Serpihan 12

4K 303 39
                                    

WARNING !  Ada bagian yang membuatmu menggelinding manja. Eh, maksudnya berfantasi ria. Wkwkwk.
Enjoyyyy
*

**

Serpihan 12

Never apologize for showing feeling. When you do so, you apologize for the truth. –Huang Zitao-

***

“Kau—“

Tanpa sadar, Luhan menahan nafas. Entah perasaan aneh apa yang tengah menyelimuti benaknya kini. Yang jelas, tatapan Lee Seunghwan tak seperti biasanya. Pria itu… terlihat berbeda.

“—menyukai Han Yoora?”

Bagai petir yang menyambar sistem otak Luhan begitu tiba-tiba. Tubuhnya kaku, bibirnya kelu. Tak pernah ia bayangkan hari seperti ini, dan pertanyaan semacam itu akan terlontar dari bibir seorang Lee Seunghwan. Mantan manajernya, sekaligus teman yang menemaninya semasa kuliah. Dulu…

Luhan alihkan tatapannya. Ia putus adegan saling tatap dalam diam itu. Matanya berkedip berulang kali. Dan telapak tangannya mulai dipenuhi keringat. Luhan benar-benar blank, tentang apa yang harus dikatakannya sekarang.

Ia rasa… selama ini dia sudah rapat menutup semuanya. Bahkan, gadis yang disukainya pun, sama sekali tak pernah tahu perihal perasaan suka itu. Lalu bagaimana bisa Seunghwan—

“Kenapa kau tidak menjawabku?” Seunghwan kembali bersuara.

Luhan bergerak mengusap bibirnya pelan. Dan tubuhnya masih menata diri untuk kembali bekerja normal sesuai tugas masing-masing. “H-h-hyung… Aku—“

Ia masih berusaha mengatur nafasnya yang terhela satu-satu. “—aku… Aku…” dia masih merapal tak jelas. Seunghwan masih menatap lurus ke arahnya. Menunggu.

Luhan menunduk dalam. Memejamkan matanya erat. “Mianhae…” ucapnya kemudian.

Seunghwan tertegun. Tak tahu mengapa lelaki di depannya ini malah meminta maaf. Akan sebuah kesalahan yang sebenarnya tak bisa dikatakan kesalahan.

Mianhae-yo…” ulangnya kembali. Persis seperti seorang pendosa.

“Untuk apa kau minta maaf?” balasnya. “Memangnya, kesalahan apa yang kau perbuat?”

Luhan sontak mendongak, dan menoleh cepat pada Seunghwan. Lalu beradu tatap kembali dengan lingkaran hitam itu.

“Apa menyukai seseorang itu tindak kriminal?” Seunghwan berucap lemah. “Lagipula—“ suaranya tercekat. Kali ini Seunghwan yang mengakhiri adegan saling tatap itu. Dengan sebuah tundukan dalam.

“—kau tidak merebutnya…”

***

Seoul – 07.12

Kelopak matanya mulai mengerjap pelan. Saat teriknya sinar mentari pagi mulai mengusik matanya yang tertutup. Sinarnya menerjang menyilaukan. Memaksanya untuk mengakhiri tidurnya saat itu juga.

Tangan kanannya terulur ke sisa ranjang yang kosong. Sembari meregangkan ototnya, Kai bergerak mencari seseorang yang seharusnya ada di sebelahnya. Yang sayangnya kosong dan tak didapati apapun.

Ia buru-buru beranjak. Berjalan cepat keluar kamar setelah sebelumnya meraih kaosnya dan memakainya kilat. Sebuah senyum cerah langsung terukir saat sosok yang dicarinya tengah berkutat di dapur apartemennya.

Kai berjalan mendekat. Kemudian melingkarkan tangannya tanpa ragu pada tubuh itu. “Kau sudah bangun? Kenapa tak membangunkanku sekalian?” Dengan kesadaran yang belum pulih sepenuhnya, lelaki itu berbisik pelan.

Sasaeng Fans [2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang