Chapter 11

62 7 0
                                    

Kini Aku sudah rapi berpakaian seragam sekolah. Aku turun ke arah meja makan. Masih kosong dan bi Odah belum menyiapkan sarapan. Saat Aku lihat jam ditangan ternyata baru menunjukan pukul 5.10. Aku terlalu pagi bangun. Aku memutuskan untuk duduk diruang tv. Aku menonton film kartun Dora.

Aku mulai bosan kini Aku memainkan ponsel ku. Aku membuka aplikasi BBM dan menulis status 'Yang semalem mau diulang'.

Baru beberapa menit yang lalu Aku membuat status dibbm sudah banyak yang mengomentarinya.

TianS: Ciee mau diulang pas berduaan sama guenya Ya? *kiss*

Valen: wahh Lu parah nih. Ngapain Lu semalem. Kok Gak ngajak :v

Andre: ga bener nih Anak.

Nia: wah Lu Rev. Parah emang

Mellyana: Emang Lu ngapain semalem?

Aku membuka chat dengan Tian. Rasanya ingin ku jitak karna perkataannya barusan. 

Chatting

TianS

TianS: Ciee mau diulang pas berduaan sama guenya Ya? *kiss*

Shya: apaan sih Lo. Ogah gue mau ngulang pas berduaan sama Lo. Gue mau ngulangnya pas kita balapan tau.

TianS: tumben pagi pagi udah bangun?

Shya: udah lah. Emang Lo!! Gue yakin Lo masih ada dikasur.

TianS: sok tau. Kata Siapa Emang?

Shya: yailah kan Emang biasanya gitu. 

TianS: Nih Kalo ga percaya gue udah ganteng nih. 
[Picture]

Shya: tumven amat. Sok tamvan Lo.

TianS: kan mau sekolah jadi semangat. Apalagi Kalo duduk dikelasnya bareng bidadari.

*read*

Pasti kalau semakin lama dilayani akan ngelunjak tuh si Tian. Aku beranjak menuju meja makan. Bi Odah sudah selesai menyiapkan sarapan.

"Yang lain kemana bi?" Tanya ku.
"Belum bangun Non. Tumben Non bangun lebih awal?" Tanya bi Odah.

"Iya lagi mau aja. Yaudah bi Aku sarapan dulu Ya." Bi Odah mengangguk. Kali ini Aku sarapan hanya selembar roti dan segelas susu.

Sarapan ku selesai. Kulihat jam ditangan ku menunjukan pukul 5.40. Aku berjalan menuju garasi. Belakangan ini Aku jarang naik Melati kesekolah. Sekarang Aku lebih sering naik motor yang dibelikan Papi 1 tahun silam. Aku memakai jaket ku dan memakai helm. Aku menyalakan mesin motor dan melesat jauh dari pekarangan rumah.

Aku berhenti karna lampu merah. Saat Aku menoleh ke sebelah kanan. Aku terkejut ternyata Tian. Aku memutar bola mata malas. Dia lagi dia lagi. Batin ku.

"Morning bidadari." Ucapnya. Aku semakin malas menatapnya. Aku mengabaikan Tian. 

Akhirnya lampu hijau juga. Aku Segera menancap gas. Aku ingin cepat cepat Sampai sekolah.

Akhirnya Sampai juga disekolah. Tepat Aku mematikan mesin motor, Tian juga datang. Dia tersenyum. Aku melepas helm dan merapikan rambut ku. Aku turun dari motor dan mengeluarkan snapback dari dalam tas. Aku mengacuhkan Tian.

Aku berjalan melewati koridor koridor kelas. Banyak siswa yang menyapa ku.

"Hai Rev." Sapa Nia.

"Hai Ni." Sapa ku balik.

"Maksud status bbm Lu tadi pagi apaan?" Tanya Nia.

"Oh itu. Maksud gue, semalem gue sempet balapan sama Tian dan gue menang. Karna udah jarang banget gue balapan. Pas balapan lagi Rasanya mau diulang." Ucap ku memperjelaskan. Nia hanya mengangguk angguk. Tak lama muncul lah Melly. 

"Hai GUYS!" Suara cemprengnya membuat orang disekitar koridor menatapnya horor. Astaga! MelMel kecilnya makan toa sih Lu.

"Mel, pagi pagi udah berisik aja." Ucap ku. Melly hanya terkekeh. 

"Pas Hari sabtu Lo bolos Emang?" Tanya Melly.

"Aduh Mel. Udah jelas jelas Lo ikut koment foto Revi sama Kak Daffa." Ucap Nia. 

"Oh? Emang Iya Ya? Hehe. Gue lupa." Ucapnya. Sambil memberi cengiran kuda.

"Pikun dasar." Nia menjitak Melly. Aku tertawa melihat kelakuan Melly. 

Baru dua minggu yang lalu Aku dekat dengan Nia dan Melly. Ternyata seru juga. Akhirnya Sampai sekarang kami bertiga berteman. Trio Somvlak? Mereka Gak pernah Aku lupain. Mereka suka marah kalau Aku main bareng Nia dan Melly. Mereka bilangnya Aku udah jadi cewek. Apa maksudnya coba? Dari dulu juga kan Aku cewek.

"Revi." Aku menoleh ke asal suara. Tian lagi Tian lagi.

"Rev kelas yuk!" Ajaknya. Tanpa babibu Tian langsung menarik lengan ku. Aku berusaha melepas lengan ku dari genggamannya. Kayanya usaha ku sia-sia. Tenaganya lebih besar dari ku.

Aku sudah Sampai didepan koridor kelas. Aku mencoba melepaskan genggamannya. Yes! Akhirnya berhasil.

"Yan, Lo apa apaan sih? Sakit tau." Ucap ku sambil mengusap pergelangan tangan ku yang sedikit merah. Tian hanya membalas cengiran kuda.

"Gue kira Lo marah. Abisnya bbm cuma diread." Tian menunduk.

"Gue Gak marah. Cuma kesel aja.  Baru semalem gue bilang Lo harus ilangin tuh rasa cinta yang tumbuh dihati Lo, dan berubah menjadi rasa sayang terhadap saudara." Ucap ku.

"Iya maaf Rev. Gue janji gue bakal jadi saudara yang baik buat lo." Katanya. Aku tersenyum dan berjalan masuk kedalam kelas. Tian mengikuti ku dibelakang.

"Rev, ada yang nyariin lo." Ucap Mita yang sedang berdiri diambang pintu.

"Siapa?" Tanya ku.

"Adek kelas." Aku berjalan ke arah pintu dan melihat siapa yang mencari ku. Ternyata Fira, dia anggota mading.

"Ada apa Fir?" Tanya ku.

"Sudah dua minggu mading Gak berjalan. Aku punya usul kalau nanti pulang sekolah kita mading." Ucapnya. Iya juga sih! Ini kan mading ga berjalan juga karna aku. Ketua mading macam apa aku ini. Batin ku.

"Yaudah Fir. Kamu masih tau ke anak mading yang lainnya ya." Aku pun setuju dengan usul Fira.

"Yaudah Kalo gitu aku permisi ya kak." Pamitnya. Aku membalik kan tubuh ku.

Bugh!!

Aku terjatuh dilantai. Ah! Ini sakit banget. Aku mendongak melihat siapa yang barusan ku tabrak. Tian lagi Tian lagi. Batin ku. Aku mencoba untuk bangun.  Rasanya bokong ku sakit sekali. Pantas saja dari tadi Fira ngomongnya Gak fokus ke aku. Karna dibelakang ada Tian jadi Salfok.

"Lo ngapain sih Yan dibelakang gue?" Tanya ku malas. Tian memberi cengiran kuda yang membuat kedua matanya menyipit.

"Gue kepo." Jawabnya. Aku memutar bola mata malas. Aku berjalan ke tempat duduk ku. Tian mengikuti ku dibelakang.

Tiba tiba Tian merangkul ku dan crekk. Astaga! Tian muka aku jelek banget itu. Aku berusaha merebut ponselnya tapi nihil.

"Yan, ihh lo mah. Apus gak? Itu jelek banget sumpah." Aku menutup muka ku dengan buku.

"Lo ini cantik sumpah." Ucapnya. 

"Cantik? gigi lu tuh cantik." Aku menyerah dan aku kembali duduk. Aku memilih untuk diam. Aku memainkan ponsel ku.

Astaga! Tian. Instagram ku membludak karna foto tadi. Aku benar benar kehabisan sabar. Astagfirullah punya temen gini banget. Batin ku. 

Aku memasuk kan kembali ponsel ku. Aku belum melihat komentar komentarnya.

☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆

Meet And Greet Jadi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang