Serpihan 31(a)

2.9K 229 33
                                        

Serpihan 31 (a)

Alasan wanita dan pria bertengkar di usianya karena mereka berbicara bahasa yang berbeda. Hatinya tak saling bisa membaca apa yang tersurat maupun tersirat. –Jaesuk-

***

Incheon Airport – 08.59

Sesuai yang sudah direncanakan kedua insan yang baru saja menyelesaikan bulan madunya, Baekhyun dan Taeyeon kembali ke Seoul dengan penerbangan terpisah. Persis sama saat mereka terbang ke Jeju, demi menghindari sorotan media.

Taeyeon yang pertama kali mengambil penerbangan pagi hari, dan suaminya menyusul penerbangan setelahnya. Ia kini tengah berjalan santai menuju parkiran bandara, dimana mobil yang keduanya pakai terparkir.

Tunggu aku dalam mobil, Taenggu-yaaa. Mungkin aku akan sedikit lama menyusulmu. Bogosippeo…

Gadis itu tersenyum tipis kala membaca pesan singkat yang mungkin dikirimkannya saat ia masih dalam pesawat. Dirinya bahkan bisa membayangkan nada manja yang terkirim lewat pesan itu.

“Dasar Byun Baekyung…” gumamnya geli. Mulai terbiasa dengan nama aslinya.

Taeyeon menyimpan ponselnya kembali. Melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti akibat pesan masuk yang muncul tepat setelah ia meghidupkan ponselnya.

Sialnya Taeyeon lupa satu hal. Hari bahagianya sudah berakhir. Mimpi indah semalaman, sudah menemui paginya. Kini, sudah waktunya bagi mereka, kembali ke dunia nyata. Dunia dimana bahkan cara bernafas pun ada yang mengkritikmu.

“Itu Oh Taeyeon!!!”

Sekerumunan orang menghadang jalannya yang hendak menuju tempat parkir bandara. Dan dari ekspresi mereka, juga beberapa tulisan yang mereka bawa, Taeyeon tahu betul apa yang akan terjadi padanya.

Refleks, dirinya menunduk dan memejamkan mata. Siap menerima lemparan dalam bentuk apapun dari mereka. Meski ia belum tahu pasti apa tepatnya yang membuat sekerumunan orang yang menyebut dirinya ‘fans’ itu murka.

Detik berlalu, tapi pikiran buruk yang menghantuinya tak kunjung terjadi. Tak ada telur busuk atau kerikil yang mengenai tubuhnya. Takut-takut ia membuka matanya kembali. Ternyata, sesosok orang tengah berdiri di hadapannya.

“M-m-meimei?” ucapnya lemah.

Gadis pemilik nama Meimei itu hanya tersenyum lemah. Kedua tangannya terentang lebar. Dan gadis yang pernah menyiramnya dengan segelas wine –dulu-, kini dengan berani menghalau semua lemparan itu demi Taeyeon.

Goresan berhias darah di pipi kiri Meimei, membuat Taeyeon terenyuh. Benarkah gadis ini melindunginya? Sasaeng Baekhyun tengah melindunginya sekarang, bukannya ikut melemparinya?

Unnie kau sedang apa??? Cepat pergi…” Meimei berteriak saat wanita itu hanya diam mematung.

“Cepat sebelum kau terkena lemparan!” teriaknya lagi, tak sabaran.

Taeyeon berkedip pelan. Geraknya lamban. Meski begitu, tak lama kemudian Taeyeon mengambil langkah cepat. Pergi dari sana.

***

Seoul – 09.02

Semuanya hancur. Bagai déjà vu, kejadian beberapa tahun silam terulang. Meski banyak yang mulai tak peduli, tetap saja menimbulkan keriuhan yang sama. Juga terpetanya sakit hati yang sama pula.

“Lepaskan!” Hanbyul berteriak geram. “Lepaskan aku!! Lepaskan!”

Dia yang baru saja akan melayangkan protes pada majalah tempatnya bekerja dulu, langsung dihadang oleh sekelompok sekuriti.

Sasaeng Fans [2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang