Serpihan 13

3.5K 295 24
                                    

Serpihan 13

Much unhappiness has come into this world because of things left unsaid. –Xi Luhan-

***

Seoul – 22.01
“Kumohon, Oppa… Boleh ya? Ya? Ya?”

Yoona bergelayut manja pada lengan Kai. Semenjak dari dalam restoran hingga mereka melangkah keluar, gadis itu tak melepas sedikit pun lengan Kai. Dan masih menghantui lelaki itu dengan permintaannya yang entah apa.

Andwae…” Kai menjawab singkat.

“Ah… Oppaaaa. Kumohon…” Yoona pun masih saja membujuk rayu. “Hanya sekali saja…”

Kai berhenti melangkah. Menatap sasaeng-nya itu tajam. Kemudian melepas paksa lingkaran tangannya. “Kubilang tidak boleh.”

Yoona cemberut dalam karena jawaban penolakan tersebut. ditambah lingkaran tangannya yang diputus paksa oleh sang Oppa. Matanya lalu melempar tatapa sedih ala dirinya. Berharap bisa membujuk lelaki itu sekali lagi.

“Jongin-ah.”

Panggilan pelan dari seorang wanita menginterupsi keduanya. Mereka pun menoleh cepat ke sumber suara.

Noona…”

“Jongmin unnie… Annyeong haseyo…”

Entah Kai maupun Yoona, keduanya berucap hampir bebarengan setelah melihat siapa yang kini tengah berdiri di kegelapan malam, tak jauh di depan mereka.

Kai lantas melirik pelan pada Yoona. Mengodekan lewat tatapannya untuk menyuruh gadis itu pulang ke rumahnya. “Sudah larut… Kau pergilah.”

Yoona pun menurutinya tanpa banyak kata. “Kalau kau terus memaksa akan melakukannya… Jangan harap Oppa akan mau jadi Oppa-mu lagi…” teriaknya lantang mengenai permintaan gadis itu beberapa menit lalu.

Gadis itu sempat menghentikan langkahnya, menoleh sejenak dengan bibir mengerucut ke depan. Dan dengan nada penuh ketidakrelaan, dirinya menjawab, “Arrasseo…”

Kai tersenyum tipis. Terselip wajah bangga di wajahnya bagai seorang Ayah yang baru saja menasihati anaknya agar tak berlaku nakal di sekolahnya.

Kemudian, dirinya kembali menoleh ke depan. Memandang kakak perempuannya yang tengah berdiri di sana. “Malam-malam ke sini ada apa? Apa ada masalah?” tanyanya pelan.

“Apartemennya tak nyaman? Atau… ada yang noona butuhkan?” tanyanya lagi. “Katakan saja… Aku akan melakukannya untuk noona.”

Jongim diam. Sesekali gadis itu hanya menghela nafas panjang. Hingga… “Kenapa kau tak bilang pada noona? Kalau sekolah tempat noona bekerja adalah milik lelaki itu.

Kai sudah mengetahui pembicaraan ini akan terjadi. Sejak awal, sejak ia meminta tolong pada Suho. Ia tahu bahwa Jongmin akan menuntut penjelasan. Dan mempermasalahkan hal ini.

Yang ia tidak ketahui. Bahwa pembicaraan ini akan terjadi secepat ini.

Noona benar-benar tak mengerti dirimu, Jongin-ah… Kenapa dari semua sekolah, harus miliknya? Wae???” Suara Jongmin mulai bergetar. Dalam keremangan malam, Kai tahu bahwa di sudut matanya sudah tergenang air mata.

“Lalu apa masalahnya? Noona butuh pekerjaan secepatnya setelah pindah ke Seoul... Dan aku hanya ingin membantu noona…”

Jongmin tertegun. Ia tahu. Kai hanya menjawab seadanya dan sebisanya.

Sasaeng Fans [2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang