Serpihan 7

3.9K 311 32
                                        

Serpihan 7

Bohong jika kau bilang kau telah melupakannya. Minta maaflah, karena sudah membiarkannya pergi waktu itu. Dan jujurlah bahwa kau merindukannya hingga sekarang. -Kim Jongdae-

***

Seoul - 20.14

"Sena, kurasa kita harus bercerai."

Dan rudal itu, langsung Xiumin tembakkan tanpa peringatan. Membuat raut Sena berubah seketika. Menjadi sesosok yang baru saja menemui ajalnya begitu cepat.

"Aku akan lakukan semuanya dengan tenang. Tanpa ada kegaduhan seperti dulu." Tambah Xiumin kembali. Dengan menekankan kegaduhan yang merujuk pada media dan semacamnya.

"Aku juga tak akan menuntut apapun padamu. Aku tak akan mengungkit semua kebohonganmu selama ini. Jadi, ayo akhiri semua ini dengan segera."

Xiumin menghirup udara sebanyak mungkin sampai paru-parunya tak kuat lagi menampung, sebelum ia memilih berbalik. Pergi, angkat kaki dari rumah yang tak bisa ia sebut rumah selama 7 tahun ini.

"Andwae!" Sena dengan cepat mencekal Xiumin, menghalang niat lelaki tersebut untuk pergi. "Oppa tak boleh melakukan ini padaku !"

Suaranya bergetar. Nafas gadis itu tak teratur. Dan rautnya begitu ketakutan. "Oppa tak boleh pergi ! Oppa tak akan bisa pergi !" balasnya posesif. "Selama ini tes DNA mengatakan Sera anak oppa. Jadi, Oppa tak boleh pergi !"

Xiumin mengusap wajahnya lelah dengan tangan lainnya yang bebas. Ia tahu akan seperti ini. Sena tak akan membuat semua ini berjalan dengan tenang.

"Pasti ada kesalahan dari tes itu !"

Ia tarik gadis yang berstatus sebagai istrinya itu mendekat, lalu ditohoknya kedua mata itu. "Entahlah... Kenapa dua tes sebelumnya memiliki hasil seperti itu, dan tes terbaru seperti ini?"

"Kenapa tes DNA yang ku lakukan sebelumnya selalu menyatakan Sera adalah darah dagingku?"

Tatapan mata Sena menggelap. Ada ombak ketakutan yang begitu besar, yang bisa Xiumin telaah dengan gampangnya di sana.

"Aniya... Sera itu anak Oppa !"

Meski begitu, Sena tak ingin menyerah begitu saja. Ia dengan tegas tak mau melepas Xiumin-nya pergi. Xiumin kembali mengusap wajahnya frustasi. "Jebal... Aku mohon kerjasamamu." Teriaknya penuh kesakitan.

"Berhenti mengatakan Sera itu anakku !" Ditepisnya dengan kasar cekalan Sena yang masih bertengger di lengan Xiumin. Membuat gadis itu terpelentang, dan jatuh terduduk ke tanah. Namun, bukannya berhenti, gadis itu malah semakin gencar menghalanginya pergi.

"Aniya ! Andwae ! Oppa tak boleh pergi ! Oppa tak boleh menceraikanku !" tangis Sena penuh rasa frustasi.

"Sena hentikan !" Xiumin berteriak murka melihat Sena yang malah berlutut sembari memegangi kakinya. "Aniya ! Aku tak akan membiarkan Oppa pergi..."

"SENA-"

"-Eomma? Appa?"

Sebuah suara kecil milik seorang gadis, menyelip di antara teriakan pertengkaran itu. Baik Xiumin dan Sena lantas menoleh ke sumber suara dengan kalut. Dan sedetik kemudian, menyesali dengan sangat saat gadis kecil itu harus ikut melihat pemandangan semacam ini.

"Se-Sera..." panggil Xiumin terbata. Pada gadis kecil yang dipenuhi air mata. Juga tengah menatapnya luka.

***

Sasaeng Fans [2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang