Revi POV
Aku membuka mata ku. Seperti ada sesuatu yang menimpa ku. Aku mencium aroma maskulin. Yang ku tahu milik aroma ini adalah Tian. Aku mendongak dan benar saja aku tidur dipelulannya Tian. Jadi semalaman ini aku tidur berdua dengan Tian? Aku melihat tubuh ku. Untung saja aku masih memakai baju. Berarti Tian tidak beemacam macam pada ku. Tian masih mengenakan kemejanya beserta dasinya. Aku pun masih memakai kebaya kotor ku.
"Yan." Panggil ku sambil menepuk pipi Tian. Tian hanya bergumam tidak kelas dan semakin mempererat pelukannya. Tidak ada sisa jarak sama sekali diantara aku dan Tian. Jantung ku seperti habis lagi marathon.
Tian mengerjapkan matanya. Dia menatap ku aku pun menatapnya. Dia tersenyum.
"Rev." Panggilnya.
"Demi apa pun aku nyaman banget tidur semalam. Rasanya gak mau pisah." Lanjut Tian. Aku masih bergeming.
"Gue sayang sama lo." Lanjutnya Lalu mencium kening ku. Aku merasa, nyaman diperlakukan macam ini.
Tangan Tian meraba punggung ku lalu mencium leher ku dan menghisapnya. Aku segera mendorongngnya menjauh dari ku. Apa apaan dia? Kenapa dia tega melakukan itu pada ku.
"C'mon baby. C'mon." Ucapnya sambil mendekat ke arah ku. Aku mencari sesuatu agar bisa untuk memukul Tian. Aku raih sapu yang ada didekat pintu kamar ku.
"Rev. Gue udah gak tah--" Aku segera memukulnya dengan sapu yang ku genggam.
"Aargghh. Awas kamu Revi." Ucapnya sambil memegang lengannya. Aku memutar knop pintu. Tapi nihil pintunya terkunci dan aku tidak tau dimana letak kuncinya.
"Kamu nyari ini?" Tanya Tian. Kunci itu ada digenggaman Tian.
"Tian aku mohon balikin kuncinya." Ucap ku. Tak terasa aku sudah menangis."Gak akan aku kasih Sampai kamu mau melakukannya dengan ku." Tian menyeringai. Isakan tangis ku semakin keras.
"Please aku mohon Yan. Jangan!!" Ucap ku. Tian mendekat dan semakin dekat. Aku tidak bisa menghindar lagi kini aku sudah tidak menemukan jalan lagi karna aku sudah menempel dengan dinding.
Tian menarik ku dan mendorong ku ke atas ranjang. Kini Tian sudah ada diatas ku. Ya Tuhan tolong aku. Tian menghisap leher ku kuat kuat. Aku memejam kan mata dan meremas seprai.
"Tian apa yang kamu lakulan?" Setelah mendengar suara Papi aku langsung membuka mata. Tian sudah berdiri sambil merapikan bajunya. Alhamdulillah ya Tuhan. Untung saja Papi datang.
"Jawab pertanyaan Saya. Apa yang kamu lakulan dengan Anak Saya?" Tanya Papi dengan tegas dan suara yang tinggi. Membuat ku tersentak.
"Ada apa ini Mas?" Tanya Tante Mirna.
"Jadi begini perlakuan Anak mu? Dia hampir memperkosa Anak ku." Ucap Papi sambil menunjuk nunjuk Tian.
"Astagfirulloh. Bunda gak nyangka kalau Tian seperti ini." Ucap Tante Mirna dan mulai menangis. Tian hanya bisa menunduk.
"Maafin Saya Om. Saya khilaf." Ucap Tian.
"Kalau ada sesuatu yang terjadi dengan Revi. Saya tidak akan segan segan mengusir kamu dan bunda mu." Ucap Papi.
"Tolong Mas Jangan. Jangan Mas." Ucap Tante Mirna memohon. Papi menuntunku dan membawa ku ke bawah. Papi meninggal kan Tante Mirna dan Tian diatas sana.
Papi menyuruh ku duduk disofa depan tv. Pandangan ku kosong. Entah kenapa otak ku terus memutar kejadian tadi yang Tian lakulan kepada ku. Aku menjadi takut melihat Tian. Aku mengacak acak rambut ku.
"Aaaaaa." Teriak ku. Sampai Mas Daffa dan Mas Revo menghampiri ku.
"Rev. Kamu kenapa?" Tanya Mas Daffa. Aku langsung memeluk Mas Daffa.
"Aku takut." Ucap ku pelan. Sangat pelan.
"Takut kenapa sayang?" Tanya Mas Daffa.
"Revi hampir saja diperkosa sama Tian." Papi datang dengan membawa segelas susu.
"Hah? Papi serius?" Tanya Mas Revo. Papi mengangguk.
"Papi gak nyangka kalau Tian seperti itu." Ucap Papi.
"Ya Tuhan. Daffa juga gak nyangka pi." Ucap Mas Daffa.
"Mending sekarang gini aja. Revi harus tetap kita jagain. Pokoknya kalau kemana mana dia gak boleh sendiri." Ucap Papi. Papi duduk disamping ku.
"Nah Revi. Kamu kalau mau pergi ke suatu tempat kamu bisa telpon Papi, Mas Daffa atau Mas Revo. Ya?" Ucap Papi. Aku mengangguk.
"Daffa dan Revo tolong ajak Revi bicara." Ucap Papi. Mas Daffa dan Mas Revo mengangguk.
"Minum nih susu nya." Ucap Mas Revo sambil membantu ku untuk meminum susu.
"Mas Daffa mau ke rumah kak Anida Revi ikut ya?" Tanya Mas Daffa. Aku mengangguk.
"Yaudah Mas mending Revinya disuruh bersihin badannya aja dulu." Ucap Mas Revo.
"Yaudah, Rev kamu mandi dikamar Mas ya. Nanti bajunya biar Mas yang ambil." Ucap Mas Daffa sambil menuntun ku menuju kamarnya.
"Ini handuknya." Mas Daffa memberi ku handuk Lalu keluar kamar. Aku masuk kedalam kamar mandi. Aku berdiri dibawah pancuran air. Rasanya ingin terus disini tenang, damai. Seperti tidak ada masalah yang menimpa ku.
Setelah selesai dengan ritual mandi ku. Aku melilitkan handuk ditubuh ku. Setelah itu aku berpakaian yang sudah disediakan. Aku memakai rok seatas lutut bewarna hijau tosca. Lalu memakai tanktop bewarna putih dan dilapisi cardigan warna hitam. Penampilan ku kali ini cukup bagus dan cantik.
Aku keluar kamar Mas Daffa dan mengambil flat shose di Tak sepatu. Flat shose yang ku pakai senada dengan warna rok ku.
"Mas." Panggil ku. Mas Daffa menoleh.
"Kamu udah siap?" Tanya Mas Daffa. Aku mengangguk.
"Yaudah pamit dulu sama Papi " Mas Daffa berjalan didepan ku menuju ruang kerja Papi.
Tok tok tok
"Papi." Panggil Mas Daffa.
"Iya sebentar." Jawab Papi didalam sana.
"Ada apa?" Setelah pintu terbuka muncul lah Papi.
"Pi, Daffa izin bawa Revi kerumah Anida ya Pi." Ucap Mas Daffa.
"Yaudah kalau gitu. Jaga adik kamu baik baik." Mas Daffa mengangguk. Aku dan Mas Daffa mencium punggung tangan Papi.
"Assalamualaikum." Ucap Mas Daffa.
"Wa'alaikumsalam." Jawab Papi.
☆☆☆
Sudah 30 menit aku didalam mobil. Macetnya cukup panjang. Memang rumah kak Nida jauh sih. Jadi jelas saja waktunya agak lama.
"Kenapa? Bosen ya?" Tanya Mas Daffa. Aku mengangguk.
"Sabar sayang. Sebentar lagi Sampai." Ucap Mas Daffa.
Tidak lama kemudian Sampai lah kami dihalaman rumah kak Nida. Mas Daffa jalan lebih dulu aku mengikutinya dibelakang.
"Assalamualaikum Nida." Panggil Mas Daffa. Tak lama pintu itu terbuka dan terlihatlah Kak Nida. Kak Nida langsung memeluk Mas Daffa.
"Kamu lama banget sih kesininya yang?" Tanya Kak Nida.
"Iya tadi macet yang." Jawab Mas Daffa. Romantis sekali mereka aku iri melihat cara berpacaran mereka. Revi ini bukan waktunya galau galauan lo harus ceria. Batin ku.
"Revi ikut juga?" Tanya Kak Nida. Aku mengangguk dan tersenyum.
"Yaudah yuk masuk." Ucap Kak Nida sambil menarik lengan ku untuk masuk.
☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet And Greet Jadi Cinta
Teen FictionHai guys! Kenalin gue Revi Salshabilla. Gue siswi kelas 11 disekolah Merah Putih. Dicerita ini gue tuh gak nyangka banget karna Gue bisa cinta sama orang yang baru aja ketemu saat meet and greet Fahijal Gammy. *** Hai Guys! Gue Azka Anggara. Gue...