Hari ini adalah hari besar ku dengan Azka. Tepatnya hari pernikahan ku. Seminggu yang lalu setelah kesembuhan Tian. Azka langsung melamar ku. Ya, orang tua ku merestui itu.
Akhirnya sampai lah kita dijenjang pernikahan yang sudah dinanti nanti Azka sejak lalu. Aku juga tidak pernah menyangka kalau akan menjadi istri seorang dokter. Itu adalah salah satu cita-cita ku menikah dengan laki laki yang memiliki pekerjaan dokter.
Aku sedang duduk dikursi meja rias kamar ku. Aku sedang dirias secantik mungkin. Aku sudah memakai kebaya panjang, aku memakai kerudung di pernikahan ini. Karna bunda yang meminta ku. Bunda bilang bunda akan malu kalau dilihat teman bunda jika aku tidak berhijab, masa sih bundanya pake hijab anaknya enggak? Begitu kata bunda. Aku sebagai anak yang baik dan penurut, menuruti perintah bunda. Azka juga tidak keberatan, dia bahkan sangat setuju.
Penata rias sudah menyelesaikan tugasnya. Dia meninggal kan ku sendiri dikamar. Aku menatap diri ku dicermin. Aku terus memuji diri ku sendiri. Karna ini benar benar sangat cantik.
Tokk tokk tokk.
Aku menoleh saat mendengar pintu kamar ini diketuk. Pintu itu terbuka dan menampakan Mas Daffa dan Mas Revo. Mereka tersenyum kearah ku.
"Hai cantik." Ucap Mas Daffa. Aku tersenyum.
"Ciee, yang mau nikah ciee. Jadi lah istri yang baik buat Azka. Jangan malu maluin, keluarga Pradiksa." Ucap Mas Revo. Aku mengangguk.
"Azka pasti bahagia sekali memiliki istri seperti kamu." Ucap Mas Daffa.
"Kak Nida juga sepertinya bahagia sekali mempunyai suami tampan, bijaksana, baik, pengertian dan penyabar." Ucap ku memuji Mas Daffa. Mas Daffa berubah menjadi orang yang paling sabar saat Kak Anida hamil. Kak Anida mengidam ini itu sampai sampai Mas Daffa curhat ke aku kalau dia gak sanggup. Karna aku yang semangati dia. Dia jadi lebih lebih sabar untuk menghadapi sikap Kak Anida saat kehamilan Kak Anida waktu 5 bulan.
"Aku kan penyabar juga karna mu." Jawab Mas Daffa. Aku dan Mas Revo terkekeh.
"Kamu sangat berbeda Rev." Ucap Mas Revo.
"Oh ya? Berbeda gimana?"
"Cantik banget. Kaya bukan kamu yang biasanya."
"Makasih ya Mas." Ucap ku. Mereka mengangguk.
"Revii." Suara bunda dari balik pintu. Mas Revo membuka kan pintu.
"Revo? Kamu ngapain disini?" Tanya Bunda.
"Abis ngobrol ngobrol ajah sama Mas Daffa dan Revi."
"Revi, ayok kita ke bawah. Acara segera dimulai." Ucap bunda. Aku berusaha bangun daru kursi meja Rias. Baju ku terlalu panjang dan ribet.
"Revo, Daffa. Bantuin adeknya dong. Itu Kamu angkat ekor bajunya." Ucap bunda.
Mas Daffa menuntun ku, sedangkan Mas Revo mengangkat ekor baju ku. Akhirnya aku punya ruang untuk berjalan dan tidak terlalu berat.
Bunda menggenggam tangan ku. Aku merasa jantuk ku berdetak dua kali lebih cepat. Aku mengeratkan genggaman ku. Bunda menoleh dan tersenyum kepada ku.
"Santai ajah." Ucap Bunda. Aku mengangguk.
Aku sampai dianak tangga akhir. Aku melihat Azka yang sudah duduk disana. Azka menatap ku dengan tatapan kagum. Aku tersipu malu dan menundukan kepala ku. Aku duduk dikursi sebelah Azka. Aku melihat Azka dari ekor mata ku, dia masih menatap ku.
"Ehemm." Penghulu dihadapan ku berdeham. Membuat Azka kembali ke alam nyata.
"Baik, bisa dimulai?" Tanya pak penghulu. Kami-aku dan Azka- mengangguk.
"Bissmillahirahmanirahim. Saya nikah kan dan kawin kan Azka Anggara bin Radit Anggara dengan Revi Salshabilla binti Bayu Pradiksa dengan mas kawin seperangkat alat sholat serta cincin seberat 4 gram dan Uang sebesar 50 juta rupiah."
"Saya terima nikah dan kawinnya. Revi Salshabilla binti Bayu Pradiksa dengan seperangkat mas kawin tersebut dibayar Tunai." Aku merasa lega mendengar lantunan ijab qobul Azka. Hanya dengan satu tarikan Nafas tanpa hambatan dimelantunkan dengan baik dan lancar.
"Bagaimana para saksi? Sah?"
"SAH."
"Alhamdulillah..." Pak penghulu membacakan doa doa.
Setelah itu Azka memakaikan cincin dijari manis ku. Sangat pas dan terlihat sangat elegant cincin yang ku pakai. Aku juga memasangkan cincin kepada jari manis Azka. Setelah itu kami saling melempar senyum. Aku mencium punggung tangan Azka. Azka mencium kening ku lama. Terdengar hiruk pikuk tepuk tangan para saksi.
Seusai akad nikah kami-aku dan Azka- menerbangkan burung dara. Sekarang burung dara betina sudah berada dilengan ku dan Azka memegang burung dara Jantan.
"1..2..3..." Aku dan Azka serentak menerbangkan sepasang burung dara berwarna putih itu. Azka langsung memeluk ku.
Setelah itu aku dan Azka naik ke kursi pelaminan. Dimana para tamu undangan memberi kan salam kepada ku dan Azka.
☆★☆
Seusai acara pernikahan Azka langsung memboyong ku kerumahnya. Azka sudah menyiapkan rumah untuk kami.
"Silahkan masuk tuan putri." Ucap Azka yang baru saja membukakan pintu kamar untuk ku.
"Terima kasih." Ucap ku lalu masuk ke dalam kamar dan menarik koper ku.
"Besok saja beresin pakaiannya." Ucap Azka. Dia menepuk ranjang disebelahnya. Aku mengerutkan kening.
"Ngapain?" Tanya ku.
"Sini istirahat. Aku tahu kamu sangat lelah." Ucap Azka. Aku menagngguk lalu berbaring disamping Azka.
☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet And Greet Jadi Cinta
Teen FictionHai guys! Kenalin gue Revi Salshabilla. Gue siswi kelas 11 disekolah Merah Putih. Dicerita ini gue tuh gak nyangka banget karna Gue bisa cinta sama orang yang baru aja ketemu saat meet and greet Fahijal Gammy. *** Hai Guys! Gue Azka Anggara. Gue...