kita memang masih selalu
merindukan sebuah utopia
dan berkilo-kilo jarak dari sini
di seberang laut sana
masih banyak kesedihan
ini untuk semua kepala-kepala yang berpikir
belum cukupkah?Tangis dalam dunia maya sia-sia...
tanganku tak pernah sampai
membelai rambutnya yang berdebu
mengusap luka-luka yang terus berdarah
tangisku senyap
memeluk sunyi
bahkan hidup di sini masih begitu utopis
bagi mereka...
penghuni negeri konflik****
untuk Aleppo dan semua negeri yang masih selalu dalam konflik. Aku tak bisa membayangkan kehidupan keras seperti apa yang kalian jalani. Bagaimana tidurmu? Bagaimana makanmu? Bagaimana kalian menikmati sore hari? Aku tak bisa membayangkannya, hanya menangis dalam sunyi...
KAMU SEDANG MEMBACA
Napak Tilas
ПоэзияHanya sekumpulan puisi amatiran, dari seorang pria perindu, penyuka sunyi, perenung, penikmat senja dan kopi, serta pemurung ulung. . .