Chapter 18

55 6 0
                                    

Sudah 4 Hari aku berada dirumah Tante Dinda. Besok adalah acara pernikahan Papi dengan Tante Mirna. Aku bingung mereka cari aku atau gak sih? Padahal ponsel ku aktif terus. Tapi mereka gak nanyain keberadaan aku. Hello? Orang tua macam apa dia.

Aku sedang duduk diruang tv. Gita dan Rey sekolah. Aduh!! Aku udah alfa banyak nih diabsen. Tiba tiba  Tante Dinda duduk disamping ku.

"Rev. Mending kamu pulang. Besok acara besar Papi." Ucap Tante Dinda.

"Tapi tan, aku tuh sebenernya dari awal tidak setuju kalau Papi nikah lagi." Ucap ku sambil menyilangkan tangan didepan dada.

"Kamu gak boleh seperti itu sayang. Papi butuh masih sayang seorang istri. Dan Tante rasa mama juga udah ngerestuin Papi kamu nikah lagi." Ucap Tante Mirna. Aku masih bergeming.

"Mending kamu pulang ya?" Ucap Tante Dinda lagi. Akhirnya aku mengangguk pasrah. Tante Dinda tersenyum. Aku membalasnya dengan senyuman tipis.

"Yaudah sambil tas sama jaket kamu." Ucap Tante Dinda. Aku berjalan malas menuju kamar tamu. Aku memakai jaket dan menggendong tas ku.

Aku berpamit kepada Tante Dinda. Aku mencium punggung tangan Tante Dinda.

"Tante salam buat Rey sama Gita ya." Ucap ku. Tante Dinda mengangguk.

"Tapi Besok Tante dateng kan?" Tanya ku.

"Insya allah sayang." Jawab Tante Dinda.

"Yaudah kalau gitu Revi pulang ya tan. Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam." Jawab Tante Dinda.

Aku memakai helm dan menghidupkan mesin motor lalu menancap gas untuk pulang menuju rumah.

Siang ini tidak terlalu panas dan juga tidak macet. Akhirnya aku Sampai dirumah. Tidak membutuh kan waktu lama karna jalanan tidak macet.

"Assalamualaikum." Ucap ku. Papi terpogoh pogoh berlari dari kamarnya kearah ku. Papi langsung memeluk ku dan membelai rambut ku.

"Kamu kemana aja sih sayang?" Tanya Papi. Aku hanya bergumam tidak jelas. Papi melepas pelulannya.

"Kamu udah makan belum sayang?" Tanya Papi lagi. Aku mengangguk.

"Yaudah sekarang kamu ganti baju sana dan istirahat. Satu hal lagi Jangan lupa kalau Besok acara pernikahan Papi." Ucapnya. Aku mengangguk.

Dirumah sudah sangat ramai dari keluarga Papi semua datang ke rumah. Hanya saja aku tidak terlalu akrab dengan keluarga Papi. Aku memutuskan untuk mandi dan beristirahat. Kenapa istirahat ya? Padahal aku dirumah Tante Dinda gak kerja atau ngelakukan hal yang capek Kok disuruh istirahat sih. Aduhh Papi.

Setelah selesai mandi aku berbaring diranjang ku. Aku kangen dengan suasana kamar ini. Ranjangnya terasa dingin dan sangat empuk. Hehe.

Ponsel ku berbunyi. Seperti ada telpon masuk. Aku meraih ponsel yang ada dinakas. Rey menelpon ku? Untuk apa? Bukannya dia sedang belajar disekolah. Aku memutuskan untuk mengangkatnya.

"Hallo."

"Hallo cantik. Udah pulang kerumah nih?" Aku mengangguk walau Rey tidak melihat.

"Nah gitu dong. Jangan kabur kaburan lagi. Kasian Om Bayu."

"Iya bawel." Ucap ku ketus.

"Yaudah kalau gitu. Gue mau lanjut belajar lagi. Bye."

"Bye."

Sambungan terputus. Rey menelpon ku hanya membicarakan soal itu saja? Tidak penting. Eits? Tunggu Revi mungkin itu salah satu perhatian dia ke elo. Argghh!! Mikir apaan sih aku ini.

Tokk tokk tokk

Dan sekarang ada yang mengetuk pintu. Bagaimana aku bisa beristirahat kalau gini. Aku membuka kan pintu.

"REVI!!" Teriak trio somvlak ini dan langsung  memeluk ku. Aku kehabisan nafas. Ya jelas! Mereka bertiga tidak sadar kalau badannya besar besar. Tubuh ku hanya sedada mereka. Bisa dibayangkan betapa pendeknya aku. Hehe.

"Eh? Gue... gak.... bisa... nafas woii." Ucap ku. Mereka bertiga melepas pelukan itu aku langsung menghirup udara banyak banyak.

"Akhirnya Rev lo balik juga." Ucap Valen.

"Iya."

"Lo kemana aja sih selama 4 Hari?" Tanya Tian.

"Dirumah Tante Dinda." Jawab ku.

"Ya ampun. Gue fikir lo tuh udah ditelan bumi." Ucap Tian.

"Huss! Kalo ngomong. Beneran dikit napa." Ucap ku ketus.

"Iya maaf." Ucap Tian. Aku mengangguk.

"Ngapain Kalian kesini? Gue mau istirahat tau." Ucap ku.

"Oh lo ngusir gue Rev?" Tanya Andre.

"Gak. Bukan gitu. Kalau gue gak lagi capek gapapa Dan pada main disini." Ucap ku.

"Yaudah lo istirahat aja. Asalkan laptop lo masih ke kita. Pasti kita gak banyak omong." Ucap Tian.

"Sekalian sama makanan juga." Ucap Andre. Aku memutar bola mata malas.

"Yaudah silahkan masuk." Ucap ku.

"YEYY!!" Teriak mereka bertiga. Haduhh! Mimpi apa aku punya temen kaya gini semua. Aku meraih ponsel ku dan menelpon ke bi Odah. Aku malas sekali untuk turun ke bawah cuma untuk mengambil makanan ringan dan minum.

"Hallo bi."

"Iya non? Ada yang bisa bibi bantu?"

"Bawain jus apel 4 gelas sama snack dikulkas bawa semuanya." Ucap ku.

"Siap non."

Aku memutuskan sambungan. Aku melirik Andre dengan wajahnya yang sumringah. Aku memberi laptop ku kepada trio somvalk ini.

"Jangan ada yang ganggu. Gue mau tidur. Dan kalau ada yang jailin gue. Gue benar bener kabur yang jauh banget." Ucap ku.

"Tenang aja Rev. Janji kita gak bakal jailin lo." Ucap Tian.

"Yaudah nanti bi Odah dateng lo bukain pintunya ya." Mereka mengangguk.

Kalian mau tau Kenapa aku percaya sama mereka bertiga buat main didalam kamar. Karna aku udah tau karakter mereka masing masing dan salah satu dari mereka gak pernah ada niatan jahat atau apa pun.

Walaupun terkadang mereka suka mesum gitu. Ya aku percaya aja kalau mereka gak akan gituin aku. Ya jelas lah. Mereka mau digorok sama Papi, Mas Daffa dan Mas Revo. Hehe.

Bahagianya ya kalau hidup dengan penuh kasih sayang dan perlindungan. Jadi gak perlu khawatir.

Tanpa sadar Akhirnya aku pun tertidur pulas. Semoga tidur ku Kalo ini tidur cantik. Karna kalau tidak aku malu sama mereka. Hehe.

☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆

Meet And Greet Jadi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang