Chapter 3

109 10 0
                                    

Hari ini Hari yang paling Gue tunggu. Yup! Meet and Greet yeyyy!!. Gue seneng banget. Walau ga ada yang mau nemenin biar Gue jalan sendiri aja.

Gue udah siap dengan baju Putih dan hot pans berwarna Putih juga. Gue memakai sepatu Tapi berbulu berwarna hitam. Beserta tutup kepala berwarna Putih. 

Gue turun ke bawah menuju kamar Mas Revo. Dia udah janji mau nganterin Gue ke PIM dan bakal nemenin Gue. Gak nemenin Meet and Greet sih. Dia pergi sama pacarnya di PIM juga sih.

"Mas.. Ayok buruan." Gue mengetuk pintu kamar Mas Revo.

"Iya." Ucapnya sambil membuka kan pintu.

"Wihh. Ganteng Lo." Ucap Gue memuji. Jarang jarang Gue menuju Mas Mas Gue.

"Iya lah." Jawabnya sombong.

"Yaudah yuk cepet nanti telat." Ucap Gue menarik narik lengannya.

"Sabar dong Rev. Ga akan telat." Jawabnya.

Gue udah duduk Tapi di bangku penumpang samping bangku supir. Mas Revo menaikan sebelah alisnya.

"Kenapa? Ada yang salah?" Tanya Gue.

"Ya salah lah. Nanti Jasmine duduk dimana. Masa duduk dibangku penumpang yang belakang."

"Hehe. Iya Iya Gue pindah." Ucap Gue dan pindah duduk dikursi penumpang yang dibelakang.

Mas Revo bilang sebelum ke PIM kita harus jemput kak Jasmine dulu. Ya! Terpaksa Gue harus nurut. Kalau engga bisa diturunin ditengah jalan Gue.

☆☆☆

Akhirnya Gue pun sampe nih guys. Gasabar foto bareng bang Ijal. Hehe.

"Rev." Gue yang merasa dipanggil pun menoleh ke asal suara.

"Kenapa Mas?"

"Lo mau pisah atau mau ngikutin Gue?" Tanyanya. Ya pasti jawabannya mau pisah lah. Mau jadi obat nyamuk Gue Kalo ngikutin dia. 

"Ya pisah lah." Tutur Gue dan meninggal kan Mas Revo dan kak Jasmine.

Gue berjalan menuju tempat dimana Meet and Greet bang Ijal.  Sesampainya Gue ditempat itu dan Gue langsung duduk dikursi paling depan karna tiket Gue VIP.  Selama menunggu acara dimulai Gue dengerin musik dulu pake earphone.

Udah lebih dari 10 menit Gue menunggu Akhirnya acara pun mulai. Astaga MC nya banyak banget bacot. Gue kan pengen cepet cepet ketemu bang Ijal. Tak lama muncul lah laki laki tampan. Ya Siapa lagi kalau bukan bang Ijal.

"KYYAA. BANG IJAL !!!!" Pekik Gue. Bang Ijal senyum.  Jangan senyum bang meleleh Aku. Batin Gue.

Meet and Greet selesai waktunya foto bareng yuhuu!! Ini moment yang paling Gue tunggu. Gue bisa foto berdua bareng bang Ijal.  Oh my god  gak nyangka memang. Terharu jadinya.

Setelah foto foto selesai dan semuanya bubar. Gue berjalan ke arah lobby untuk menghampiri Mas Revo yang sudah menunggu Gue.

Tiba tiba ada yang nabrak Gue dan ponsel Gue pun terjatuh. Cepat cepat Gue raih ponsel Gue agar Tak terjadi apa apa. Gue menoleh ke orang yang tadi nabrak Gue. What the hell dia kan Kakak capten basket. Ya Tuhan apa salah ku sampe ditemuin sama cowok sialan ini.

"Makanya kalo jalan tuh jangan sambil main hp dong." Ucapnya memarahi Gue. Heii!! Yang salah tuh dia jalan bukannya pake mata.  Eh? Salah Gue juga sih. Tau lah.

"Kok jadi Lo yang nyolot. Hp Gue rusak nih gara gara Lo. Dasar cowok sialan. Gue harap kita ga pernah ketemu lagi." Ucap Gue dan berlari meninggal kan dia.

"Sana pergi. Gue juga ogah ketemu sama Lo lagi." Samar samar masih terdengar teriakannya.

Gue berjalan dengan gusar Sampai menabrak beberapa orang dan Gue dimarahi. Gue Gak peduli yang Gue mau Gue cepet cepet sampe rumah.

Akhirnya Gue Sampai dilobby. Gue mencari keberadaan Mas Revo. Ya Tuhan! Mau telpon tapi ga bisa ponselnya mati. Rasanya mata ku terasa pedas.

"Revi." Gue pun menoleh dan mendapatkan Mas Revo. Gue langsung berlari dan meluk dia. Tanpa sadar Gue menangis dipelukan dia yang membuat dia dan kak Jasmine kebingungan.

"Heii! Lo kenapa? Ada yang nyakitin Lo?" Tanya Mas Revo. Gue masih bergeming. Hanya isakan tangis Gue yang terdengar. Mas Revo menggiring Gue menuju mobil.

Selama diperjalanan Gue terus menangis dan menatap ke arah luar jendela. Gue masih menggenggam ponsel. Keadaan ponsel Gue benar benar miris. Kacanya retak retak dan Gak bisa hidup sama sekali. Gue mendengus kesal mengingat kejadian di mall tadi. Rasanya Gue mau pindah sekolah cuma gara gara dia.

"Arrghhh!!" Erang Gue keras membuat kak Jasmine menoleh.

"Sha, kamu gapapa kan. Jangan nangis nanti hpnya Kakak beliin baru Ya." Gue  menggeleng. Tidak!  Gue menangis bukan karna ponsel Gue yang rusak.  Tapi Gue menangis karna moment paling indah Gue belum sempat Gue pajang di figura dan diabadikan.

☆☆☆

Sudah seminggu lebih Gue tidak keluar kamar. Gue mogok makan, mogok sekolah, dan mogok bicara. Sudah banyak yang mencoba menghibur Gue  dan meminta Gue keluar dari kamar.  Tapi Gue tetep gamau. Semua sudah mencobanya. Dari Papi, Mas Daffa, Mas Revo, bi Odah, Valen, Andre, kak Jasmine, bahkan kak Anida pun mencoba menghibur Gue. Kak Anida itu adalah pacar Mas Daffa.

Sampai saat ini Gue masih belum mau keluar kamar.

Tokk tokk tokk

Dan sekarang. Siapa lagi yang akan membujuk Gue.

"Rev." Siapa Ya. Suaranya ga asing. Gue mencoba mengintip dari tirai jendela. Cowok sialan itu? Ngapain dia? Kenapa dia bisa tau rumah Gue sih.  Mungkin ini waktunya Gue marahin dia. Gue membuka kan pintu dan menatapnya. Dia menatap Gue balik tapi tatapannya sendu. Ada apa ini. Gue Gak boleh luluh hanya karna tatapan. 

"Mau apa Lo?" Tanya Gue ketus.

"Gue kesini mau minta maaf Rev." Tunggu! Dia tau nama Gue dari mana? Kenapa bisa tau sih.

"Hhmmm. Udah Gue maafin." Jawab Gue ketus lagi.

"Gue ga disuruh masuk dulu nih?" Tanya nya. Cih? Tamu macam apa dia. Tidak sopan. Dan gue? Tian rumah macam apa yang tidak mempersilahkan masuk tamunya.

Gue mempersilah kan masuk.  Dia duduk dilantai bawah dan Gue duduk diatas ranjang.

"Akhirnya Lo mau bicara dan mau buka pintu juga Rev." Tuturnya. Aku hanya memutar bola mata malas.

"Rev Gue punya sesuatu buat Lo. Tutup mata dulu Ya." Dia melepaskan dasinya Dan menutup mata Gue dengan dasinya. Kenapa Gue ga nolak Ya. Biar lah.

"Udah siap?" Tanyanya. Gue mengangguk. 

"Okey. 1...2...3." Hitungan ketiga Gue membuka dasinya. Dan..

"Tadaa" Ucapnya sambil tersenyum.  Astaga! Manis banget. Ya Tuhan! Sadar Rev sadar. Gue menatap kotak berbentuk persegi bewarna biru dengan kita warna pink. Cantik.

"Ini apa?" Tanya Gue sinis.

"Jangan sinis gitu dong. Buka aja dulu." Jawabnya. Gue mengambil kotak biru itu dan membukanya. Ternyata isinya...... 

☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆

Meet And Greet Jadi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang