Chapter 29

52 4 0
                                    

Aku sedang berada didapur rumah Tian. Aku sedang membuat nasi goreng untuk sarapan Tian. Aku benar benar tidak peduli lagi dengan Papi, Mas Revo dan lainnya yang berada dirumah. Biar saja nanti saat aku pulang mereka memarahi ku. Marahi saja aku Sampai mereka puas.

"Emang bisa masak?" Tian membuat ku tersentak. Dan menyadarkan ku ke alam nyata.

"Ngagetin ajah sih kamu." Ucap ku.

"Rev."

"Hhmm?"

"Maaf soal semalam. Jujur bibir Nia begitu menggoda. Dan aku rasa aku mulai suka dengan Nia." Kejujuran Tian membuat ku menoleh menatapnya. Aku tersenyum.

"Bagus kalau gitu Yan. Dan ada syaratnya kalau kamu suka sama dia. Kamu gak boleh seenak jidat perlakuin dia seperti wanita murahan." Ucap ku. Tian mengangguk dan mengacungkan jempol. Aku menuangkan nasi goreng ke tiga piring dihadapan ku.

☆☆☆

Nia POV

Aku mencium aroma nasi goreng. Aku memutuskan untuk bangun dan menuju dapur. Saat aku ingin Sampai dapur aku mendengar sedikit perbincangan Revi dan Tian.

"Rev."

"Hhmm?"

"Maaf soal semalam. Jujur bibir Nia begitu menggoda. Dan aku rasa aku mulai suka dengan Nia."
Deg!!

Saat mendengar apa yang Tian Ucap kan membuat jantung ku berdegup kencang. Aku tersenyum mendengar ucapan Tian. Dan ku yakin pipi ku merah.

"Bagus kalau gitu Yan. Dan ada syaratnya kalau kamu suka sama dia. Kamu gak boleh seenak jidat perlakuin dia seperti wanita murahan." Ucap Revi. Senyum ku masih mengembang. Ya Tuhan! Ternyata masih ada saja yang mencintai ku dan mau menerima ku. Padahal kan aku sudah kotor.
Aku melanjutkan berjalan ke dapur. Dan duduk dihadapan Tian. Aku tersenyum ke pada Tian. Tian membalas senyuman ku. Tian sudah rapih memakai seragam yang ku yakin dia akan pergi ke sekolah.

"Hai Ni. Bagaimana tidurnya?" Tanya Revi.

"Begitu indah dan nyenyak." Jawab ku.

☆☆☆

Revi POV

Aku duduk dikursi yang biasa ditempati bunda. Ya kursi tunggal. Aku duduk diantara Tian dan Nia. Mereka saling bertatapan dan tersenyum.

"Hai Ni. Bagaimana tidurnya?" Aku memecahkan hening.

"Begitu indah dan nyenyak." Jawab Nia membuat ku terkekeh.

"Ciee Nia." Aku meledek Nia. Pipinya merah merona.

"Apaan sih Revi?" Ucap Tian.

"Dih? Kok jadi kamu yang malu malu gitu Yan? Kan aku ngeledek Nia." Ucap ku. Aku terkekeh melihat kelakuan mereka berdua.

"Udah cepet makan. Nanti kamu telat loh Yan." Ucap ku. Tian mengangguk.

Hening. Hanya ada dentingan sendok dan garpu. Aku menatap Tian. Matanya tertuju pada Nia. Aku menatap Nia dan Nia menatap Tian juga.

"Yahh!! Jadi nyamuk deh gue disini." Ucap ku. Tian langsung mengacak acak rambut ku. Aku berdiri untuk mencuci piring kotor ku. Tetapi Tian menarik leher ku agar menunduk. Alhasil Tian mencium pipi ku. Tian memang seperti Mas Daffa. Dia selalu bersifat seperti ini. Aku mengusap pipi yang baru saja dicium Tian.

"Seakan akan kamu jijik dicium aku Rev." Ucap Tian. Aku terkekeh.

"Udah cepet cuci piringnya. Kita pulang." Ucap Tian. Aku menyelesaikan pekerjaan ku. Haha pekerjaan. Maksud ku cucian piring ku. Aku langsung masuk ke dalam kamar untuk memakai jaket.

Meet And Greet Jadi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang