Chap 29

1K 130 23
                                        

"Ajeng..."

Al berlari menuju sumber suara tangisan Ajeng. Wajah Al memerah, nafasnya membara. Si tampan mempesona itu tersulut amarah. Bagaimana tidak, gadis sendu itu kini terlihat memprihatinkan. Gadis yang telah membuatnya berjanji dengan Tuhan untuk selalu melindunginya, justru sekarang terlihat menyedihkan di depannya.

Pakkkkkk. Al meninju wajah Adi. Adi jatuh tersungkur di lantai, wajahnya berdarah. Al tidak berhenti, ia menginjak perut lelaki bajingan itu hingga kini tak berdaya.

"Bajingan...Brengsek....Anjing..." Kata- kata kasar itu keluar dari mulut Al begitu saja. Ia betul- betul ingin menghabisi pria brengsek itu. Al mengangkat kerah baju Adi.

"Bajingan apa yang kamu lakuin sama Ajeng. Brengsek!" Al kembali meninju perut Adi.

"Hahaha. Kamu tega memukul teman bisnismu demi pelacurmu itu Al. Apa dia terlalu hebat sampai kau memepertahankannya." Adi menatap Al dengan wajah menantang kemudian menghadiahi Al pukulan tepat di pipinya. AL meringis kesakitan.

"KAu bisa mendapatkan banyak yang seperti itu di jalan Al.." Al berusaha bangkit, ia mengepalkan tangannya cukup keras.

"Tutup mulutmu sebelum aku membuatmu tak bisa bicara lagi seumur hidupmu!" Al menampar pipi Adi cukup keras.

Ajeng masih menangis, mendapati dua lelaki yang sudah babak belur di depannya. Ajeng masih belum bisa bangkit, suaranya parau.

"GAdis itu, jauh lebih berharga dari seorang teman bisnis menjijikkan sepertimu. Gadis itu gadis luar biasa. GAdis itu sangat penting untukku. Sekali lagi kamu menyentuhnya dan mengatakan bahwa dia perempuan tak berharga, maka nyawamu yang akan jadi tebuasannya. Jadi sebelum aku membunuhmu, pergilah. AKu tidak ingin mengotori tanganku untuk nyawa tak berharga sepertimu."Al mengangkat Adi kemudian menjatuhkannya ke lantai.

Adi berusaha bangkit sekuat tenaga, meringis kesakitan. Ia menatap Ajeng lekat kemudian menatap Al sangat tajam, seolah mengatakan bahwa ini belum selesai. Adi keluar dari kamar Al dengan wajah babak belur.

Al bangkit dan berdiri melihat Ajeng. Wajah tampannya mengeluarkan darah segar karena pukulan Adi. Al menghampiri Ajeng yang memeluk lututnya di kasur, sangat sendu dan terisak. Baju Ajeng dirobek paksa oleh Adi. Lututnya berdarah karena serpihan kaca di dapur tadi, dan bibirnya merah dan luka. Al membuka jasnya, menutupi lengan Ajeng yang terekspos karena sobekan bajunya. Al menatap Ajeng yang masih menangis tersedu- sedu. Al menarik Ajeng ke pelukannya. Sangat erat, sampai keduanya dapat saling mendengarkan debaran jantung masing- masing yang berpacu begitu cepat.

"Maafkan aku Ajeng." Ajeng hanya menangis. Air matanya mengalir begitu deras. " Apa dia menyentuhmu?" Al melepas pelukannya, memandangi Ajeng. Ajeng menggeleng pelan.

"Syukurlah...Aku mencintaimu Ajeng..."

Dug dug dug....Jantung Ajeng berdegu semakin kencang. Dalam kondisi memprihatinkan, ia merasakan bahagia sejenak. Bagaimana bisa, si pemuda mempesona itu mencintainya yang penuh dengan luka. Bagaimana si pemilik senyum manis itu mengatakan cinta padanya. Al semakinmengeratkan pelukannya, perlahan air matanya mengalir di pipinya.

"Aku sungguh mencintaimu Ajeng. AKu berjanji tak akan membiarkan siapapun menyakitimu. Aku berjanji Ajeng." Al dan Ajeng kini saling membalas pelukan. Mereka sama- sama menumpahkan air matanya.

"Aku juga mencintaimu Al." Ajeng mengucapkan itu terbata- bata.

Lima tahun, Ajeng menjaga hatinya hanya untuk seseorang yaitu Yuda. Dan kini, ia tak boleh egois, ia harus jujur, pemuda mempesona itu telah menguasai hatinya. Si tampan itu telah membuat jantungnya selalu berdebar. Pemuda hebat itu telah mengisi ruang di hatinya. Masih tetap ada Pangeran kodok di ruang itu, tapi kini Al telah memiliki tempat juga di sana, di hatinya.

Arti sahabat ( Arti Cinta)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang