Chapter 26

45 5 0
                                    

"Akan ku ceritakan nanti." Jawab ku.

Mas Daffa duduk disamping ku. Dia menatap ku lekat lekat. Aku menaikan sebelah alis ku. Katakan saja aku ini tengil saat dalam masalah. Ya begini lah aku.

"Ehm." Papi berdeham membuat ku dan Mas Daffa kembali ke dunia nyata.

"Kemana saja kau semalam?" Tanya Papi dingin. Ya Tuhan mendengar suara Papi seperti ini membuat ku sudah menelan saliva ku.

"Aku--aku bermalam dirumah Melly Pi." Jawab ku.

"Kau berfikir dulu sebelum berbuat. Semua khawatir. Dan Papi akan memberikan kamu hukuman." Ucap Papi.
Aku menunduk tidak berani menatap Papi.

"Kau akan Papi pindah kan bersekolaj dipesantren." Ucap Papi. Aku langsung mendongak menatap Papi. Aku tidak menyangka Papi akan memberi hukuman seperti itu. Aku menyipit kan mata ku menatap Papi. Papi menatap ku juga dengan tatapan tajamnya.

"Aku gak nyangka kalau Papi bakal ngasih hukuman seperti ini. Aku benci Papi." Ucap ku sambil menendang koper hingga terjatuh dan berlari masuk ke dalam kamar Mas Revo.

Aku menangis Sampai terisak. Aku Tak habis pikir kalau Papi akan memghukum ku dengan memasuk kan ku ke pesantren. Bagaimana bisa? Aku disana tidak akan bisa bebas.

Papi gak tahu aja apa masalah aku kabur dari rumah Tante Dinda. Andai aku ceritakan semuanya dengan Papi. Papi akan memarahi Rey dan menjauhkan ku dari keluarga Tante Dinda. Aku tidak ingin Tante Dinda, Gita dan Rey menjauh.

Cklekk

Aku menoleh karna ada yang membuka pintu. Muncul lah Mas Revo masih menggendong tasnya. Aku kembali menangis. Mas Revo menutup pintu lalu meletak kan tasnya diatas meja belajarnya.

"Lo kenapa? Kapan lo balik?" Tanya Mas Revo. Aku masih bergeming.

"Jawab ngapa! Punya mulut kaga sih?" Mas Revo meninggikan suaranya. Aku langsung menoleh dan menatap Mas Revo tajam. Tatapan Mas Revo lebih tajam.

"Gue dihukum Papi dan gue balik tadi." Jawab ku sedikit ditinggikan suaranya.

"Dihukum Papi?" Mas Revo mengerutkan kening. Aku mengangguk.

"Kok bisa?" Tanya Mas Revo lagi.

"Yang gara gara semalem itu." Jawab ku.

"Lagian sih lo. Pasti Papi masukin lo kepesantren." Lagi lagi aku mengangguk.

"Selamat bersenang senang dipesantren." Ucap Mas Revo meledek lalu keluar dari kamar ini. Aku kembali menangis. Aku membuka ponsel ku. Aku mencari nomer Azka. Entah kenapa saat ini aku sedang mengingin kan Azka berada disamping ku. Nomernya tidak aktif. Aku mencoba menelponnya lagi. Jawabannya sama seperti tadi nomernya tidak aktif.

Aku mencoba menelpon Andre. Telponnya terhubung tapi tidak kunjung dijawab. Aku terus menelponnya hingga ke tiga Kalo telponnya diangkat.

"Hallo Rev. Apa kabar?"

Aku rindu dengan trio somvlak. Setelah mendengar suara Andre aku kembali menangis. Rasanya ingin sekali aku menghabiskan sisa waktu ku bersama teman teman ku.

"Rev lo baik baik aja kan?"

"Sorry Ndre. Jadi diemin lo kan. Gue kangen sama kalian." Ucap ku. Isakan tangis ku mulai terdengar.

"Ya Tuhan lo nangis Rev. Lo baik baik aja kan?"

"Baik Kok."

"Gue juga kangen lo Rev. Cepet masuk sekolah ya."

"Iyaa Andre. Insya allah besok gue masuk sekolah."

"Banyak banget yang mau gue ceritain ke elo selama lo libur."

Meet And Greet Jadi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang