Aku sedang duduk disofa ruang kerja bunda. Ya! Kalian benar aku sedang berada dibutik milik bunda. Tadi pagi bunda mengajak ku. Aku sudah menolaknya tapi bunda memaksa. Bunda bilang agar aku tidak bosan. Ya! Benar saja. Aku sering diaja bicara dengan bunda atau asisten bunda. Jadi tidak sia sia aku ikut dengan bunda.
"Revi." Panggil bunda.
"Iya bun?"
"Kita makan siang dulu yuk sayang." Aku mengangguk. Bunda membantu ku untuk berdiri dan berjalan hingga sampai di mobil milik bunda.
Tak lama mobil yang aku dan bunda tumpangi berjalan. Tidak ada percakapan diantara aku dan bunda. It' okey mungkin bunda fokus menyetir.
"Kamu makan apa Rev?" Tanya Bunda. Aku mencoba berfikir untuk makan makanan yang enak.
"Aku ingin bakmie." Jawab ku.
"Okey." Ucap bunda.
Hanya itu percakapan antara aku dan bunda. Selebihnya hening, kami sibuk dengan pikiran masing masing.
"Sampai." Pekik bunda. Aku rasa dari sekian banyak orang hanya bunda yang seru. Aku membalas ucapan bunda dengan senyuman.
Bunda membuka kan pintu untuk ku dan seperti biasa bunda membantu ku berjalan. Menyusah kan ya diri ku? Hehe.
"Duduk sini." Ucap Bunda. Aku pun duduk.
"Mba." Pekik bunda memanggil pelayan untuk memesan.
"Ada yang bisa saya bantu bu?"
"Saya mau pesan bakmienya dua sama minumnya jus jeruk satu dan jus alpukat satu." Ucap bunda. Bunda tahu saja kesukaan ku. Bahkan ak belum bilang pun bunda sudah langsung bilang kepada pelayan itu.
"Baik saya ulangi bakmie dua jus jeruk satu dan jus alpukat satu. Ada tambahan?" Tanya pelayan itu.
"Tidak, terima kasih." Jawab bunda.
"Rev." Panggil bunda.
"Iya Bun?"
"Kamu mendapat donoran mata sayang." Ucap bunda. Tunggu! Dari ucapannya tidak ada kesenangan. Apa bunda tidak ingin aku bisa melihat kembali? Ah? Positive lah Rev. Batin ku.
"Alhamdulillah bun. Kapan aku akan operasi?" Tanya ku.
"Lusa." Jawab bunda.
Kenpa tiba tiba bunda berubah. Seperti kehilangan sesuatu. Entah, aku tidak mengerti kehilangan apa. Lebih baik aku diam.
☆★☆
Kini aku sedang duduk diatas bankar. Dokter bilang hari ini perban ku akan dibuka. Aku sudah tidak sabar ingin melihat. Melihat semuanya.
Operasi ku berjalan dengan lancar. Alhamdulillah. Perlahan dokter mulai membuka perbanku.
Setelah perban dibuka aku mencoba membuka mata perlahan. Awalnya masih nge-blur tapi sekarang sudah lumayan. Dokter itu melambaikan tangannya didepan wajah ku. Kini aku bisa melihat dengan jelas. Ada Papi yang tersenyum dan Bunda juga. Hanya ada mereka berdua, yang lain mana? Aku yang tadinya tersenyum kini berubah menjadi sendu.
"Loh? Bukannya senang bisa melihat lagi?" Tanya papi.
"Iya, tapi yang lain kemana? Kenapa hanya Papi dan Bunda yang ada disini?" Tanya ku.
"Yang lain sibuk urusan masing masing sayang. Mending sekarang kamu istirahat dulu. Papi urus administrasi setelah itu papi akan bertanya sama dokter kapan kamu diperboleh kan untuk pulang kerumah." Ucap Papi. Aku hanya mengangguk.
Aku membaringkan tubuh ku diatas bankar. Aku memunggungi bunda. Aku merasa belakangan ini aku diabaikan benar benar. Aku tidak tahu apa salah ku.
☆★☆
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet And Greet Jadi Cinta
Teen FictionHai guys! Kenalin gue Revi Salshabilla. Gue siswi kelas 11 disekolah Merah Putih. Dicerita ini gue tuh gak nyangka banget karna Gue bisa cinta sama orang yang baru aja ketemu saat meet and greet Fahijal Gammy. *** Hai Guys! Gue Azka Anggara. Gue...