Serpihan 26

2.8K 246 20
                                        

Serpihan 26

Aku tahu, jika tidak ada ‘Happily ever after’ di dunia nyata. Tapi setidaknya, biarkan aku mencoba. –Shim Yoona-

***

Seoul – 07.20

Kau tak akan tahu bagaimana rasanya dipeluk orang yang kau sayang saat pagi hari…

‘Pasangan one night stand-ku sering memelukku tiap pagi…’

‘Apa mereka yang kau sayang? Kau hanya mencium mereka dengan kasar tanpa perasaan, terus kau tinggal tidur begitu saja… Maksudku, orang yang benar-benar kau sayang. Melihat wajahnya saja kau sudah berdebar melebihi aturan…’

‘Kau sedang pamer karena sehabis melamar Taeyeon ya?’

Chen tersenyum singkat, ketika dirinya tiba-tiba ingat pembicaraan dengan Baekhyun kala itu. Pembicaraan ngelantur ala Baekhyun yang kala itu hatinya sedang berbuncah karena akhirnya –setelah sekian lama- ia berani melamar gadisnya.

Seketika, dirinya tersentil dengan pembicaraan itu. Dan seketika juga ia penasaran. Bagaimana ya rasanya?

Chen menggeleng keras. Mengusir jauh-jauh pemikiran bodoh di pagi secerah ini. Tangannya langsung buru-buru membalik omelet yang hampir hangus. Ia mengacak rambutnya singkat. Mengumpat pada dirinya yang sudah tak fokus di hari yang masih terbilang pagi.

“Uh…” Lelaki itu tercekat. Hampir saja omelet yang tengah dibaliknya jatuh ke bawah, saat tiba-tiba sebuah tangan melingkari tubuhnya dari belakang.

Ia memejamkan mata sejenak. Hatinya berdegub melebihi aturan. Wajahnya memanas dan memerah. Jadi… ini yang dimaksud Baekhyun? Perasaan seperti orang yang tengah terserang demam.

Oppa sedang apa?”

Suara manja itu malah makin membuat Chen gugup setengah mati. Sial! Kemana Chen yang dengan angkuhnya selalu berhasil mengusir pasangan one night stand-nya untuk tak mengganggunya saat tengah membuat sarapan?

Kenapa ia lemah di depan Meimei?

Kenapa?

Sial. Sial. Sial.

“Woah… Sepertinya enak.” Meimei –yang masih memeluknya dari belakang- tiba-tiba bergerak maju. Melengketkan tubuhnya dengan Chen begitu erat.

“Ouh…” Chen seketika limbung. Wajan panas yang tengah dibawanya hampir saja terjatuh mengenai tangannya. Jika saja ia tak bergerak cepat berjalan mundur dan melepas lingkaran tangan Meimei.

“Kau—“ teriakannya terhenti. Jari telunjuknya melayang mengarah pada Meimei. Awalnya ia hendak berteriak marah. Namun dengan cepat tertelan kembali.

“—jangan pernah melakukan hal tadi lagi…” suaranya melemah seketika. “Tanganku bisa melepuh karena kejatuhan wajan. Dan yang lebih parahnya apartemenku bisa terbakar.”

Bagai hewan piaraan yang menurut pada sang majikan, Meimei mengangguk tanpa banyak kata. Chen menghela nafas tak kentara. Lalu kembali melanjutkan rutinitas menggoreng omeletnya –yang kini sudah benar-benar gosong-

“Lalu kapan aku boleh memeluk Oppa?”

“Uh?”

Chen terlonjak kaget dan hampir saja terjatuh ke belakang. Wajah Meimei begitu dekat tiba-tiba muncul di sebelahnya. Dan Chen belum menyiapkan apapun untuk posisi dekat tadi.

“Nanti…” jawabnya cepat, tak ingin berbelit-belit.

Huh… Sepertinya tak mudah punya kekasih seorang sasaeng.

Sasaeng Fans [2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang