Chap 33

1.1K 121 8
                                    


Ajeng sudah bersiap untuk pulang. Brandon tak mengantarnya karena harus menemui dosennya. Ajeng melangkah menyusuri tepi jalan, menuju halte bis. Verrel mengikuti Ajeng dari belakang secara diam- diam. Entah mengapa Verrel penasaran dengan gadis itu. Sosok Ajeng yang selama ini telah membuatnya merasa bersalah. Yah, Verrel tak pernah menyangka, selama ini ia telah melakukan hal menyakitkan pada Ajeng.

Ajeng duduk di halte bis. Mencoba merapikan rambutnya yang tertiup angin, menyelipkannya ke belakang telinganya. Duduk diam menatap lurus jalan raya. Ia membuka handphonenya dan tersenyum ketika membaca pesan singkat dari Al.

From : My Guardian Angel

Aku agak sibuk hari ini, maaf tak bisa menjemputmu. Pulang dan istirahat. Setelah urusan kantor selesai, aku akan ke rumahmu, jd masak yg enak. Nona maaf, aku tak ingin melihat wajah sendumu malam ini..

Ajeng membalas pesan singkat Al, kemudian memasukkan kembali handphonenya ke tas. Verrel yang melihat tingkah Ajeng merasa sedikit kesal.

"Siapa yang mengirimkannya sms? Kenapa dia terlihat sangat bahagia?"

Verrel mendengus kesal. Ia berdiri sekitar 20 meter dari Ajeng. Ia sengaja berdiri jauh dari Ajeng agar Ajeng tak melihatnya. Ia berdiri ikut menunggu bis. Sesekali ia merapikan rambut jambul dan kemejanya. Verrel memang seorang lelaki yang sangat memperhatikan penampilannya. Ia memang tak ubahnya pemuda tampan titisan Dewa Yunani.

Ajeng naik ke atas bis, Verrel yang melihatnya langsung ikut naik. Ajeng memang belum menyadari kalau Verrel mengikutinya. Bis itu terlihat penuh dan tak ada tempat duduk lagi yang kosong. AJeng akhirnya harus berdiri, begitupun Verrel, namun Verrel tetap bersembunyi di balik orang lain agar Ajeng tak melihatnya. Verrel terus memperhatikan Ajeng.

"Gadis itu...Kenapa begitu galak ketika di kantor? Lalu mengapa ia begitu sendu sekarang. Ah, gue bener- bener udah disihir sama gadis galak itu."

Verrel terus berargumen dengan dirinya sendiri. Bus kembali berhenti. Beberapa orang naik dan bus semakin sempit. Terlihat Ajeng merasa risih ketika beberapa laki- laki mendekatinya. Ajeng berusaha menarik dirinya agar lelaki itu tak menyentuhnya. Terlihat tatapan nakal dari salah satu mereka. Verrel yang memperhatikannya dari jauh merasa sangat kesal. Saat seorang penumpang pria terlihat ingin mengambil kesempatan, Verrel tiba- tiba menerobos mereka. Verrel kini tepat di hadapan Ajeng. Ia menghalangi lelaki tadi dengan tubuh kekarnya. Verrel terus berpegangan. Kini ia dan Ajeng saling berhadapan, namun Verrel berusaha menjaga jarak agar tak menyentuh AJeng yang terlihat sudah sangat risau.

Ajeng menatap pemuda di hadapannya itu. Pemuda yang rela membiarkan punggungnya mungkin kesakitan terdorong penumpang lain demi menjaga agar Ajeng tak diganggu penumpang lelaki yang nakal tadi. Verrel berusaha membuang pandangannya. Namun Ajeng terus menatapnya. Ajeng terus berpikir, bagaimana dan sejak kapan bocah manja itu berada satu bis dengannya. Verrel tak bisa menyembunyikan perasaan gugupnya di tatap oleh Ajeng. Bagi verrel, ini adalah sesuatu yang diluar kuasanya. Bagaimana ia tiba- tiba mengikuti gadis itu, dan kini rela membiarkan tubuh kekarnya melindungi Ajeng.

Bis yang mereka naiki tiba- tiba menginjak rem secara mendadak saat menghindari pengendara motor yang ugal- ugalan. Semua orang sontak kaget, tubuh mereka terpental ke depan. Ajeng yang memang tidak fokus langsung panik saat ia hampir tersungkur ke belakang. Namun, ia merasakan sebuah tangan menopang tubuhnya. Ajeng hanya melotot memandangi wajah tampan di depannya semakin dekat dengan wajahnya.

Verrel lah yang refleks menahan tubuhnya saat hendak jatuh. Kedua tangan Verrel menahan punggung Ajeng dan tangan Ajeng memegang pundak Verrel. Mata mereka saling beradu. Semua orang di bis mengomel dan memberikan sumpah serapah pada pengemudi motor yang hampir membahayakan nyawa mereka. Namun Verrel tak mendengar apa- apa. Bahkan teriakan kencang penumpang lain yang sangat terkejut juga kini tak masuk ke gendang telinganya. Entah apa yang terjadi. Verrel hanya mendengarkan degup jantungnya yang seolah berirama lebih cepat dan tinggi. Ia memandangi wajah gadis di hadapannya. Mata sendu namun menawan dengan biji mata coklat yang bersinar.

Arti sahabat ( Arti Cinta)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang