aku berjalan terus
tanpa melihat sekitar
terus berjalan hingga tertatih
hingga peluh menunjukkan tanda letih
tujuan kini tak semudah mengejar layang-layang
cahaya di depan tak semudah mengagumi kunang-kunangdulu memang,
jatuhku mampu terabaikan
karena menggapai tujuan semudah berkedip
tak ada perdu yang terlalu tinggi tuk melukai
langkahi saja mudah bukan
tapi itu dulu kawan...aku tak mengerti
tentang hidup yang terus berputar
bukankah berputar akan kembali ke titik awal
namun mengapa kini tersenyumpun tak biasa
tertawapun kadang begitu terpaksa?
kemudian dengan naif mengatakan "baik-baik saja"aku rindu masa itu...
dimana mengekspreikan luka cukup menangis sejadi-sejadinya
lalu berlari lagi sesegukan, polos sekali bukan...
KAMU SEDANG MEMBACA
Napak Tilas
PoésieHanya sekumpulan puisi amatiran, dari seorang pria perindu, penyuka sunyi, perenung, penikmat senja dan kopi, serta pemurung ulung. . .