Chapter 36

45 5 0
                                    

Aku dan Irun masih melihat lihat foto dialbum yang ku bawa. Hanya ini yang bisa ku bawa dan bisa ku lihat saat aku sedang rindu.

Kini aku dan Irun sedang melihat foto ku bersama Nathan. Aku jadi merindukan Nathan. Foto yang ku lihat adalah foto dimana aku dan Nathan sedang foto box.

"Itu siapa Rev?" Tanya Irun.

"Iti adalah mantan pacar ku." Jawab ku. Irun hanya ber-oh ria.

"Bagaimana bisa kau mencintai Aa tapi kau pacaran dengan Nathan." Ucap Irun.

"Mungkin Nathan hanya lah pelampiasan." Jawab ku. Tapi sebenarnya aku tidak merasa aku melampiaskan kepada Nathan.

"Astagfirulloh. Istigfar kamu Rev." Ucap Irun. Aku mengabaikan kata kata Irun.

"Kita keluar yuk!" Ajak Irun. Aku mengangguk.

Aku menutup buku album yang ada dipangkuan ku. Lalu memasukannya kembali kedalam ransel. Lengan ku ditarik Irun.

Tak sengaja aku menabrak seseorang. Aku mendongak dan ternyata itu Azka. Azka menatap ku lembut sedangkan aku menatapnya tajam.

"Gak usah ke centilan deh." Tiba tiba Kak Gres mendorong tubuh mungil ku.

"Gres apa apaan sih? Lo yang seharusnya gak ke centilan." Ucap Azka membela ku. Tetap saja aku membenci Azka.

"Udah yu Run. Kita pergi dari sini." Ucap ku menarik lengan Irun. Sesampainya dilapangan aku melihat Mawa dan Aulia.

Kami segera menghampiri Mawa dan Aulia. Mawa melambai kan tangannya. Aku membalanya dengan senyuman.

"Assalamualaikum." Ucap ku bersama Irun.

"Wa'alaikum salam." Jawab Mawa dan Aulia.

"Kamu ngapain disini?" Tanya ku.

"Ngobrol saja." Jawa Aulia.

"Aku ingin ke toilet sebentar ya." Ucap ku.

Aku berjalan ke arah toilet. Aku masuk ke dalam toilet wanita. Sebelum masuk kedalam toilet aku mengaca sebentar. Setelah itu masuk kedalam toilet.

Aku selesai dengan ritual ku dikamar mandi. Saat membuka pintu aku tersentak karna kak Gres sedang berdiri dihadapan ku. Dengan senyuman liciknya. Hei? Apa dia ingin macam macam dengan ku?

"Anak baru. Kau tidak boleh dekat dengan Azka. Memangnya siapa kau. Kau belum lama tinggal dipesantren ini. Jadi kau belum tau siapa Azka." Ucap ka Gres. Aku menaikan alis sebelah.

"Apa kau masih percaya saat aku mengatakan bahwa aku adalah mantan pacar dari Azka?" Ucap ku ketus. Aku tidak akan membiarkan orang macam dia.

"Hah? Mantan pacar Azka. Hei? Gue tau kali kalo tipe ceweknya Azka. Gak kaya lo tapi kaya gue." Ucap Kak Gres.

"Terserah." Ucap ku lalu melewatinya begitu saja. Tapi Nihil tangan ku diputar. Rasanya sakit. Aku meringis.

"Jangan macem macem sama senior." Ucap Kak Gres.

"Senior? Senior macam apa kau?" Ucap ku. Kak Gres mulai geram dan langsung mendorong kepala ku kearah dinding. Darah segar mengalir.

"Kau--Psikopat." Ucap ku. Aku langsung terjatuh dilantai.

☆★☆

Saat aku membuka mata aku mencium bau antiseptik. Yang ku tahu ini bau rumah sakit. Aku mengedar kan pandangan ku. Kepala ku masih terasa sakit dan pandangan ku gelap. Aku menggosok gosok mata ku. Masih tetap sama masih gelap. Aku tidak bisa melihat.

"Nak, kamu baik baik aja?" Itu suara bunda. Aku langsung mencari keberadaan bunda. Bunda langsung menggapai tangan ku dan memeluk ku. Aku menangis dipelukannya.

Meet And Greet Jadi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang