Serpihan 11
Semuanya pergi. Tapi kuharap kau tetap tinggal. –Kim Minseok-
***
Seoul – 21.55
Sebuah tepukan pelan membuat Sehun serasa ditarik kembali dari genangan pikirannya. Ia lantas tersenyum pelan melihat Via tengah tersenyum penuh arti padanya.
“Wae?” tanyanya pelan. Begitu lemah.
Via masih saja tersenyum penuh arti. Jemarinya bergerak menyibak surai hitam Sehun perlahan. Pestanya malam ini hampir berakhir. Namun, seiringnya detik waktu yang hampir habis. Wajah lelaki itu semakin muram saja.
“Dia datang.” Bisik Via lirih.
Raut Sehun perlahan berubah. Setitik cahaya muncul di tengah-tengah keredupan bola matanya. Ia sempat mengerjap berkali-kali. Menyelami dua cairan bening Via untuk mencari sebuah kebenaran.
“Ji—jinjjaaa?”
Tanpa ragu Via mengangguk mantap. Lalu mengkodekan kepalanya ke arah pintu masuk ballroom hotel tempat dilaksanakannya Hari besarnya itu.
Detik selanjutnya, Sehun menegang. Ia bahkan tak bisa menata rautnya dengan benar. Entah dia ingin menangis atau malah tersenyum bahagia. Semua itu campur aduk di wajah tirusnya.
“Perlu aku siapkan ruangan khusus?” tanya Via pelan. “Oppa bisa bercakap-cakap dengannya… Dan member lain.”
Sehun sempat hampir mengangguk senang. Tapi, buru-buru ia menggelengkan kepalanya lemah. “Ini Hari Besar kita. Bagaimana bisa aku meninggalkanmu?” katanya setengah berbisik. “Lagipula—“
Sehun lantas menunduk dalam. Kalau Via tak salah lihat, pipinya berubah jadi merah sedikit. “—ada sesuatu yang harus kulakukan malam ini…” Sehun berbisik dengan susah payah, sembari berdehem berulang kali. “Eomma sudah menyiapkan kamar spesial untuk kita.”
Gadis itu terdiam sejenak. Lantas terkekeh geli saat menyadari ke arah mana pembicaraan ini berlanjut. “Apa itu penting sekarang?” katanya di sela tawa geli. “Teman Oppa datang…”
“Dia yang sudah lama menghilang dari kalian semua akhirnya datang.” Jelasnya tegas. “Apa ada yang lebih penting dari mengobati rasa rindu itu?”
Jemari Sehun terangkat. Mengambil jemari kecil Via untuk ia genggam dengan hangat. “Kau tahu kan? Kau sasaeng favoritku…”
***
Seoul – 22.37
Keduabelas lelaki itu, duduk dengan canggung di kursi masing-masing. Tak ada pembicaraan berarti yang terjadi selama hampir 30 menit mereka berada di dalam sana. Keduabelasnya, memilih memandang kosong hidangan di atas meja. Sembari tenggelam dalam benak masing-masing.
Jika ada yang bilang, memulai suatu hal untuk pertama kalinya itu sulit. Maka, memulai hal itu untuk kedua kalinya setelah lama tak pernah melakukannya… jauh lebih sulit. Memulai pembicaraan setelah sekian lamanya, rasanya bagai bocah yang tengah belajar mengeja.
“Ehem…” Deheman keras dari Baekhyun menggema sampai ke sudut ruangan. Ia memandangi manusia yang ada di dalam sana satu persatu. Lantas mengurai derai tawa canggung.
“Ige mwoyaaa…” gelengnya tak percaya. “Suasana canggung macam apa ini?” ucapnya mencoba mengakhiri kecanggungan yang seakan mencekak.
Chanyeol –si happy virus- pun ikut ambil bagian. “Benar… Suasana macam apa ini?” katanya diselingi tawa sumbang. “Tak adakah yang ingin memulai pembicaraan dengan menceritakan kabar masing-masing?”
![](https://img.wattpad.com/cover/66214404-288-k342749.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sasaeng Fans [2]
Fiksi PenggemarKetika sang bintang terkenal sudah vakum dari dunia entertainer-nya. Ketika mereka yang dulunya lelaki, kini berubah jadi pria sejati. Ketika pernyataan tentang "aku menyukaimu" kini berubah jadi "menikahlah denganku". Apakah Sasaeng masih bertebar...