Saat aku sedang bercanda ria dengan Andre dan Valen. Tiba tiba Tian datang mengagetkan Kami.
"Ah! Lo Yan. Ngagetin gue aja." Ucap Andre diangguki oleh Valen. Tian menatap ku, aku menunduk. Tian menarik dagu ku agar mendongak dan menatapnya.
"Maaf." Ucap Tian. Aku mengalihkan pandangan ke samping kanan atau kiri. Tidak! Aku tidak menatapnya.
"Tatap aku." Ucap Tian lagi. Terpaksa aku harus menatap matanya. Mata abu-abu milik Tian.
"Maafkan aku soal kejadian kemarin. Jujur nafsu ku sedang tidak terkendali." Ucap Tian. Aku mencari cari kebenaran dimatanya. Tapi mata menyiratkan ketulusan.
"Baik lah. Aku maaf kan." Aku menepis lengan Tian yang masih memegang dagu ku.
"Terima masih." Ucap Tian. Tian duduk disamping ku.
"Eh? Rev lo udah tau belum kalau Azka pindah?" Tanya Valen. Aku mengangguk.
"Nih! Dia nitipin ini ke gue buat lo." Valen mengeluarkan kotak berwarna biru muda. Kotak itu sama dengan yang diberikan Azka sewaktu habis meet and greet.
Aku mengambil kotak itu. Lalu membukanya perlahan. Aku tersentak saat melihat apa isi kotak itu. Didalamnya terdapat novel yang berjudul 'Meet and Greet Jadi Cinta' ada juga gantungan tas yang ku yakin gantungan itu mempunyai pasangan. Ada juga sepucuk surat. Yang isinya....
To sayang ku Revi Salshabilla.
Haii! Kamu kemana aja sih? Sejak pernikahan Papi kamu dengan Tante Mirna kamu menghilang begitu saja. Mungkin saat kamu baca surat ini aku udah gak sekolah lagi diMP. Kamu Jangan sedih. Baca novel ini. Ceritanya mirip sama cerita kita ya. Hehe. Meet and greet jadi cinta. Tapi sayangnya gara gara nenek lampir itu kita jadi gak bisa bersatu.
Maaf kan aku belum bisa membuat mu bahagia. Berjanji lah pada ku untuk sekali menjaga hati ku. Tunggu aku, aku akan kembali nanti.From Azka Anggara.
Mata ku sedikit berair karna membaca isi surat itu. Azka tidak memberi tahu ku dia pindah dimana. Aku menghela nafas panjang.
"Bagaimana isi suratnya?" Tanya Andre langsung mengambil surat yang tadi ku genggam. Aku mengambil gantungan kunci yang ada di dalam kotak itu. Gantungan berbentuk angsa dan ditengah badannya terdapat love yang berkilauan. Angsa itu berbentuk setengah love. Ku yakin satunya lagi Azka yang pakai.
"Sini aku pakaikan." Ucap Tian lalu memakaikan gantungan itu ditas ku.
"Selesai." Ucap Tian. Gantungan itu benar benar indah.
"Novelnya bagus." Ucap Valen. "Gue pinjem ya." Lanjut Valen.
"Ah! Lo pea Len. Azka kan ngasih buat Revi. Revi duluan lah yang baca. Baru lo." Ucap Tian.
"Yaudah baca ajah Len." Ucap ku. Valen menjulurkan lidah ke arah Tian. Sedangkan Tian hanya memutar bola mata.
"Thanks." Ucap Valen. Aku mengangguk.
Andre meletak kan surat itu didalam kotak. Dan menutupnya. Aku masih memikirkan dimana keberadaan Azka. Astaga! Azka memang sekali membuat ku merasa sakit, kehilangan dan sedih.
"Jangan dipikirin. Nanti juga kalau kalian jodoh. Kalian bisa bertemu." Ucap Tian. Aku mengangguk.
☆☆☆
Azka POV
Aku sedang berada ditaman belakang pesantren. Sebenarnya aku jera dalam pesantren. Hanya saja aku ingin menjauh dan melupakan Revi.
Ngomong ngomong soal Revi. Bagaimana keadaannya sekarang. Apa dia masih mencintai ku? Atau dia sudah jadi milik yang lain? Aku berharap Revi bisa menjaga hatinya untuk ku.
"Akhwan boleh ana duduk disini?" Tanya pemuda laki laki seumuran dengan ku. Aku belum mengenal banyak dipesantren ini. Aku mengangguk.
"Akhwan Anak baru?" Tanya Pemuda itu. Aku mengangguk.
"Kenalin ana Hasan." Ucap pemuda ini sambil mengulurkan tangan. Aku membalas uluran tangan.
"Ana Azka." Aku menyebutkan nama ku lalu melepas jabat tangan kami.
"Karna niat Kau melanjutkan sekolah dipesantren? Atau karna Kau nakal jadi kedua orang tua mu memasuk kan Kau ke pesantren?" Tanya Hasan.
"Ana masuk disini karna niat." Jawab ku. Hasan mengangguk kan kepalanya.
"Mari kita berkumpul dimasjid untuk shalat dhua dan melaksanakan tadarus." Ucap Hasan mengajak ku. Aku mengangguk.
Sebenarnya aku masuk pesantren karna kedua orang tua ku. Aku memang sudah tidak tinggal bersama orang tua ku. Tapi orang tua ku sekali sayang berdua ke tempat tinggal ku lalu mereka berantam disana. Aku malu dengan tetangga disana. Akhirnya aku memutuskan untuk tinggal bersama mama. Karna bosan mendengar suara pecahan vas bunga, pecahan gelas dan sebagainya aku memutuskan untuk masuk ke pesantren. Mungkin lebih tenang.
☆☆☆
Revi POV
Aku sedang berada dikantin bersama trio somvlak. Kalian bertanya kenapa aku bisa memaafkan Tian begitu saja. Mungkin karna aku dan Tian sudah bersahabat lama dan sekarang Kamu menjadi saudara. Aku memutuskan untuk melupakan kejadian itu dan memaafkan Tian. Mungkin tidak dengan Papi. Mungkin Papi masih marah sama Tian Sampai Sampai Tian tidak tinggal dirumah ku.
"Yan, kamu Kok jarang ada dirumah?" Tanya ku.
"Aku gak tinggal dirumah kamu. Aku tinggal dirumah aku sendiri." Jawab Tian.
"Sendiri Yan?" Tanya ku lagi. Tian mengangguk.
"Guys! Kalau gue dipesantren kalian Jangan kangen yaa!" Ucap ku.
"Hah? Kamu mau masuk pesantren Rev?" Tanya Tian. Matanya membulat. Aku mengangguk.
"Kok bisa sih?" Tanya Tian.
"Gini loh Yan. Jadi, Revi itu dihukum sama papinya trus dimasukin ke dalam pesantren deh." Jelas Valen.
"Dihukum? Gara gara?" Tanya Tian lagi.
"Gara gara Revi kabur dari rumah Tante Dinda." Jawab Andre.
"Kabur kenapa lagi sih kamu?"
"Kamu tau Rey kan Yan? Nah dia itu cinta sama aku. Aku udah muak sama kata katanya setiap aku ada dirumahnya. Dia selalu bilang cinta sama aku. Sayang sama aku dan bla... blaa..blaaa lainnya." Jelas ku panjang lebar.
"Kamu turutin aja apa mata Papi." Ucap Tian. Aku mengangguk.
BRAKKK!!
Tiba tiba Nia menggebrak meja yang ku tempati bersama trio somvlak. Membuat semua penghuni kantin menoleh ke arah ku.
"Dasar cewek murahan. Lo kan yang udah bikin Azka pindah sekolah?" Pekik Nia.
"Eh? Lo Jangan sembarang ngomong ya. Revi bukan cewek murahan kaya lo." Tian membela ku.
"Yang murahan Siapa sih Ni? Bukannya elo? Yang rela aja ngasih tubuh lo ke cowok yang bukan mukhrim lo." Ucap Valen. Tersentak aku menoleh menatap Valen. Apa? Apa benar Nia seperti itu.
"A--Apa Len?" Tanya ku gugup. Aku menatap Nia. "Apa benar Ni lo kaya gitu?" Tanya ku.
"Iya Rev. Gue liat sendiri kemarin di kemang." Jawab Valen. Aku menutup mulut ku dengan kedua tangan ku. Aku tidak menyangka Kalau Nia seperti ini.
"Valen... Aarrgghh!!" Ucap Nia geram. Lalu pergi meninggalkan kami yang masih berada ditempat duduk kantin.
Aku memijit pelipis ku. Kenapa Nia bisa seperti itu. Nia yang ku tahu perempuan yang baik, lugu, dan sedikit pendiam jika belum kenal dengan seseorang.
"Apa benar Len?" Tanya ku.
"Iya. Kalau lo gak percaya nanti malam ikut gue ke kemang." Ucap Valen.
"Lo ngapain ke kemang?" Tanya Tian.
"Valen mulai bandel dia." Celetuk Andre.
"Gue Kalo lagi suntuk ke sana. Emang kenapa?" Tanya Valen.
"Bahaya lah. Banyak setan disana. Gak ngotak Apa gimana sih lo?" Ucap Tian.
☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet And Greet Jadi Cinta
Teen FictionHai guys! Kenalin gue Revi Salshabilla. Gue siswi kelas 11 disekolah Merah Putih. Dicerita ini gue tuh gak nyangka banget karna Gue bisa cinta sama orang yang baru aja ketemu saat meet and greet Fahijal Gammy. *** Hai Guys! Gue Azka Anggara. Gue...