Selama jam pelajaran pertama dan kedua aku mengabaikan Tian. Aku marah habis dengan Tian karna foto itu. Sudah banyak cara Tian menghibur ku, mencoba ku untuk tidak marah, dan lain lain. Tetap saja aku marah. Karna gara gara dia Instagram ku jadi membludak. Aku yakin banget kalau yang berkomentar itu pasti menjelek jelekan ku.
"Rev." Panggil Tian. Aku berdiri dan berjalan menuju kantin. Lebih baik aku bermain dengan Nia dan Melly saja.
Aku melewati koridor koridor kelas. Semua tatapan tertuju padaku dan menertawaiku. Heii!! Wanita cantik macam ku kenapa harus diketawain coba?. Batin ku.
"Revi." Teriak Melly dan Nia. Aku menoleh ke sumber suara.
"Kenapa sih kalian? Lagi lari gitu?" Tanya ku.
"Ini Rev ... itu.. aduhh apaan sih ya?" Ucap Melly gugup karna kehabisan nafas gara gara lagi tadi.
"Apaan sih Mel? Yang jelas dong kalo ngomong. Mending tarik nafas dulu trus buang." Ucap ku. Melly melakukan apa yang aku saran kan hingga mengulangnya berkali kali.
"Ini loh Rev. Lo liat deh." Nia menyodorkan ponselnya. Aku melihat foto ku dan Tian di Instagram.
"Gue udah tau." Ucap ku sambil memberi ponsel Nia dan berjalan menuju kantin. Melly dan Nia mengikuti ku.
"Pasti lo berantem lagi sama Tian ya?" Tanya Melly.
"Ya begitu lah." Ucap ku asal.
"Yampun sabar ya Rev. Emang tuh si Tian bisanya nyari gara gara mulu. Masih pagi loh itu. Aduh!! Parah deh." Melly menggeleng gelengkan kepala.
"Kenapa lo gak coba ngomong baik baik aja biar dihapus fotonya." Nia memberi saran. Tapi kayanya gak akan bisa. You know Tian? Tian tuh keras kepala. Buang buang energi kalau membujuk dia buat hapus foto itu.
"Gak akan mau pasti Ni. Lo tau sendiri Tian orangnya kaya gimana. Buang Buang energi ajah." Ucap ku.
"Iya juga sih. Aduhh sabar yaa Rev." Nia mengusap punggung ku. Aku mengangguk.
Aku, Melly dan Nia sudah duduk dibangku kantin. Nafsu makan ku terganggu karna foto itu dan ulah Tian. Kenapa sih Tian ga bisa dewasa dikit. Batin ku.
"Girl's mau pada makan apa nih?" Tanya Nia.
"Gue bakso deh sama jus jeruknya." Ucap Melly.
"Kalau lo Rev?" Tanya Nia.
"Gue air putih aja deh."
"Serius Rev? Lo ga mau makan apa?" Tanya Melly. Aku menggeleng.
"Yaudah Kalo gitu gue pesenin dulu ya." Ucap Nia. Aku dan Melly mengangguk.
Aku membuka ponsel dan membuat status di bbm. Status yang ku buat Kalo ini benar benar menyindir Tian. Bunyinya seperti ini.
'Kenapa sih lo gak bisa dewasa dikit. Badan doang gede."
Gimana? Nyindir banget kan guys? Aku kalau udah marah tuh bisa seminggu atau dua minggu. Walaupun hal spele aku tetap kaya gitu.
"TIAN SINI LO." Teriak Melly. Aku Segera mendongak dan menahan Melly untuk tidak memanggil Tian. Terpaksa Tian sudah menghampiri Melly.
"Kenapa?" Tanya Tian datar dan sempat melirik ke arah ku.
"Kenapa kenapa? Gak punya malu atau gimana sih? Eh? Lo gak kasian apa sama Revi. Dia dijudge mati matian di Instagram dan lo masih nanya kenapa kenapa? Mana otak lo? Sumpah ya kalau aja gue Revi lo udah abis duluan sama gue. Semua Anak MP pada ketawain Revi kalau ngeliat Revi. Gak pernah dewasa lo." Rentetan kata kata Melly tidak akan ditanggapi oleh Tian. Lihat saja dia hanya menaikan sebelah alisnya.
"Mel, udah lah Mel. Gue males liat dia." Ucap ku. "Dan lo? Mending lo pergi deh. Gue muak liat muka lo." Lanjut ku sambil mengibas - ngibaskan tangan ku.
Tian pun pergi begitu saja. Memang benar dia gak ada dewasanya. Aku harus lebih banyak bersabar karna sebentar lagi akan tinggal satu rumah sama dia. Aku memutus kan untuk pergi ke taman belakang.
"Loh? Rev lo mau kemana?" Tanya Melly.
"Gue mau ke taman belakang." Jawab ku. Melly Akhirnya mengangguk.
Aku melihat Azka sedang duduk dibangku taman dengan wajah frustasi. Aku mencoba mendekati. Aku duduk disampingnya dan menepuk bahunya. Azka terkejut saat melihat ku.
"Eh? Revi? Sejak kapan lo disini?" Tanya Azka.
"Sejak gue liat muka lo murung banget. Ada apa sih Ka?" Tanya ku. "Sharing lah ke gue. Siapa tau bisa ngasih saran yang bagus." Lanjut ku.
Azka menarik nafas panjang dan menghembusnya. Sepertinya masalah yang Azka hadapi sekarang sangat lah berat.
"Bokap sama nyokap mau cerai." Tuturnya.
"Kenapa Kok bisa? Trus? Lo bakal milih tinggal sama Siapa?" Tanya ku.
"Gue lagi mikir soal itu. Kalau gue milih tinggal sama bokap gue bakal kehilangan kasih sayang nyokap. Kalau gue tinggal sama nyokap? Emang sih gue bakal dapet kasih sayang dari bokap Baru. Tapi tetep aja Rasanya beda." Ucap nya.
"Kalau gue ada diposisi lo mungkin gue gak bakal pilih Siapa Siapa melainkan tinggal sendiri. Kan bisa ngekos gitu?" Saran ku. Azka menaikan sebelah alisnya.
"Emang sih gak bakal kaya dirumah saat bareng nyokap and bokap dan bakal kurang masih sayang. Tapi menurut gue itu lebih buat kita tenang. Kata gue sih sendiri itu menyenang kan." Lanjut ku sambil tersenyum.
"Dan satu hal lagi kalau lo tinggal di kos kosan, lo gak akan denger lagi percekcokan antara bokap sama nyokap lo." Kata ku lagi. Azka menatap ku. Aku tersenyum.
"Benar juga lo ya. Tapi gak semudah membalikan telapak tangan buat nyari kos-kosan." Kata Azka.
"Mungkin gue bisa bantu lo buat nyari kos-kosan." Aku tersenyum.
"Thanks lo Emang temen gue yang paling baik." Ucap Azka sambil tersenyum. Aku membalas senyumannya. Azka menarik ku dan memeluk ku. Darah ku berdisir dan serasa kupu kupu beterbangan didalam perut ku. Aku membalas pelukan Azka."Thanks Rev." Ucapnya lagi. Aku mengangguk. Azka melepas pelukan kami.
"Kalau gitu Gue coba Tanya ke abang Gue dulu ya. Nanti biar dia yang nyariin kos-kosan buat lo." Aku mengeluarkan ponsel ku dan menelpon Mas Revo.
"Hallo." Ucap ku saat telpon tersambung.
"Ya? Tumben lo telpon."
"Gue boleh minta tolong gak? Cariin kos-kosan ya buat temen gue."
"Siapa temen lo? Kebetulan temen gue punya kos-kosan. Lo bisa Anak temen lo liat liat dulu kos-kosannya. Siapa tau oke."
"Okey nanti gue kabarin lagi ya. Lo kirimin alamat kos-kosannya aja dan nomor temen lo." Kata ku sambungan terputus.
"Gimana Rev?" Tanya Azka. Aku mengacungkan jempol.
"Alhamdulillah." Ucapnya.
"Kata abang gue, lo liat liat dulu kosnya. Kali aja oke." Ucap ku.
"Tapi lo mau kan temenin gue buat ngecek kosan itu?" Tanya Tian. Aku mengangguk.
"Thanks." Ucap nya. Aku tersenyum.
Bahagia itu gak harus punya pacar, uang banyak, atau punya mobil mewah. Bahagia itu dimana kita bisa membuat orang sedih menjadi tertawa.
☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet And Greet Jadi Cinta
Teen FictionHai guys! Kenalin gue Revi Salshabilla. Gue siswi kelas 11 disekolah Merah Putih. Dicerita ini gue tuh gak nyangka banget karna Gue bisa cinta sama orang yang baru aja ketemu saat meet and greet Fahijal Gammy. *** Hai Guys! Gue Azka Anggara. Gue...