Aku sedang berusaha melarikan diri dari rumah untuk bisa pergi ke kemang bersama Tian, Andre dan Valen.
"Aman Rev." Ucap Tian. Aku mengangguk.
Aku keluar dari kamar ku dan berlari ke taman samping Sampai ke pekarangan rumah. Tian berjalan dibelakang ku.
Akhirnya aku masuk ke dalam mobil Valen. Aku duduk dibangku penumpang dibelakang bersama Tian.
"Udah Siap?" Tanya Valen. Kami bertiga-Tian Andre dan aku- mengangguk.
"Tapi Len kalau gak ada Nia disana gimana?" Tanya ku.
"Ya kita happy happy aja disana." Ucap Andre.
"Gak."
"Kalau kalian berdua mau happy happy gue sama Revi pulang." Ucap Tian.
"Okey." Ucap Valen.
Hanya butuh 30 menit akhirnya kami pun Sampai di kemang. Tempat dimana Nia berada. Ada rasa takut sedikit saat memasuki tempat club seperti ini. Ini pertama kalinya aku masuk ke dalam tempat seperti ini.
Tanpa sadar Tian merangkul ku. Aku menatapnya dia tersenyum. Aku mengedarkan pandangan ku. Ya Tuhan jijik memang melihatnya tapi mau gimana lagi. Ini kan pinta ku.
"Rev, tuh lo liat yang dipojokan sana." Ucap Valen sambil menunjuk ke arah yang ia bilang. Aku mengikuti arah Valen menatap. Yang benar saja. Nia sedang duduk berada dipangkuan om om. Aku merasa jijik, sedih dan kesal melihatnya. Nia sudah kotor. Aku benar benar tidak menyangka.
"Gue mau pulang." Ucap ku.
"Tunggu. Lo belum liat yang selanjutnya. Ini mah cuma biasa. Lo liatin terus aja dia." Ucap Valen. Aku terus menatap gerak gerik Nia. Ya Tuhan Nia tidak berontak saat payudaranya dipegang oleh om om itu. Karna sudah sangat geram aku pun menghampiri Nia. Aku menarik lengan Nia dan...
Plakk
Aku menamparnya. Air mata ku sudah mengalir dipipi. Entah mengapa aku benar benar sedih melihat sahabat ku seperti ini.
"Ni, lo sadar gak sih yang lo lakuin ini dosa." Ucap ku. Nia menatap ku tajam.
"Lo ngapain sih kesini. Gak udah ikut campur deh. Lo Siapa sih?" Kata mata Nia yang barusan keluar dari mulutnya membuat dada ku sesak. Apa dia sudah tidak menganggap ku sahabatnya.
"Ni, gue sahabat lo. Lo gak boleh kaya gini." Ucap ku.
"Lo gak tau apa apa Rev. Diem aja deh."
Aku menarik Nia untuk keluar dari tempat ini. Nia berusaha untuk melepas genggaman ku Tapi sayangnya tenaga ku lebih besar darinya.
"Lepasin." Ucap Nia. Aku melepaa genggaman ku karna aku dan Nia sudah berada diluar.
"Jelasin ke gue kenapa lo kaya gini?" Tanya ku."Ini semua karna lo." Ucapnya. Aku mengerutkan kening.
"Pertama Azka pergi. Kedua orang tua gue udah gak peduli sama gue. Dan beginilah gue. Awalnya gue bosen hidup karna kehidupan gue berubah menjadi gelap." Ucap Nia. Matanya sudah berkaca kaca.
"Gue ngelakuin ini buat senang senang aja Rev. Biar gue gak terlalu larut dalam kesedihan." Kini air mata Nia sudah mengalir dipipi. Aku memeluk Nia. Nia terlihat begitu rapuh.
"Ni, lo gak perlu kaya gini buat mencari kesenangan. Kan ada gue, ada Melly, ada trio somvlak. Lo gak perlu kaya gini. Ini sama aja lo kotorin diri lo sendiri Ni." Ucap ku. Aku melepas pelukan ku.
"Gak udah sedih. Mending sekarang kita pulang." Ucap ku. Aku mengusap sisa air mata Nia dipipinya.
"Ayok kita pulang." Trio somvlak itu mengangguk.
Valen duduk dikursi pengemudi dan Andre duduk dikursi penumpang samping pengemudi. Sedangkan aku Tian dan Nia duduk dikursi penumpang dibelakang.
"Nia, maafin gue ya soal yang tadi nampar lo." Aku meminta maaf kepada Nia. Aku benar benar bersalah.
"Gapapa Kok Rev. Thanks lo masih mau nerima gue jadi temen lo dan kalian semua."
Kami-trio somvlak dan aku- tersenyum. Aku melihat jam yang melingkar dilengan ku. Sudah pukul 11.00 malam. Aku khawatir Mas Daffa baru saja pulang dari kantor lalu memergoki ku dan Tian.
"Yan, gimana Kalau aku pulang trus Mas Daffa juga baru pulang kerja. Trus kepergok?" Tanya ku.
"Yaudah tidur dirumah aku aja." Ucap Tian. Tidur dirumah Tian? Aku masih kebayang kejadian yang lalu.
"Gak udah khawatir, aku janji gak akan ngelakuin itu lagi." Ucap Tian. Akhirnya aku mengangguk.
"Yaudah Len. Kita kerumah gue aja ya." Ucap Tian.
Aku menoleh menatap Nia. Nia sudah terlelap. Terlihat begitu lelah.
"Nia tidur. Bagaimana ini?" Tanya ku. Mereka semua menoleh dan menatap Nia.
"Bawa kerumab gue aja." Ucap Valen sambil menyeringai.
"Gila lo. Balik balik Anak orang hamil Kalo tidur dirumah lo mah!" Celetuk Andre.
"Biarin Nia tidur dirumah gue aja. Nanti dia tidur sama Revi." Ucap Tian. Dan aku mengangguk setuju.
Sesampainya dirumah Tian. Tian langsung menggendong Nia ala bridal. Aku berjalan dibelakang Tian.
"Rev. Bukain pintunya." Ucap Tian.
"Pintunya dikunci Yan." Ucap ku sangat polos.
"Ini kuncinya. Disaku baju." Ucap Tian. Aku mengambil dan membuka kan pintu. Tian buru buru membawa Nia masuk ke dalam kamar tamu.
Aku memilih untuk ke dapur untuk mengambil minum dan cemilan. Perut ku terasa sangat lapar. Aku duduk di pantry ditemani segelas air putih dan cemilan milik Tian. Katakan saja aku tamu yang tidak tahu sopan santun. Hei? Aku ini saudaranya Tian, kalau rumah ku saja dia bilang rumahnya berarti rumah Tian juga rumah ku. Sampai cemilan ini habis Tian belum menghampiri ku kesini. Mungkin dia langsung ke kamarnya karna kelelahan. Aku memutuskan untuk pergi ke kamar.
Saat aku membuka pintu. Aku melihat pemandangan yang harusnya tidak ku lihat. Tian sedang kissing dengan Nia. Aku segera menutup kedua mata ku dengan tangan.
☆☆☆
Tian POV
Aku membaringkan tubuh Nia. Ku tatap wajahnya yang sedang terlelap. Dia begitu cantik dan anggun. Tidur saja cantik bagaimana Kalau sedang tidak tidur.
Ku dekat kan wajah ku ke wajah Nia. Tidak tidak aku tidak boleh melakukannya. Tapi dia sangat menggoda. Bibir mungil yang berwarna pink itu seakan akan bicara kepada ku untuk menciumnya.
Aku mendekatkan wajah ku kembali dan ku cium bibirnya. Awalnya hanya ingin menempelkan bibir ku ke bibirnya. Tapi kali ini aku melumat bibirnya. Manis dan memberi candu untuk ku agar terus melumat bibir mungil ini. Tanpa sadar Nia mulai membalas ciuman ku.
Cklekk
Aku mendengar suara pintu terbuka. Membuat ku tersontak saat melihat Revi sedang berdiri didepan saja dengan muka cengonya. Sangat lucu. Ku lihat dia menutup matanya dengan kedua tangannya.
"Sorry Rev." Ucap Nia. Aku menoleh menatap Nia. Nia juga menatap ku.
"Rev, aku mohon Kamu Jangan marah ya. Aku khilaf Rev." Ucap ku. Revi masih menutup matanya dan berjalan mendekat ranjang.
"Iya. Aku ingin tidur. Cepat pergi." Ucap nya. Sudah berbaring diatas ranjang. Aku mengangguk dan menatap Nia. Aku memberi isyarat pada Nia bahwa aku meminta maaf soal kejadian tadi. Nia tersenyum dan mengangguk.
☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet And Greet Jadi Cinta
Teen FictionHai guys! Kenalin gue Revi Salshabilla. Gue siswi kelas 11 disekolah Merah Putih. Dicerita ini gue tuh gak nyangka banget karna Gue bisa cinta sama orang yang baru aja ketemu saat meet and greet Fahijal Gammy. *** Hai Guys! Gue Azka Anggara. Gue...