Chap 43

940 103 10
                                    


tok tok tok....Menantunya Bunda Maya balik lagi yah...Sementara mengabulkan permintaan readers keceku semua. Yah, Story ini yang bakalan di ending lebih dulu. Tapi story lain tetap diusahakan dilanjut yah. Apalagi story MARRIE WITH THE BARBIE, rasanya semangat sekali menulis story itu berhubung karakter Al yang beda dan rada lucu. Selalu aja ide yang muncul kalau ngebayangin adegan lucu Al sama Yuki dan keluarga anehnya...Sementara LET HIM GO yang bikin baper dan mewek, butuh ekstra keras. Disamping karena story itu membutuhkan kata- kata yang indah dan cenderung terkesan sangat sensitif yah. Tapi selalu ada niat untuk dilanjutkan. Semoga bisa...Oh ya, yang minta LOVE ME JUST FOR SEVEN DAYS dilanjut, gimana yah?Kan udah ending. Tapi nanti dipikirkan lah. Ada yang minta di lanjut tapi dengan penggambaran yang lebih detail setiap ceritanya. Oke, nanti author pikir- pikir dulu.

Terimaksih untuk perhatian kalian yang membuat author terharu banget...Selamat menikmati karya sederhana nggak jelas dari author, semoga di tengah kekurangan karya author, ada kalian yang bersedia menyempurnakannya. Memberikan komentar berupa tanggapan, kritik dan saran yang membangun.

Mari sama- sama kita berkarya. Menjadi pembaca yang baik dengan menghargai karya penulis. Menjadi penulis yang baik dengan menulis karya yang bagus. Bergabung di wattpad dua bulan lalu karena mengidolakan ALKI, melihat infonya di INstagram, akhirnya author punya hari baru yang menyenangkan. Berusaha membuat story yang bisa membuat kalian menerimanya. Dan bersemu- semu saat mendengarkan notification dari readers. Sunggguh, terimakasih. Serasa punya teman baru, karena punya readers kece yang baik banget kayak kalia...

Oke cukup kelebaiannya...Tapi ini jujur yah. Orang jujur disayang Al...

Selamat membaca readers keceku yang kucintai. Senang bisa berteman dengan kalian lewat wattpad...Walaupun kita dari belahan bumi Indonesia yang berbeda, kita disatukan oleh rasa gemes, frustasi, kesel, mewek dan baper karena story...

Semoga bermanfaat...Salam kece, author kece badai, Ranhy..


Ajeng sedang berbaring di ranjang kecilnya. Ia menangis mengingat kejadian menyakitkan yang ia baru saja alami bersama pemuda asing itu. Al mengutuk ketidakberdayaan dirinya yang tak mampu berbuat apa- apa. Pemuda itu seakan menguasai hatinya untuk diam dan tak menolak. Ajeng bangkit dari ranjangnya saat mendengar seseorang mengetuk pintu rumahnya. Ia berjalan sembari menghapus sisa air matanya agar tak nampak kalau ia baru saja menangis.

"Yuda..." Ajeng terkejut mendapati bukan Yuda yang mengetuk pintu rumahnya.

"Chika..Gue kangen banget." Ajeng mendekati Chika dan memeluk sahabat yang sangat dirindukannya.

"Lepasin gue. Gue nggak sudi berdekatan dengan perempuan pembawa sial kayak lo." Chika menghempaskan tangan Ajeng dengan kasar.

"Chik, lo kenapa sih. Gue Ajeng sahabat lo." Ajeng kembali mendekati Chika.

"Sahabat? Sahabat macam apa lo? Dan Yuda? Yuda...Berhenti berangan- angan kalau Yuda masih hidup. Gue benci nyembunyiin ini. Kevin yang rela menderita demi ngebuat lo nggak terluka, bahkan ia mati karena lo. Yuda lo udah mati Ajeng. Dia udah meninggal. Gue muak nyembunyiin ini selama lima tahun dan terus nyiksa gue. Gue benci sama lo." Chika berteriak di depan Ajeng.

"Maksud lo apa Chik? Yuda? Yuda udah meninggal? Kevin juga meninggal? Lo becanda kan Chik?" Ajeng mulai menitikkan air mata.

"Gue nggak becanda. Lo itu cewek pembawa sial. Semua yang di dekat lo bakalan mati. Nyokap bokap lo, keluarga lo, Yuda dan juga Kevin gue. Semuanya gara- gara lo. Gue benci lo." Chika menutup matanya.

Ajeng merasakan panas menjalar ke seluruh sel darahnya. Perih dan sakit di dadanya. Jantungnya seakan ditusuk tumpukan jarum. Yuda dan Kevin, dua orang sangat penting dan ia sayangi  meninggal. Tentu itu kenyataan yang sangat berat baginya.

Ajeng hanya terdiam membisu dan Chika sudah jongkok menangis menutupi wajahnya. Verrel, Nina dan Brandon yang melihatnya langsung berlari mendekati keduanya.

"Ajeng?" Verrel mendekati Ajeng.

"Chik, lo kenapa?" Tanya Nina yang merangkul Chika.

"Lepasin gue. Gue benci kalian semua. Gue benci sama Ajeng." Nina meronta meminta dilepaskan.

"Chika, katakan kalau semua yang lo bilang itu bohong." Ajeng memegang kedua lengan Chika.

"Gue nggak bohong. Gue nggak bohong. Lo sadar, lo udah nyusahin semua orang." Chika berteriak pada Ajeng.

"Yud, Yuda. Lo masih hidup kan?" Ajeng memegangi kedua pipi Verrel. Verrel hanya terdiam. Nina sudah menangis di pelukan Brandon.

"Yuda? Yuda apaan? Dia bukan Yuda. Lo sadar. Yuda udah mati lima tahun lalu. Yuda mati karena ingin melamar elo. Dan Kevin yang berkorban apapun untuk lo selama lima tahun juga mati karena lo. Karena lo nggak terima kenyataan Yuda udah mati. Lo yang harusnya mati. Bukan Yuda sahabat gue sejak kecil. Bukan Kevin kekasih gue. Lo Ajeng. Lo..." Chika semakin meraung- raung.

"Diam lo. Berhenti ngomong kayak gitu sama Ajeng." Verrel memajukan badannya, menghalangi Chika yang ingin menampar Ajeng.

Ajeng hanya terdiam. Semua bayangan bersama Yuda dan Kevin seolah berputar di depannya. Bagai kaset yang rusak, kebersamaannya bersama sahabat- sahabatnya dan juga kekasihnya Yuda melintas begitu saja. Ajeng memegangi kepalanya. Dan sedetik kemudian, tubuhnya ambruk. Untung saja Verrel refleks memeluk tubuhnya..



Al dilarikan ke rumah sakit. Asistennya menemukan ia tak sadarkan diri di apartemennya. Ayahnya sangat panik dan cemas. Ia terus menggenggam tangan putranya dan berdoa agar Tuhan masih memberinya kesempatan untuk menebus semuanya.

"Al, daddy mohon. Please wake up boy. Daddy janji, daddy akan ngelakuin apa aja asal kamu bangun. Daddy akan menyerahkan diri dan mengakui semuanya. Bangun Al. Hanya kamu satu- satunya milik daddy. Kamu hidup daddy Al."  Ayah Al terus menangis mengiringi anaknya yang dodorong menuju ICU.

Para dokter dan perawatpun telah siap untuk melakukan tindakan pada Al. Al dimasukkan ke dalam ruang ICU. Dokter menahan ayah Al untuk tak ikut masuk ke dalam. Ayah Al hanya berdiri dengan cemas di luar sembari terus berdoa untuk anaknya. Secara bersamaan terdapat rombongan yang juga menangis. Seorang pasien yang juga di dorong menuju ruang perawatan lainnya. Ranjang dorong itu berlalu di depan ayah Al, dan tanpa sengaja ia melihat wajah pasien itu.

Lima tahun lalu, saat anaknya Al sedang kritis dan membutuhkan donor jantung. Ia melakukan kesalahan itu. Membiarkan dokter merelakan pemuda yang ia tabrak meninggal dan dengan jahatnya ia mengambil jantung pemuda itu. Pemuda itu meninggal dan anaknya berhasil hidup. Untuk melupakan semuanya dan memulai hidup baru kembali, ia kembali ke Paris dan berjanji tak akan kembali lagi ke Indonesia. Namun sebelum kembali, ia menghadiri pemakaman pemuda itu secara diam- diam. Ia melihat semua orang yang menangis di makam itu. Ayah Al sempat menyesali perbuatannya, tapi baginya anaknya adalah segalanya. Ayah Al tak sengaja menemukan kotak di saku pemuda itu. Kotak berisi cincin dan kata- kata indah untuk melamar seorang gadis. Di dompet pemuda itu, ayah Al menemukan foto gadis itu. Foto gadis yang akan ditemui pemuda itu sebelum akhirnya ia menabraknya dan membunuhnya.

Ayah Al tersentak. Anaknya sedang kritis di dalam. Sementara, ia baru saja melihat gadis itu. Gadis yang membuatnya menyesal membunuh pemuda itu. Gadis yang ingin sekali ia meminta maaf padanya. Ayah Al melihat gadis itu tak berdaya. Dengan segenap kekuatannya, ayah Al melangkah mengikuti gadis itu. Ia melihat dari jauh raut kecemasan dan khawatir dari dua pemuda yang menunggunya serta seorang gadis yang sedang menangis.

"Tuhan, ada apa dengan gadis itu? Tuhan tolong. Jika ingin menghukumku jangan melampiaskan semuanya secara bersamaan. Tolong selamatkan gadis itu. Aku sudah membuatnya kehilangan orang yang dia cintai. Tolong berikan ia hidup untuk bahagia lebih lama. Dan Tuhan, maaf jika aku hambamu yang egois dan punya banyak permintaan. Tolong selamatkan anakku juga. Tolong berikan kehidupan pada mereka berdua. Jika Kau ingin menukarnya, maka aku akan menukar nyawa dan hidupku demi mereka berdua."

Ayah Al terduduk lemas di rumah sakit. Memandangi dua orang yang membuatnya merasa sangat bersalah. Dua orang yang sedang kritis. Anaknya dan gadis itu.


Arti sahabat ( Arti Cinta)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang