Serpihan 1
Fase paling melelahkan dalam hidup ini adalah menjadi dewasa. -Unknown-
***
Vancouver - 20.17
"Oppa, kau tahu kan? Dua hari lagi hari apa?" Via meraih lengan kekar Sehun. Gadis itu mendongak, menatap kekasihnya dengan nyalang. Dan juga senyum menyeramkan yang bisa berarti banyak hal.
Lagi dan lagi. Via memainkan permainan itu. Tebak apa yang ada di pikiranku. Jika kau menjawabnya dengan tepat, aku akan mengecupmu. Jika kau salah, aku akan memukulmu. Permainan sederhana bagi gadis itu, tapi mematikan bagi Sehun.
"Dua hari lagi? Eum..." Sehun mencoba berpikir keras. Setelan jas yang sudah terasa mencekiknya, kini ditambah dengan cekalan tangan Via yang semakin erat saja. "Aku ada rapat penting, dengan pengusaha dari Cina. Kenapa?"
Dan senyum cerah Via langsung lenyap begitu saja. Berubah menjadi pelototan kesal. Dan secepat kilat Via sudah menjauh darinya. Melepas pelukannya dan menyandarkan diri pada kaca jendela mobil yang mereka berdua tumpangi. Atau lebih tepatnya tiga jika sang supir juga ikut dihitung.
"Valentine !" Ucap gadis itu dingin. "Dua hari lagi itu juga termasuk sebagai hari VALENTINE."
Sehun mengulum senyum tipis. Dia kalah -lagi-, dalam permainan 'tebak apa yang ada di pikiranku' kali ini. "Aku tahu... Aku hanya bercanda."
Raut keras Via berangsur melembut kembali. "Oppa masih ingat Hyeri kan? Teman kuliahku itu." Sehun mengangguk cepat. "Pacar Hyeri mengajaknya makan malam romantis di restoran mahal saat valentine besok."
"Benarkah? Ah... harusnya ia tak usah melakukannya." Balasnya lirih. "Makan malam di restoran mahal sama dengan membuang uang. Apalagi pacarnya itu hanya pekerja magang."
Via mempoutkan bibirnya kesal. Tangannya terlipat ke depan. Matanya memandang ke arah Sehun kesal. "Dan oppa tahu Sooyeon?"
"Pacarnya menyiapkan seribu mawar dan sekotak coklat untuk kejutan di hari valentine." Pamernya kembali. Dengan tujuan yang begitu jelas yaitu untuk memancing seorang Oh Sehun.
"Bukannya Sooyeon jadi model suatu majalah? Ah, pacarnya itu kurang pintar. Coklat bisa membuatnya gemuk nanti, aww-"
Sehun berteriak tertahan. Saat Via dengan sengaja memukul lengan pemuda di hadapannya dengan kekuatan dalamnya. "Kenapa kau memukulku? Memalukan dilihat oleh supir."
Via menghela nafas kasar. "Oppa benar-benar tidak peka. Apa oppa tidak punya kejutan valentine untukku?"
Ia tersenyum tipis. Diraihnya tangan Via dan digenggamnya erat. "Sekarang kan kita ada di luar negeri. Dan tengah dalam perjalanan untuk makan malam. Anggap saja kita tengah merayakan valentine malam ini. Hanya saja dua hari lebih cepat."
Gadis itu menepis jemari Sehun. "Kasihan sekali kau, Miranda Savia. Dulu kekasihmu adalah anggota boyband terkenal yang memiliki jadwal begitu padat, EXO Sehun. Sekarang kau harus berpacaran dengan wakil CEO dari Agensi terbesar di korea, Oh Sehun."
"Dirimu tak pernah menjadi priotitas bagi kedua sosok tersebut." Via mengelus dadanya pelan. "Kau pasti punya hati yang kuat, Via."
Sehun terkikik pelan. Dan sedetik kemudian tangan Sehun sudah bertengger di puncak kepala Via. Mengelusnya dengan gemas.
"Aigooo... lucunya yeoja-ku."
***
Seoul - 08.08
"Sarapan dulu..." Krystal berteriak lantang melihat Kai yang baru saja keluar dari kamarnya dengan pakaian rapinya. Celana jeans warna gelap dan kaus panjang corak belang. Itu pakaian rapi ala Kim Jongin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sasaeng Fans [2]
FanfictionKetika sang bintang terkenal sudah vakum dari dunia entertainer-nya. Ketika mereka yang dulunya lelaki, kini berubah jadi pria sejati. Ketika pernyataan tentang "aku menyukaimu" kini berubah jadi "menikahlah denganku". Apakah Sasaeng masih bertebar...