Serpihan 5

4.3K 337 22
                                        

Serpihan 5

It takes a minute to have crush on someone, an hour to like someone, and a day to love someone. But it takes a lifetime to forget someone. -Kim Junmyeon-

***

Lure Dept. Store, Seoul - 23.03

Xiumin mendongak ketika mendengar decit pintu yang dibuka. Ia berkedip lemah mendapati orang kepercayaannya lah yang datang berkunjung di jam selarut ini.

"Anda tidak pulang ke rumah, Tuan Kim?" Dan lelaki itu sempat terkaget melihat atasannya yang masih duduk manis di kursi kantor pengelolaan mall milik keluarganya.

"Ini rumahku." Balasnya ringan sembari beranjak dari duduknya. Melepas jas yang dikenakan dan menyampirkannya ke gantungan yang terletak di dekat mejanya. "Kau sendiri? Tidak pulang ke rumah menemui istri dan anak-anakmu?"

Xiumin lantas bergerak melepas dasinya. Dengan tangan lainnya memencet remot untuk membuka sebuah pintu rahasia di belakangnya. Yang menyimpan sebuah ranjang berukuran sedang. Tempat tidur keduanya.

"Saya berencana meletakkan ini di meja anda sebelum pulang." Tangannya menyodorkan sebuah amplop besar warna putih.

"Apa itu?"

"Tes DNA yang anda minta waktu itu."

Keduanya lantas saling pandang. Bercakap-cakap lewat tatapan mata masing-masing.

Xiumin memijat puncak hidungnya pelan. "Kau sudah melihat isinya?" Lelaki itu menggeleng lemah.

"Sena... tak tahu menahu tentang tes kali ini kan?"

Lelaki tua itu mengangguk mantap. "Saya juga baru mengambil tes nya sejam yang lalu untuk menghindari sorotan orang-orang. Saya bisa yakinkan jika kali ini bersih dari campur tangan istri anda."

Ia mengangguk lemah. Kemudian mengambil alih bungkusan berlabel nama sebuah rumah sakit di pojok atasnya. Dan detik selanjutnya, Xiumin membuka bungkusan itu dengan begitu hati-hati. Aliran darahnya melaju begitu cepat tanpa sadar.

Dengan begitu perlahan, ia tarik selembar kertas yang ada. Kertas yang akan menjadi penentu hidup dan matinya. Karena di setiap tarikan kertas itu menuju bagian paling bawah, sama dengan pertaruhan nyawa seorang Kim Minseok.

Ia sempat memejamkan mata kuat-kuat saat kertas tersebut berhasil pisah dari bungkusnya. Dan dengan kekalutan yang menyelimuti, Xiumin melirik persenan angka yang tertera di paling bawah.

Deg !

Jatungnya seakan berhenti saat itu juga. Aliran darahnya mandek. Terganti oleh adukan perasaan yang entah bagaimana Xiumin akan mendeskripsikannya.

"Bagaimana hasilnya?" Jaesuk -orang kepercayaannya- bertanya pelan mendapati Tuannya hanya terdiam.

Dengan gerak slow motion, Xiumin mendongak menatap Jaesuk. Dan detik berikutnya, sebuah senyum kelegaan tercetak di bibir tipis miliknya.

"Hasilnya berbeda." Bisiknya lemah.

***

Qingdao - 22.59

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya gadis itu pelan. Pada pemuda dalam balutan pakaian rumah sakit yang baru saja memasuki ruangannya.

"Aku butuh konsultasi."

Gadis itu terdiam mendengar jawaban singkat dari Tao. Selama beberapa detik, suasana hening di dalam sana. Keduanya hanya saling pandang.

"Saya akan panggil dokter yang khusus menangani pasien VVIP." Ia beranjak dari duduknya. Tangannya sibuk menekan sebuah nomor dokter lain yang bisa dihubungi.

Sasaeng Fans [2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang