Chapter 1

194 9 0
                                    

Kkkrrriiiinggg kkkrriinggg

Alarm sudah berbunyi tapi Rasanya Gue males banget buat bangun.  Dengan terpaksa Gue membuka mata dan bangun menuju kamar mandi.

Setelah selesai mandi Gue langsung berpakaian seragam. Selesai berpakaian Gue menuju meja rias. Eits jangan pikir mentang mentang Gue tomboy ga punya kaca yee! Gue punya.

Gue mulai menyisir rambut Gue yang berwarna brown dark. Gue biarin rambut lurus Gue menjuntai. Tidak lupa Gue sekali pake snapback ke sekolah. Itu sudah menjadi kebiasan Gue.

Gue sambil tas dimeja belajar dan segera turun ke meja makan untuk sarapan.

"Morning, bi." Sapa ku kepada Bi Odah yang sedang menyiapkan sarapan.

"Pagi non. Mau dibuatin susu atau jus?" Tanya nya.

"Susu aja bi." Ucap ku seraya duduk dibangku favorit ku disamping bangku Mas Revo.

"Yang lain belum pada bangun bi?" Tanya ku lagi. Karna hanya ada Aku dimeja makan ini.

"Tadi bapak udah berangkat duluan. Trus Mas Daffa sama Mas Revo kayanya belom bangun deh non."

"Yaudah bi. Biar Aku yang bangunin mereka." Ucap ku dan bangkit menuju kamar Mas Revo.

Aku mengetuk pintu.  Sudah puluhan kali tapi tidak kunjung dibuka. Akhirnya Aku memutuskan untuk membukanya saja.

"Mas. Lo ga kuliah?" Tanya Gue seraya mengoyangkan tubuh Mas Revo. Yang dibangunin hanya menggeliat Gak jelas. Muncul lah ide.

"MAS BANGUN UDAH SIANG!!" Teriak Gue tepat ditelinganya. Yup!

"Arrghh. Lo tuh Ya.. aarggh." Katanya menunjukku dan terpotong ucapannya. Dia segera bangkit dan menuju kamar mandi. Saat diambang pintu kamar mandi dia berhenti.

"Lo Gak mau keluar? Mau liatin Gue pake baju?" Tanyanya tanpa membalik kan badan. Aku pun keluar dan membanting pintu. Samar samar terdengar ocehannya.

Saat gue ingin ke kamar Mas Daffa untuk membangun kannya ternyata mas Daffa sudah lebih dulu bangun. Bagus lah kalau gitu. Gue pun kembali duduk dikursi meja makan. 

"Abis dari mana dek?" Tanya Mas Daffa.

"Abis bangunin kebo." Ucap Gue  ketus. Gue Gak punya selera sarapan lagi. Gue hanya meminum susu buatan bi Odah dan berpamit pada Mas Daffa untuk berangkat sekolah. 

"Mas Revi jalan duluan Ya."

"Loh? Cepat sekali. Kamu ga mau sarapan dulu. Hanya minum susu ga cukup Sampai siang nanti." Katanya.

"Aku sarapan disekolah." Ucap Gue  yang langsung berjalan menuju pintu. Begini lah Gue sekali menolak perhatian dan masih sayang Mas Daffa. Maafin Revi Mas. Batin Gue.

Gue menuju garasi untuk mengambil sepeda yang biasa Gue pake saat pergi ke sekolah.  Sepeda yang udah nemenin Gue selama 3 tahun lebih.

☆★☆

Sesampainya Gue disekolah Gue  langsung menuju kelas. Sekolah masih sepi. Hanya ada beberapa murid yang biasanya datang awal untuk mengerjakan pr.

Gue melongok ke dalam kelas. Disana sudah ada Andre. Gue  letak kan tas gue dibangku dan mendekati Andre yang sibuk dengan ponselnya.

"DORR!" Gue mengagetkan Andre. Eh? Kenapa dia tidak terkejut.

"Gue udah liat Lo tadi. Ngapain pake ngagetin segala." Katanya. Gue hanya memberi cengiran kuda dan menggaruk tekuk yang tidak gatal.

"Sibuk banget sih." Ucap Gue dengan suara pelan. 

"Iya lah, Gue lagi chat sama Rara udah sana jangan ganggu." Katanya. Gue mengerucutkan bibir dan berjalan keluar kelas. Gue melihat ada bola basket. Yes! Gue ga akan bete Kalo ada bola basket.

Gue langsung berlari menuju lapangan. Saat mau ngambil bola itu. Bolanya sudah diambil lebih dulu sama Kakak capten basket.

"Kak, Gue boleh pinjem bolanya dulu Gak?" Si capten basket ini hanya menaikan alisnya sebelah. Apa apaan dia? So cool. Cihh.

"Gak lama ye." Ucapnya sambil melempar bola itu ke arah Gue. Gue hanya memberi acungan jempol.

Hei guys! Gue cukup lincah main basket. Gue nyesel banget ga ikut ekskul basket. Gue lebih milih ekskul mading dan musik.

Rasanya Gue sudah mulai lelah dan mengeluarkan banyak keringat dan bel sudah berbunyi sekitar 5 menit lalu. Aku menoleh ke arah kelas 12 IPS ternyata Kakak capten basket itu masih berdiri disitu. Aku pun mendekatinya.

"Thanks." Ucap Gue sambil melempar bola itu ke arahnya.

"Jago juga Lo." Katanya.

"Ya. Begitu lah." Ucap Gue sombong.

"Okey. Gimana kalau istirahat nanti kita battle?" Ajaknya.

"Setuju." Ucap Gue.

Akhirnya Gue kembali ke kelas dengan nafas terengah engah. Untung saja guru belum masuk kelas. Gue duduk dibangku Gue. Mengeluarkan buku yang akan dipelajari.  Tian tersentak melihat Gue.

"Lah? Lo kenapa yan?" Tanya Gue.

"Lo kapan dateng?" Tanya nya. Gue memutar bola mata melihat kelakuan sahabat Gue.

"Dari tadi Tian sayang." Ucap Gue. Wajahnya memerah.  Iyuh Tian. 

Tak lama bu Dona pun masuk kelas mengajar pelajaran bahasa indonesia. 

☆☆☆

Bel istirahat sudah bunyi 10 menit yang lalu tapi Gue masih sibuk mencatat tugas yang diberikan bu Dona.

"Selesai" dan langsung memasukan buku kedalam tas.

"Yan, Lo mau ke kantin Gak?" Tanya Gue.

"Iya tunggu bentar napa dikit lagi ini." Jawabnya Gue memutar bola mata malas. "Dah selesai. Yuk!" Ucapnya.

Kini Tian, Gue, dan Valen sedang berjalan menuju kantin. Sesampainya dikantin Gue langsung duduk tempat favorit bareng kawan kawan. 

"Lo mau pesen apa?" Tanya Valen ke Gue.

"Mmp... Siomay deh sama es teh Ya Len." Jawab Gue.

"Kalo Lo Yan?" Tanya Valen lagi.

"Gue nasi goreng, siomay, sama jus jeruknya Ya."

"Ehh buset dahh.  Itu perut apa karung Yan." Jawab Gue sambil tertawa.

"Ya perut lah Rev." Jawabnya. Dan kami bertiga pun tertawa.

☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆

Meet And Greet Jadi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang