Serpihan 32(a)
Aku tidak hanya sekadar mencintaimu. Tapi juga mencoba mencintai masa lalumu. –Unknown-
***
Seoul – 13.23
Setelah sekian lama, Suho baru menyadari satu hal yang paling penting yang malah ia lupakan. Hubungan ini, bukan sekedar hubungan untuk menjadi suami yang baik bagi Kim Jongmin. Tapi juga seorang ‘Appa’ yang disukai Rahee.
Hal yang terberat bukan lagi mengambil hati Ibunya untuk merestui hubungannya dengan Jongmin. Tapi mengambil hati Rahee untuk merestuinya sebagai Appa barunya.
Dan sepertinya Suho kalah satu langkah dengan Appa sebelumnya.
“Kau sedang apa? Tidak jadi pergi?” Jongmin menyentuh pundak Suho pelan.
Lelaki itu menoleh padanya. Mengalihkan pandangannya dari Rahee yang tengah bersenangg-senang dengan Ayah kandungnya.
“Rahee—“ Kalimat Suho tercekat. Pikirannya kosong. Dan tak tahu harus berkata apa.
Jongmin menoleh ke depan. Dari kejauhan, dilihatnya sang mantan suami tengah bercanda riang dengan anak perempuannya. Lalu ia menatap ke arah Suho kembali.
Jadi itu yang membuat Suho –yang beberapa menit yang lalu begitu bersemangat ingin membawa Rahee pergi- tiba-tiba terlihat murung.
“Tidak apa kan kalau tanpa Rahee?” ucap Jongmin hati-hati.
Suho mengulum senyum tipis. “Rahee kelihatan sangat dekat dengan Appa-nya… Aku harus berusaha lebih keras lagi.”
Jongmin menarik jemari kanan milik Suho. Lantas menggenggamnya pelan. “Aku bilang kan pelan-pelan saja… Jangan terlalu memaksakan diri.” Bisiknya. “Kau tak perlu menjadi ‘tua’ untuk menjalani hubungan denganku…”
Lelaki tersebut mendengus pelan. “Tapi tetap saja kalau aku ingin menikahimu, aku juga harus siap menjadi seorang Ayah.”
Suho melepas genggaman tangan Jongmin. Dan balik menggenggam tangan Jongmin dalam kukungannya. “Yoon Chanyoung… Lelaki seperti apa dia?”
“Kau benar-benar ingin mendengarnya?” tanya Jongmin ragu. “Lelaki lain biasanya tak ingin mendengar masa lalu wanitanya.”
“Aku harus tahu lelaki seperti apa mantan suamimu itu… Supaya aku tak melakukan kesalahan yang sama saat bersamamu.”“Dan juga—“ Suho menghela nafas panjang. “—aku ingin jadi Ayah yang lebih baik daripada dia.”
***
Seoul – 13.42
Hari pun berlalu. Malam yang dingin bagi Via, perlahan mulai menghangat. Dirinya tak lagi melewati salju yang dingin sendirian. Masalah berat yang menghantuinya belakangan, perlahan mulai berkurang.
Tapi, tak ada hidup yang benar-benar tenang. Jika masalah satu selesai, masalah lain akan datang menghadang. Yah… Begitulah hidup.
Terlebih setelah wajah Via tersebar. Hidupnya tak akan bisa begitu tenang.
“Samunim, anyeong haseyo…”
Lagi, seorang yang tak Via kenal datang menghampiri. Menyapa dirinya begitu ramah dan sopan.
“Maaf baru bisa menyapa Anda sekarang. Saya tidak tahu jika Anda adalah istri Tuan Oh.”
Via tersenyum tipis menanggapi. Yakin tak yakin apakah ia pernah bertemu sebelumnya. “Nuguseyo?” Dan pertanyaan semacam itu, selalu yang ia lontarkan kepada belasan orang asing yang datang menyapanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sasaeng Fans [2]
FanfictionKetika sang bintang terkenal sudah vakum dari dunia entertainer-nya. Ketika mereka yang dulunya lelaki, kini berubah jadi pria sejati. Ketika pernyataan tentang "aku menyukaimu" kini berubah jadi "menikahlah denganku". Apakah Sasaeng masih bertebar...