin baru saja mimpi buruk. Itu mimpi tentang Ajeng. Kevin baru sadar, ia sedari tadi menghubunig Ajeng tapi tak ada jawaban.

"Lo baik- baik aja kan Jeng. Tolong jangan buat gue khawatir. Gue janji, gue bakal ceritain lo semuanya. Gue janji Ajeng."

Kevin tertunduk, mengacak kepalanya kasar. Yah, dia sudah terlalu lama menyembunyikan semuanya dari Ajeng. Semua yang berkaitan tentang kisah Ajeng. Semua yang sudah Kevin sembunyikan begitu lama. Masa lalu yang membuatnya terus mengutuk dirinya sendiri atas kisah itu. Sebuah rahasia yang terus membebani pikirannya, sudah lama ia menyimpannya. Dan ia sudah lelah terus- terusan bersembunyi dengan itu.


Ajeng membuka matanya pelan. Mencoba menyesuaikan kornea indahnya dengan cahaya pagi. Ia melihat di meja dekat ranjang besar tempatnya tidur sudah ada segelas susu dan roti. Al tersenyum manis, Al memang laki- laki paling memepesona di dunia. Ajeng meneguk susu hangat itu, matanya melihat secarik kertas di bawah gelas.

"Segera di habiskan. Jangan kemana- mana sbelum saya datang. Apapun yg kamu butuhkan, hubungi saya. Istirahat saja. Kamu sudah bangun dari mimpi burukmu. Have a nice day Rahayuki Ajeng...Al"

Ajeng memasang senyum manisnya. Meski merasa itu sia- sia karena Al tak ada untuk melihat senyuman itu. Ajeng menuju kamar mandi, setelah itu merapikan apartemen Al kemudian memasak beberapa masakan untuk Al. Ajeng memijit kepalanya pelan, meski ia masih ingat persis kejadian semalam, tapi kata- kata Al bagai sebuah perintah untuk dituruti. Melupakan semua masalahnya untuk kebahagiaannya esok.

Ajeng mencoba menyalakan Tv, membunuh rasa suntuknya sendirian di apartemen Al. Tiba- tiba ia mengingat, hp nya telah lama tak ia buka. Ajeng bergegas mencari tasnya. Menemukan hp itu dan segera mengaktifkannya. 30 pesan masuk. Dari Kevin, Nina, Brandon dan hah...Bocah manja?

"Buat apa bocah manja ini mengirimkanku pesan." Ajeng membuka pesannya satu persatu. Semua bertanya bagaimana kabarnya, mengapa hp nya mati dan ia tak bisa dihubungi. LAgi, Ajeng membuka pesan lainnya.

from: Bocah manja

Lo baik- baik aja kan?

Ajeng menatap isi pesan singkat dari Verrel cukup lama. Buat apa bocah manja itu menanyakan kabarnya? Bukankah ia sangat membenci Ajeng. Ajeng sontak bangkit dari kursi. Ia baru sadar, ia melupakan tugasnya di restoran hari ini. Seharusya ia berangkat kerja dan mencari kontrakan baru, atau setidaknya menumpang di kost Nina. Ajeng kembali membuka pesan singkat selanjutnya.

Arti sahabat ( Arti Cinta)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang