Chapter 32

47 5 0
                                    

Aku kembali keruang tamu dengan membawa nampan berisi cangkir - cangkir teh. Saat aku ingin meletak kan nampan. Aku melihat kotak besar bewarna merah diatas meja. Aku menatap Trio somvlak itu. Mereka masih sibuk dengan ponselnya.

"Eh? Gak ada ya yang mau tolongin gue apa?" Tanya ku memelas.

"Lagi sibuk." Jawab mereka serentak.

"Yailah. Bentar doang. Singkirin kotak ini ajah." Ucap ku lagi.

"Gak." Jawab mereka.

"Terserah." Ucap ku lalu kembali ke dapur. Aku meletak kan nampan yang sedari tadi ku genggam dimeja makan.

"Loh? Non kenapa dibawa lagi minumnya?" Tanya bi Odah.

"Tau ah bi. Males banget ngeladenin mereka." Jawab ku.

"Yaudah kalau gitu. Bibi mau nyuci dulu ya non." Pamit bi Odah. Aku mengangguk. 

Aku menyeruput jus yang dibuat bi Odah tadi. Sudah 10 menit mereka tidak menghampiri ku. Aku memainkan ponsel ku untuk menghilangkan bosan. Tiba-Tiba semuanya menjadi gelap. Tidak! Aku tidak pingsan. Mata ku ditutup dengan tangan seseorang.

"Siapa sih ini?" Tanya ku.

"Lepasin ihh." Ucap ku. Akhirnya tangan itu menjauh dari mata ku dan aku bisa melihat kembali.

"Woww!!" Hanya itu yang bisa keluar dari bibir ku saat melihat isi kotak besar itu.

Ternyata isi kotak itu ada jilbab, mukenah, al-qur'an, tasbih dan sajadah. Beserta selembar kertas didalamnya. Tulisannya.

For you

Jaga diri baik baik. We love you.

Andre, Revi, Tian, Valen.

Aku menutup mulut ku dengan kedua tangan ku. Aku tidak menyangka kalau mereka akan memberi kejutan seperti ini. Tak terasa bulir bening mengalir dipipi ku. Aku menatap mereka satu per satu. Mereka mendekati ku dan memeluk ku. Entah, sekarang aku percaya akan kasih sayang Mereka.

"Gue gak nyangka kalau kalian bakal kasih ini ke gue. Thanks ya Yan, Len, Ndre." Ucap ku.

"Lo seneng kan?" Tanya Valen. Aku mengangguk. 

"Janji sama gue. Jangan pernah cari yang lain selama gue gak ada." Ucap ku. Sambil mengacungkan jadi kelingking. Mereka menautkan jadi kelingking mereka ke jari kelingking ku.

"Kalian udah gue anggap abang gue sendiri ." Ucap ku. Aku masih menangis dipelukan mereka.

"Udah ah Rev. Jangan nangis terus." Ucap Andre. Aku mendongak menatap mereka. Aku tersenyum mereka membalasnya. Aku melepas pelukannya.

"Nih kadonya." Ucap Valen. Aku mengambil kado yang disodorkan Valen. Aku meletak kan kado itu dikamar Tian. Karna aku lagi malas naik keatas.
Saat ingin membuka pintu kamar Tian. Bunda memanggil ku. Aku langsung menoleh dan menatapnya.

"Itu apa nak?" Tanya bunda sambil menunjuk kotak besar yang ku Bawa.

"Ini kado dari Tian, Andre dan Valen bun." Jawab ku. Bunda meraih kotak itu lalu membukanya.

"Yampun. Kamu bersyukur banget ya nak punya teman kaya mereka." Ucap bunda. Aku mengangguk.

"Yaudah nih Bawa masuk sana." Bunda menyuruh ku meletakkan kotak itu. Aku mengangguk.

☆★☆

Sudah 5 jam mereka duduk - duduk, tiduran, mundar mandir dirumah ku. Aku pun seperti ini. Aku sedang berada disofa sambil tiduran dan membaca novel. Tian sedang sibuk telponan diteras. Valen sibuk dengan laptop ku. Andre sedang bermain games diponselnya.  

Meet And Greet Jadi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang