Serpihan 10

3.8K 306 40
                                        

Serpihan 10

To be happy with a man, understand him a lot and love him a little. But, to be happy with a woman, just love her a lot and not try to understand her at all. That’s simple. –Do Kyungsoo-

***

Seoul – 14.49

“Aku—“ Chanyeol sangga kepalanya dengan satu tangan. Sambil menatap kosong ke gelas kosongnya. “—diputuskan lagi olehnya.”

Tawa Krystal saat melontarkan candaan pada Chanyeol pun lenyap. Berganti dengan tatapan simpatik melihat tatapan kosong Chanyeol. Dan nada lemahnya saat membeberkan bahwa Wendy mencampakkannya lagi.

“Sebenarnya—“ Gadis itu pun ikut larut dalam lamunan. “—Jongin tak mau juga melamarku.”

Kini gantian Chanyeol yang menaruh simpatik. Ia pandangi gadis cantik di sebelahnya lekat. “Karena ia tak kunjung melamarku, maka dari itu aku di sini sekarang.” Perlahan, Krystal juga ikut menoleh. Menatap Chanyeol yang juga menatapnya.

Dan tak lama, keduanya sama-sama mengulum senyum. Sebuah senyum masam penuh kegetiran.

***

Seoul – 17.27

Di suatu sore, D.O tak pernah berpikir bumi akan bergetar begitu hebatnya. Di suatu sore, D.O tak pernah mengekspektasikan, bahwa seorang pemanah pemula, akhirnya menancapkan panahnya tepat di pusaran hitam.

Karena pada dasarnya, hidup adalah labirin. Kau tak tahu apa yang akan kau temui setelah kau mencoba memasukinya. Meski peluru nyasar sekali pun. D.O tak akan pernah tahu apa yang akan menghadangnya saat ia masuki labirin itu.

Lelaki itu masih mengingat sekali, tentang kisah dulu. Dimana mencintainya semudah menghembuskan nafas. Ia pun mulai menyukai samgyeopsal dan makanan hot pot lainnya, juga karena gadis itu.

Tapi, seiring waktu berlalu, kenyataan menyadarkannya. Tentang cinta abadi hanya ada di novel-novel saja. Atau drama. Atau beberapa persen manusia di dunia saja yang akan mengalaminya. Dan D.O sadar diri, dia tak masuk dalam persenan itu.

Pelukan kemarin adalah sebuah kesalahan. Ia menyesali hari kemarin yang telah membiarkan hatinya menang. Karena sekarang, ia berdalih menyakitinya makin dalam.

“Mau tambah soju?”

D.O mendongak, saat sebuah suara menariknya kembali dari lautan lamunan yang ia buat. Ia lantas tersenyum tipis. Hampir saja melupakan fakta tentang siapakah gadis yang menjadi rekan kencan butanya itu.

Ia lantas mengangguk pelan, menjawabi pertanyaan gadis di depannya barusan. “Terserah kau saja, Kim Soohyun-ssi…”

Gadis di hadapannya tersenyum lebar. Kemudian mengangkat satu tangannya dan meneriakkan pesanannya. D.O sempat melirik singkat ke arah gadis pelayan di ujung sana, lalu beralih menatap Soohyun di depannya.

“Kau tidak apa-apa? Makan di tempat seperti ini?” tanyanya pelan. Sore tadi, setelah selesai syuting, gadis itu langsung mengubah lokasi tempat makan mereka di awal. Menjadi tempat ini, sebuah restoran keluarga dekat lokasi syuting.

“Banyak orang yang memandangimu.” Tambahnya.

Soohyun hanya mengulum senyum tipis. “Mereka pasti menganggap ini hanya makan malam biasa, antara sutradara dan artisnya.” Jawabnya enteng.

“Syukurlah.”

“Sayang sekali…” Soohyun mengambil potongan daging dan menaruhnya di atas daun selada. “Padahal aku ingin kau menganggap ini bukan hanya sekedar makan malam bisnis, tapi benar-benar sebuah kencan.”

Sasaeng Fans [2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang