Serpihan 3

5.1K 385 53
                                    

Serpihan 3

Kata 'aku mencintaimu' tak kan berarti apa-apa jika tak diucapkan. Dan rasa 'aku mencintaimu' hanya kan jadi kata tak bermakna tanpa adanya suatu tindakan. -Kim Jongin-

***

D-1 Valentine day

Sehun tengah mempersiapkan sebuah prosesi besar. Kejutan menakjubkan yang akan rilis di hari krusialnya peluk cium di tanggal 14 Februari. Dia bukan tipe lelaki romantis yang gila akan prosesi. Dirinya bahkan tak mempersiapkan apapun ketika ulang tahun gadis itu tahun lalu.

Tapi... tidak untuk esok hari. Ia sudah menghantarkan segala sesuatunya dengan sempurna dan terencana. Karena besok, bukan hanya hari bagi para pasangan yang tengah dimabuk asmara. Tapi juga hari terbesar dalam hidup Oh Sehun.

"Haruskah aku beritahu Via mengenai kejutanku ini?"

Ia bertanya pada penasehat pribadinya, dalang dari semua ide gila yang tak pernah mampir di otak sederhana Sehun. Rautnya begitu khawatir, karena gadisnya itu terus saja menggunjingkan tentang 14 Februari padanya.

"Dia tak mengangkat panggilanku atau pun membalas pesanku."

Akibat perintah dari sang penasehat yang ia sewa seharga 500 ribu won itu, ia tak diperbolehkan barang setitik pun membocorkan tentang hal ini. Dan karena itulah Via marah. Karena mengira Sehun benar-benar tak akan peduli padanya.

"Andwae... Jika kau beritahukan semua ini padanya, maka semuanya akan jadi meaningless. Tak berarti sama sekali." jawabnya angkuh. Seangkuh riasan smokey yang menghiasi wajah perempuan tua kisaran 35 tahun.

"Dan jika dia marah padamu... itu malah akan meningkatkan tingkat keberhasilannya." Kakinya terlipat rapi. Pandangan matanya tak lepas dari layar tab 7 inchi di genggamannya.

"Karena saat ia marah, ia tak akan berfikir tentang dirimu yang tengah mempersiapkan prosesi besar." Ia letakkan gadget canggih tadi, lalu beralih memandang Sehun tajam. "Dan DUAR ! Kejutan itu bahkan cukup untuk menampung segelas penuh air mata Via saking terharunya."

"Tanpa kau berusaha lebih keras lagi, gadis itu langsung akan melompat ke pelukanmu dan berteriak 'YES' dengan lantangnya."

Dalam hati Sehun mengiyakan semua itu. Sudah kubilang kan? Ia tak pandai membuat kejutan. Maka pikiran rumit semacam itu tak mungkin sempat hinggap ataupun terencana di otaknya.

"Kau pintar juga..." pujinya singkat.

Gadis itu tersenyum tipis. Tangannya bergerak menyibak rambut coklat panjangnya ke belakang. "Kau sudah membayarku 500 ribu won." Ucapnya, menyiratkan tentang peribahasa 'ada uang ada barang secara tak langsung.

***

Seoul,
D-Day - 17.34

"Hallo... Calon kakak iparku." Tangan Sehun merekah lebar sesaat setelah ia memasuki rumah milik pasangan menikah di hadapannya. Kemunculannya lantas diikuti oleh beberapa orang dengan berbagai bunga, lilin, balon daan peralatan lainnya yang tak dapat dirinci satu persatu.

"Sehun-ah... Ada yang ingin kukatakan kepadamu." Wanita yang seharusnya menjadi salah satu anggota keluarganya itu, maju mendekat. Sembari melempar raut prihatin. Ia kemudian mendekatkan bibirnya ke telinga Sehun dan membisikkan sesuatu di sana.

Perihal fakta bahwa Via tak mandi seharian ini.

Lelaki itu sempat terdiam. Pandangannya kosong pada orang-orang yang lalu lalang di sekitarnya. Namun tak selang berapa lama ia mengulum senyum. "Gwaencanha... Aku menerima apapun bentuknya."

Sasaeng Fans [2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang